Part Twelve.

218 17 5
                                    

Setelah sekian lama tidak menginjak negara kelahirannya sendiri, sebenernya tidak lama cuma menurut hanbin itu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sekian lama tidak menginjak negara kelahirannya sendiri, sebenernya tidak lama cuma menurut hanbin itu lama. Kaki nya yang cacat sudah hampir sepenuhnya sembuh, sudah bisa berjalan namun belum bisa untuk lari apalagi berjalan cepat.

"akhirnya legah, aku ingin langsung pulang pasti orang tua ku merindukan putra kecil nya". gyuvin tersenyum gembira sembari menggalang-goyangkan badannya.

"idih, orang tua mu pasti tidak peduli denganmu mau pulang apa tidak". matthew memutar mata malas. hanbin, hao dan ricky cuma bisa tertawa kecil sama kelakuan teman temannya tersebut.

"aku juga akan pulang duluan ya hao, thanks". ricky langsung masuk ke dalam mobil, sopir pribadi nya sudah menunggu satu jam yang lalu disini.

"mau ku panggilkan taxi hao, hanbin?". tanya matthew, hanbin langsung menggelengkan kepalanya mengatakan "tidak usah, kau duluan saja aku dan hao ingin pulang kerumah lama saja, sembari mencari rumah baru, lagian dekat juga dari sini, kau duluan saja". hanbin tersenyum tipis.

"oke, bye" matthew melambaikan tangan dan pergi membawa koper nya.

-

"bodoh!".

PLAKK

"bagaimana bisa kau lalai dalam pekerjaan mu sebagai CEO anak sialan, kau membuat beberapa produk yang akan ku luncurkan gagal karena kinerja mu yang buruk dan banyak karyawan yang undur diri karena mu". papa sung dengan gemuruh memarahi anaknya, sung taeyoung karena beberapa bulan ini saham perusahaannya sangat menurun dan banyak nya karyawan yang undur diri karena sifat buruk nya, terlebih lagi banyak perusahaan yang bekerja sama dengan sung corp tiba-tiba membatalkan kerja sama karena petinggi nya tidak kompeten dan terlalu santai.

"apa salahku! slalu saja kau menyalahkan ku jika hal seperti ini terjadi". sung taeyoung memgangi pipi nya terasa panas dan perih, tak sekali dua kali tetapi berkali-kali.

"pa, sudah pa". mama sung mendekati anaknya dan membantu nya menjauh dari papa nya karena sudah di ambang emosi yang tinggi.

"kau tidak tahu betapa berharga nya kerja sama bersama F&B Corp, sekarang perusahaan kita sudah di ambang jurang". papa sung mengepalkan tangannya seraya memgang dinding rumah, mama sung bingung mau menanggapi nya seperti apa.

"kenapa sayang? kenapa pipi mu sangat merah". hui yang baru saja datang dari arah pintu masuk kamar melihat taeyoung yang sedang membuka jazz nya dengan brutal dengan rasa kesal taeyoung berjalan ke arah hui dan mencekik leher sang istri

"a ada apa kau mencekikku, uhuk uhuk". hui memegangi lengan taeyoung yang mencekram lengannya sangat kuat membuatnya tak bisa bernafas, setelah beberapa saat akhirnya taeyoung sadar dengan perbuatannya.

-

hari ini hanbin dan hao pergi ke suatu mall untuk mencari jazz baru untuk hanbin, karena besok ia akan datang pertama kali nya ke perusahaannya sendiri di seoul, Korea selatan. jiwoong, yang membantu bisnis hanbin di korea sudah mengabari ke semua rekan team kerja di H&H Corp bahwa CEO utama mereka akan datang dan menetap sebagai CEO utama disana

setelah keliling mencari toko yang ada di mall, akhirnya ketemu dan hanbin membeli beberapa setelan jazz baru. "Nah susah, kau mau kemana sekarang hanbin, mau makan tidak, kau tidak lapar?". hao menoleh ke samping untuk melihat sang suami yang fokus berjalan. "aku lapar, dan ingin ber istirahat karena kaki ku mulai terasa sakit". Hanbin menoleh ke arah hao sambil tersenyum.

"KAKIMU SAKIT? sini aku bantu, pegang pundakku agar kau merasa ringan". hao langsung memindahkan tas belanja ke tangannya dan mempersilahkan hanbin memegang pundaknya, tidak memegang pundak hanbin malah melingkarkan tangan nya kepinggang kecil hao, membuat hao sedikit kaget karena pertama kali nya hanbin melakukan ini apalagi ini di public. jantung hao hampir saja loncat nih.

tak lama berjalan mencari tempat makan yang enak, mata hui tak sengaja menangkap adiknya dan mantan kekasihnya sung hanbin berjalan di mall, hui tentu saja tak sendiri melainkan bersama teman-teman 1 circle nya.

"wah wah, ternyata si cacat sudah bisa berjalan namun tetap saja kaki nya sudah tak normal HA HA HA". hui melipat kedua tangannya di depan dada seraya tertawa bersama teman temannya.

hanbin dan hao hanya terdiam, tak mau menjawab, hao mengelus lengan sang suami agar hanbin tidak menjadi sangat emosi dan membuat keributan di mall.

"sudah lama tak bertemu, melihatmu hao, sepertinya kau sangat miskin ya, baju mu dak sepatu mu sudah jadul dan pakaian suami mu seperti orang kampung, lagian mau apa kalian di mall, oh wow beli baju dari brand mahal, habis mengemis dimana si". hui tertawa mengejek.

"tidak ada urusannya denganmu". hanbin memutar kedua bola mata nya malas, bahkan kalau saja hao tidak menahannya untuk memukul, hanbin ingin memukul hui sampai mampus.

"lagian kenapa jika aku dan hanbin membeli baju brand yang mahal, tidak ada urusannya denganmu hui, sudahlah jangan mengganggu kami, urus saja dirimu". Baru saja hanbin dan hao ingin berjalan, tertahan karena hui mengatakan sesuatu lagi.

"nanti malam datang ke hotel rosien di Jl. Slebew banget, ulang tahun mama jika kau lupa hao, atau kau sudah lupakan kedua orang tua kalian berdua, eh tapi kalian sudah di buang, ups". hui berjalan melewati hanbin dan hao dengan tertawa mengejek.

"tidak perlu datang tidak apa abin, ayo kita cari makan, ayo kita makan sushi, aku ingin sekali". hao tersenyum cerah sambilan menoleh ke arah hanbin "datang saja, oke ayo". hanbin berjalan secara perlahan ke arah tempat makan sushi yang ada di mall.

 hanbin berjalan secara perlahan ke arah tempat makan sushi yang ada di mall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
End My Life. [ binhao ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang