6th Sense

824 38 2
                                    

"Dek buka gerbangnya gih, kita udah sampe." pinta Mahen kepada sang adik yang sepertinya tak mendengarkan.

"Dek?" tegur Mahen sekali lagi. Ia sudah tahu tabiat adiknya yang sering melamun ini.

"Hah!? Sampe? Bentar," akhirnya sang adik tersadar dari lamunannya dan langsung turun dari mobil untuk membuka gerbang.

Setelah memastikan mobil yang dikendarai sang kakak masuk kedalam garasi dengan aman, Jenora hendak menutup gerbang kembali namun sesuatu diseberang jalan menyita perhatiannya. Ia sejenak memperhatikan seseorang? Yang juga menatap kearahnya, hendak ingin bertanya sang kakak sudah terlebih dahulu bersuara.

"Dek ayo masuk! Itu juga gerbangnya kenapa belum ditutup?" tanya Mahendra yang sudah berada didepan pintu kediaman mereka.

Jenora yang mendengar ucapan sang kakak menoleh sejenak dan mengangguk lalu mengembalikan atensinya kepada jalanan yang sepi.

"Loh? Tante tadi ilang?" tanya Jenora pada dirinya sendiri. Ia kemudian mengangkat bahu acuh dan kembali menutup gerbang yang sempat tertunda.

Tapi siapa sangka? Saat Jenora berbalik ia langsung disuguhkan penampakan wanita berwajah hancur penuh darah dengan mulut terbuka yang mengeluarkan bau amis menyengat berdiri tepat 5cm didepan wajahnya.

"Kamu bisa lihat saya?"

"AAAAAAAAAAAAA!!!!"

"ADEK!!"

*  *  *

"Adek harus selalu inget bubu, ayah sama abang oke? "

#Jayendra Maza Aldebaran

"Adek tau gak? Malam itu menakutkan bukan? Tapi dibalik itu semua ada bintang dan bulan yang bersinar dengan indah"

#Theora Athaya Aldebaran

"Adek itu kesayangan abang, jadi kalo ade sakit abang bakal lebih sakit"

#Mahendra Ragnara Aldebaran

"Aku liat kenapa kalian gak liat?"

#Jenora Elvana Aldebaran

"Ternyata dengan kita mengakhiri hidup belum tentu masalah akan terselesaikan"

#?

To be continued.....

Finally my first story update!! Moga suka...

6th SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang