"🌷。๑୧⍤⃝📜⊰⊹Chp 7"

405 50 5
                                    

Hello guys






Kini Ayanokouji dan (Name) sedang mengikuti Chabasira-sensei. Mereka berdua ingin membeli satu poin nilai untuk sudo dengan Asumsi  kalau apapun bisa dibeli dengan point mereka maka seharusnya mereka bisa membeli nilai, agar Sudo tidak dikeluarkan dari sekolah.

Diperjalanan mereka sedikit heran karena Lorong yang mereka lewati menuju ke arah rooftop.
 
 
 
Diatas ternyata guru itu tengah merokok. Sebelum mendekati Chabasira (name) menghela nafas, “Sepertinya aku harus mengeluarkan sedikit poinku.”

Sesaat menghembuskan asap rokoknya guru itu menyadari keberadaan kalian, “Ada apa?” ucapnya dengan mata terpejam. Tanpa berbalik dia sudah tau siapa yang ada dibelakang  dirinya.

  
 
“Pelajaran sebentar lagi akan dimulai” sambungnya. Ayanokouji dan (name) berdiri tidak jauh dari Chabasira. Memasukkan tangan kesakunya Ayanokuoji berucap “Sensei, bolehkah aku mengatakan sesuatu?”
“Bertanya?”
 
 
“Menurut Anda, Jepang saat ini masyarakatnya bersikiap adil?”

Chabashira menyeringai mendengar ucapan Ayanokouji,”Pertanyaan yang menarik. Apa gunanya aku menjawab itu?” Nampaknya guru itu tidak tertarik dengan obrolan pemuda itu. Kemudian (Name) menyela, “Ini penting. Bisa tolong jawab?”

Yah mau tak mau dirinya harus menjawab, “Menurut pandanganku tentu saja tidak adil. Sedikitpun” begitu jawabannya. (Name) sudah menduga itulah jawabannya. Sejujurnya (Name) juga turut merasakan ketidakadilan itu. Tapi inti dari pertanyaan itu bukanlah ini.

Ayanokouji Kembali menimpali, “Aku setuju. Keadilan hanyalah dusta. Tapi kita, manusia adalah makhluk yang berakal.”

“Apa maksudmu?”

“Maksudku, aturan memerlukan penerapan yang adil.” Sambung Ayanokouji.
Chabasira Kembali menaikan sudut bibirnya, sepertinya niat mereka berdua mengikutinya kesini sedikit bisa ditebaknya, “Oh? Jadi apa mau kalian berdua?”
 

 

“jual satu nilai Bahasa Inggris Sudo pada kami.” Kali ini (Name) yang menjawab. Mendengar permintaan itu Chabasira tertawa. “Kalian berdua ini menarik sekali ya. Tidak kusangka kau mau membeli nilai dariku.”
  
 

“Bukannya di hari pertama masuk sekolah Anda mengatakan, ‘Untuk belanja, gunakan poin sekolah yang kalian miliki. Disekolah ini, kalian bisa membeli segalanya dengan poin.” Jawab (Name)

Okey Chabasira memang mengatakan hal itu, tapi (Name) Kembali menjawab.  “Aturan harus diterapkan secara adil bahkan pada UTS kali ini.”
 
 

“Begitu, ya. Pemikiranmu memang masuk akal. Tapi bukan berarti kau mampu membelinya.”

“Berapa harganya?”

“Berapa ya? Kalau bisa membayar 10.000 poin sekarang, aku akan menjualnya padamu.”
  
  .
Sepuluh ribu poin hanya untuk satu nilai? Yang benar saja. Jujur saja (Name) sangat keberatan dengan pertukaran ini. Tapi masuk akal karena satu poin ini nanti bisa menyelamatkan Sudo. (Name) menggertakan giginya kesal. Dia pastikan Sudo harus mengganti poinnya nanti.
 

“Ibu ini usil, ya”, Sepertinya Ayanokouji juga berpikiran demikian lagipula 10.000 poin bukanlah jumlah yang sedikit.

Chabasira menaikkan sudut bibirnya, “Itu juga termasuk peraturan juga.”
 
 

‘Yah setidaknya Aku dan Kouji pun masing masing akan membayar 5.000 poin, seandainya ada satu orang lagi.’ (Name) memasang raut wajah berpikir. Sementara Ayanokouji juga masih menimang-nimang keputusan ini.

“Saya akan membayarnya juga.” Datang lagi satu orang siswa. Sedari tadi dirinya juga ikut menguping pembicaraan  mereka dari belakang. Dengan begini (Name) tidak terlalu keberatan mengeluarkan poinnya.

Backstreet! Ayanokouji ft. ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang