Part Seven.

329 29 0
                                    

Kini matahari mulai terlihat di sela-sela jendela membuat pemuda cantik itu bangun dari tidur nya, ia segera mandi bersiap untuk kelas nya di mulai pukul 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini matahari mulai terlihat di sela-sela jendela membuat pemuda cantik itu bangun dari tidur nya, ia segera mandi bersiap untuk kelas nya di mulai pukul 09.00.

07.30 hao sudah meata makanan dengan rapi dan memasak seadanya, setelah selesai dengan kegiatan dapur baru saja hao ingin ke kamar hanbin membangunkan hanbin, jalannya terhenti karena Ricky menelpon.

"Hao, aku di depan rumahmu". Setelah hao mendengar itu, hao langsung bergegas membuka pintu melihat Ricky sudah rapi dengan setelan baju untuk pergi kuliah. "Kau gila sepagi ini kerumahku". Hao melipat kedua tangan di depan dada nya.

"Marah marah saja kau, nanti cepat tua". Ricky langsung masuk dan meletakkan makanan sarapan yang ia beli saat menuju rumah teman kecil nya itu. "Aku baru teringat, hanbin tinggal disini? bagaimana hubunganmu dengannya". Ricky berjalan mengambil piring untuk meletakkan makanan yang ia beli dari luar untuk di makan bersama-sama

"Ya, baik-baik saja". Hao tersenyum tipis

"Aku akan ke kamar nya untuk membawa nya ke sini, sebentar". Hao berdiri menuju kamar hanbin, sesudah di depan kamar hanbin hao langsung membuka kamar hanbin dan terlihat nya hanbin sudah memakai baju rapi dan duduk di kursi roda nya. "kau sudah siap? sarapan dulu aku sudah memasak untukmu". Hanbin mengangguk paham dan tersenyum ke arah sang istri.

"oh, hai hanbin maaf mengganggu waktu mu dan hao, aku disini hanya menumpang sarapan karna dirumah sangat sepi, biasa nya aku sarapan disini". sapa ricky lalu tersenyum menampakkan deretan gigi nya yang rapi, hanbin hanya tersenyum ramah.

Di sela-sela mereka ber tiga makan, sangat hening tanpa pembicaraan apapun di antara mereka ber tiga.

Ricky memecahkan keheningan tersebut dengan memulai obrolan "hanbin, jika kau berkenan menerima bantuan ku ini, aku akan membantumu membawamu ke dokter tulang yang keluarga ku kenal, untuk membantu tulang mu kembali normal, kemungkinan waktu sangat lama tapi berjuanglah agar kaki mu kembali membaik, tenang saja biaya aku yang tanggung". Ricky memandangi hao dan hanbin secara bergantian.

Hanbin yang mendengarnya hanya bengong dan tak bisa berfikir jernih "KAU SERIUS RICKY-AH". hao meninggikan suara nya senang, dan tersenyum lebar menampakkan mata yang juga tersenyum, karena terlalu senang mendengar ucapan Ricky.

"Aku tak bisa menyusahkan mu Ricky, terimakasih atas tawarannya". Ucap hanbin

"Aku akan menerima usulmu, seiring jalannya waktu aku akan mengganti uangmu untuk mengobati hanbin, aku akan mencari kerja paruh waktu lagi". Ucap hao.

Sebelum nya hao juga sudah bekerja paruh waktu tetapi berhenti karena ia mau fokus dahulu ke kuliah nya, tapi kali ini ia harus bekerja keras lagi untuk pengobatan hanbin.

-

Setelah memakirkan mobil, Hao Ricky langsung membantu hanbin turun dan duduk di kursi roda menuju kelas. "Aku akan ke kelas duluan dan mengambil tempat duduk untuk mu, kau antarkan dahulu suami mu". Ricky menepuk punggung hao pelan dan berlari menuju kelas nya.

Setelah beberapa jarak berjalan matthew dan gyuvin segera memanggil hanbin dari jarak yang tak begitu jauh dan juga tak begitu dekat dengan nya

"Hanbin!". Panggil matthew, berlari bersama gyuvin dengan tergesa-gesa.

"halo lagi hao, apakah kamu melihat hanbin kesusahan lagi saat menuju kelas atau bagaimana". Matthew heran, akhir-akhir ini mereka sering bersama entah secara kebetulan atau memang kebetulan.

"dia istriku, wajar dia mengantar suami nya". ucap hanbin dengan muka datar tanpa ekspresi, beda dengan hao yang mata nya melebar dan terlihat tak percaya dengan ucapannya.

"DIA ISTRIMU? KAU SUDAH MENIKAH, KAPAN!". Gyuvin membelakkan mata nya kaget, matthew yang kaget tak bisa berkata-kata lagi

"Sejak kapan? Kau tidak memberitahu kami bahkan kami sahabat mu ckck". Matthew memutar bola mata nya malas, jadi selama ini hanbin menganggap diri nya sahabat atau orang asing benar benar aneh.

Pukul 14.00 hao mendorong kursi roda hanbin masuk ke dalam rumah menuju kamar hanbin untuk mengantarkan pemuda itu untuk beristirahat setelah kelas

"sung hao". Baru saja hao mau beranjak dari kamar hanbin, suara berat nan lembut di telinga nya memanggil nama nya, bahkan pipi nya sudah memerah akibat hanbin memanggil namanya dengan Marga nya bukan dengan Marga keluarga zhang.

"i-iya kenapa". Hao membalikkan badannya dan mendekati hanbin yang sudah duduk di kasur, menolak lupa bahwa hanbin memang bisa semua nya sendiri dengan memanfaatkan kedua tangannya.

"Setelah lulus kuliah 1 tahun lagi, aku akan membawa mu ke Kanada dan aku akan memulai bisnis ku dari kecil disana, kau mau ikut denganku?". Hanbin menatap wajah hao dengan serius dengan penuh harapan jika hao meng iyakan ajakan nya untuk mengikutinya.

"Apapun keputusan mu, kau kan suami ku. aku akan mengikuti semua yang kau usahakan hanbin-ah". Hao tersenyum tulus, bangga karena suami nya tak putus asa lagi karena hidup nya.

"Besok jadwal kau untuk cek tulang kaki mu, setelah pulang kuliah aku akan mengantar mu ya". Hao mengusap tangan hanbin lembut, membuat yang di usap tersenyum lebar.

Setelah merasakan sakit terlebih ia berfikir hidup nya tak berguna kini ia sadar, ia harus berjuang untuk zhang hao atas hidup nya sebagai suami nya, hao sudah bekerja keras untuk nya dan hanbin juga harus bekerja keras agar kaki nya sembuh, supaya usaha hao tidak sia sia, setelah sembuh hanbin berjanji atas diri nya untuk membahagiakan hao dengan cara apapun kecuali kejahatan.

☆☆☆☆☆☆☆☆

☆☆☆☆☆☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
End My Life. [ binhao ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang