Lagi-lagi Bani Israil melakukan kezaliman

14 1 0
                                    

Setelah Allah SWT memudahkan segala urusan mereka dengan memberikan mereka manna dan salwa dan memerintahkan memasuki sebuah kota, Bani Israil malah melakukan kezaliman lagi. Allah SWT memaparkan fakta ini di ayat 59 surat Al-Baqarah yang berbunyi, 'Maka telah mengubah orang-orang yang zalim perkataan selain yang telah dikatakan bagi mereka maka kami telah menurunkan atas orang-orang yang zalim suatu hukuman dari langit dengan apa yang mereka berbuat fasik'.

Frasa 'orang-orang yang zalim' merujuk pada siapa? Tidak dijelaskan siapa yang didefinisikan orang-orang yang zalim tapi pastinya orang-orang yang zalim mengubah perkataan yang mestinya dikatakan di ayat sebelumnya yaitu 'ampuni' menjadi suatu perkataan yang lain. Mengapa mereka melakukannya? Semata karena menganggap perintah Allah SWT ada sebuah olok-olokan.

Berapa banyak manusia di zaman ini menganggap perintah Allah SWT sebuah olok-olokan? Banyak. Tapi kita juga tetap harus menelaah terlebih dahulu, apakah suatu yang dikatakan harus kita kerjakan, benar-benar perintah dari Allah SWT atau hanya sebuah rekayasa orang yang menganggap dirinya wakil Tuhan? Karena di zaman ini begitu banyak orang yang membuat bid'ah--aturan-aturan yang dianggap perintah Allah SWT padahal buatan manusia sendiri. Inilah bedanya zaman kita dengan zaman para nabi dan rasul. Tapi jelas kita harus bisa membedakan mana perintah Allah SWT dan mana bid'ah. Hal yang tidak tertera dengan jelas di dalam Al-Quran bisa kita sebut bid'ah.

Atas perbuatan fasik mereka, Allah SWT menurunkan suatu hukuman dari langit. Apa korelasinya kefasikan dengan kezaliman? Kita bisa menyimpulkan bahwa kezaliman itu sebuah perilaku buruk yang umum dan merusak diri mereka sendiri. Sedangkan kefasikan adalah salah satu perilaku kezaliman. Kita telah memahami bahwa ada 3 perbuatan fasik yang Allah SWT paparkan di ayat 27 surat Al-Baqarah. Perbuatan fasik yang manakah yang dilakukan Bani Israil di ayat ini? Apakah melanggar perjanjian Allah SWT setelah teguhnya, memutuskan apa yang diperintahkan untuk disambungkan atau berbuat kerusakan di bumi? Perbuatan mengatakan selain apa yang diperintahkan untuk dikatakan kita kategorikan termasuk kefasikan yang kedua yaitu memutuskan apa yang diperintahkan untuk disambungkan. Hah? Mengapa begitu? Karena ciri perbuatan fasik tentu ciri yang umum. Pada ayat 59 ini pada intinya kefasikan yang dilakukan Bani Israil adalah mengubah perkataan selain dari yang diperintahkan. Perbuatan ini senada dengan ciri perbuatan fasik yang kedua walaupun tidak sama persis.

Pada ayat ini terdapat pemaparan bahwa orang-orang yang zalim diturunkan suatu hukuman dari langit. Hal yang menarik adalah penggunaan kata 'diturunkan' yang kita tahu sebelumnya digunakan merujuk pada kitab dan rejeki. Ternyata langit tidak hanya muara sebuah kebaikan tapi juga keburukan atau hukuman. Kata 'hukuman' baru muncul di ayat ini. Sebelumnya kata yang digunakan untuk sejenis hukuman adalah azab. Untuk mengetahui perbedaan dari keduanya kita harus terus menelaah ayat-ayat selanjutnya.

Jika kita mengaitkan dengan ayat 58, kita bisa menyimpulkan kefasikan dan kezaliman adalah lawan dari kebaikan atau perbuatan ihsan. Jika perbuatan baik bisa membuat dosa kita diampuni maka perbuatan fasik ataupun kezaliman adalah sebuah perbuatan yang dikategorikan dosa. Itulah yang dilakukan Bani Israil setelah dipersilahkan masuk ke suatu kota. Bukannya mereka bersyukur malah kemudian berbuat kezaliman lagi. 

Perjalanan Menapaki Al-Quran 3Where stories live. Discover now