Part Two.

402 34 1
                                    

Pukul 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 09.00 pagi zhang hao sudah siap untuk datang ke kampus tapi tertunda karena mama nya yang menelepon nya sejak tadi untuk secepatnya datang ke rumah sakit di tempat hanbin di rawat, zhang hao bolos karena mama nya kali ini.

"aku sedari tadi menelepon kak hui ataupun mama tapi tidak ada yang angkat telepon ku". ujar hao, dan langsung duduk di kursi tepat di depan ruangan vvip tempat hanbin di rawat inap. "mama tau, kamu pasti juga tau apa yang mama bilang kemarin hao, aku harap kau mengerti perkataan ku. menikahlah dengan hanbin karena kita mempunyai ikatan bisnis dan berjanji untuk bertaut, tolong terimalah itu permintaanku saat ini hao, kali ini jangan menyusahkan ku lagi". ucapan mama hao sangat tegas dan ia tau jika mama nya sangat ingin hui mendapatkan pasangan yang sempurna sedangkan dia? tidak ada yang peduli dengannya aku hanya kutu buku keluarga zhang.

"tolong terimalah permintaan mama hao". hui meninggalkan hao yang sedang melihat hanbin yang terbaring dengan selang infus dan monitor yang berbunyi, terasa sunyi dan hampa terasa, ia berfikir bagaimana bisa hui yang selama ini slalu bersama hanbin pergi hanya karena hanbin sakit dan cacat? sungguh perilaku buruk.

Sudah pukul 10.30 zhang hao belum beranjak dari tempat duduknya di samping hanbin sambil berfikir apa keputusan yang tepat untuk ini, tentu hao tidak mencintai hanbin bagaimana bisa orang tua nya membuat hao menikahi pria yang tak mencintai nya dan juga sebaliknya, sungguh menyebalkan.

Jejari hanbin mulai bergerak satu persatu, hao yang menyadari hal tersebut langsung berdiri dan memegangi jari jemari hanbin yang pucat dan agak dingin "bin? apa yang kamu rasakan, apakah kamu mendengarku? hanbin..". ucapnya cemas karena hanbin membuka matanya tapi tidak berkedip sama sekali. "aku akan memanggil perawat, tunggulah". hao bergegas mencari perawat untuk memeriksa hanbin

"bagaimana keadaannya?". mama sung baru datang karena ada urusan mendadak dirumah, ia merasa senang sekaligus sedih karena anaknya yang malang terluka dan terbaring di ranjang yang dingin dan sunyi.

"nak hao..". panggil mama sung, ia tahu dan melihat pemuda itu adalah zhang hao, adik nya zhang hui. "iya, ada apa tante ada yang bisa hao bantu?". hao langsung berdiri dari tempat duduknya karena merasa tertanggal dan terasa tak sopan jika tidak langsung berdiri.

"nak.. terimalah hanbin dalam hidupmu, aku tau kamu berat untuk menerima hanbin, tapi aku takut jika ia merasa sendiri dan melakukan hal aneh, hanbin sangat lah mudah stres dan kepikiran apapun masalah nya, nak.. aku yakin kamu bisa membantu hanbin untuk pulih, aku percaya padamu. aku juga tau kamu anak yang rajin dan pintar, aku ingin cerita sedikit kepadamu, aku sedih karena hanbin akan di gantikan warisannya oleh kakaknya, ia pasti tidak akan menerima sepeser pun uang dari papa nya, tapi aku akan sebisa mungkin membantu mu di ekonomi dan uang". mama sung tak sadar bahwa ia tengah menangis karena tau apa nasib hanbin kedepannya, mama sung menggenggam tangan hao dengan tulus tanda bahwa itu adalah permohonan.

"baiklah.. aku akan menerima nya tante, aku juga akan berusaha membuka hatiku untuk hanbin". hao tersenyum dan memeluk mama sung agar merasa tenang.

-

"YAK, kau dari mana saja bodoh, kau bolos kuliah?????!!!!". Ricky mendekati zhang hao yang sedang membereskan buku-buku yang berantakan di atas meja. "kenapa kau berisik sekali, pulanglah nanti mama mu akan mencari mu lagi dan jangan membuat onar ricky". hao memutar mata malas melihat sahabat dekatnya sangatlah rewel dan berisik.

"aku akan pulang, jangan lupa kerjakan rangkuman besok dosen akan menagihnya". Ricky langsung menaikki motor yang ia bawa setiap hari "bye bye, jangan terlalu banyak pikiran aku tau kamu banyak pikiran soal keluarga mu, aku meletakkan susu low fat di kulkas, dari mama ku oke kau harus minum biar tinggi, HAHAHAH". Ricky menjalankan motor nya setelah tertawa terbahak-bahak karena membahas tinggi badan nya, sungguh hao sangat emosi jika ada yang membahas soal tinggi badan "YAK! sialan kau". hao berteriak di saat Ricky sudah menghilang kan jejak motor nya di balik gerbang.

☆☆☆☆☆☆☆

☆☆☆☆☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
End My Life. [ binhao ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang