02

454 29 5
                                    

Double up
Gak suka skip!!

Enjoy~~

###

Sekitar pukul 01.30 Theo terusik dari tidurnya ketika mendengar suara tangisan bayi yang tidak lain Jenora putra bungsunya.

Dengan masih setengah sadar Theo mencoba bangkit dan menghampiri box si kecil yang berada disamping Jay. Namun Theo dibuat bingung ketika tidak mendapati Jenora disana.

Ini aneh, jelas sekali Theo ingat Jay yang meletakan bayi mereka tadi sore disini. Bahkan karena terlalu lelah mereka sampai melewatkan makan malam.

"Apa mungkin dikamar ibu?" begitu pikir Theo. Si cantik itu pun segera keluar dari kamar miliknya dan langsung berjalan ke lantai saty, tempat kamar orangtuanya berada.

Baru beberapa anak tangga dituruni, Theo kembali mendengar tangisan si bungsu dari arah ruang keluarga tapi tidak lama kemudian suara tawa lah yang kini terdengar, tapi ini bukan suara bayi.

Theo dengan cepat menuruni tangga untuk memastikan siapa yang bersama putranya. Karena ia tahu betul, dirumah ini tidak ada seorang wanita.

"Jenora!" panggil Theo panik setelah sampai diruang keluarga.

Theo tertegun melihat pemandangan didepannya. Bagaimana tidak? Bayinya... bayinya Jenora digendong oleh seorang wanita berpakaian gaun putih lusuh dengan bercak darah tercetak dibeberapa tempat, rambut hitam panjang yang kusut dan jemari dihiasi kuku panjang yang terus mengelus pipi putranya yang masih menangis.

Ya, saat ini Jenora tengah berada di gendongan sosok astral yang tengah duduk di salah satu sofa ruang keluarga. Tubuh Theo rasanya membeku, tenggorokannya bahkan enggan untuk mengeluarkan suara. Ingin rasanya ia berlari dan merebut bayinya dari wanita yang membelakanginya itu, tapi tubuhnya menolak.

Dirasa ada seseorang dibelakangnya sosok itupun menoleh dan tersenyum lebar kearah Theo. Sementara Theo semakin dibuat ketakutan setelah melihat wajah sosok itu. Wajah pucat, mata hitam legam, serta mulut sobek yang semakin lebar ketika tersenyum.

"Anak kamu tampan ya? Saya suka.... khekhekhe..."

"MAAAASSSSS!!!!"

Brugh....

Dan malam itu diakhiri dengan Theo yang tak kuat mempertahankan kesadarannya dan berakhir pingsan.

###

Pagi harinya Theo langsung terserang demam tinggi, Jay tentu khawatir sekaligus bingung. Apa yang sebenernya terjadi pada istrinya semalam.

Ah dan tentang semalam, semua penghuni rumah dibuat terkejut dengan teriakan Theo, bahkan si sulung Mahen pun ikut terbangun walau dalam sekejap kembali terlelap dengan sendirinya.

Jay serta kedua mertuanya segera menghampiri sumber suara. Dan lagi mereka dibuat terkejut ketika mendapati Theo yang pingsan dengan bayi Jenora disampingnya yang masih menangis.

"Astaga Theora!!" histeris Bian ketika melihat kondisi sang putra.

Jay segera mengangkat tubuh sang istri, disusul Cakra yang menggendong si kecil. Malam tadi pun berakhir dengan kepanikan.

###

"Mas... Jenora mas...." lirih Theo ketika sang suami mengganti kompres didahinya.

"Lagi sama mama sayang, kenapa? Mau ketemu hm?" tanya Jay lembut yang dibalas anggukan lemah dari sang empu.

Jay pun keluar meninggalkan sang istri sejenak untuk membawa si bungsu.

"Tuh sayang, bubu mau liat kamu katanya," Jay datang dengan si bungsu yang sudah berada di gendongannya. Theo yang melihat itu pun segera mendudukan diri, tidak lupa menyimpan kain kompres didahinya kedalam baskom diatas nakas.

6th SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang