2. Si genit Gemma

20 3 0
                                    

Nadine berjalan di koridor menuju ruang osis. Dia berniat mengajak Melvin untuk makan bersama di kantin. Sesekali dia membalas sapaan para siswa yang berpapasan. Dikenal dengan seseorang yang feminim membuat Nadine harus selalu menjaga sikap.

Di depan ruang osis Nadine bertemu dengan Bela yang merupakan anggota osis.

"Bel, Melvin ada di dalam?" tanya Nadine dengan senyum khas.

"Iya. Masuk aja, Din."

"Nggak ganggu kalau gue masuk?"

"Nggak. Cuma ada Melvin aja. Yang lain udah pada istirahat."

Nadine mengangguk lalu dia masuk ke ruang osis.

Nadine terpesona melihat Melvin yang sedang sibuk berkutat dengan laptop di pangkuannya. Terlihat berwibawa. Dia berjalan mendekat.

"Sibuk banget ya, pak?"

Melvin menoleh. "Sejak kapan disini? kok aku nggak sadar?"

"Baru aja kok."

Melvin meletakkan laptop di atas meja. Dia menepuk kursi di sebelahnya. "Duduk sini, sayang."

Nadine menurut. "Yang lain udah istirahat kok kamu belum? emang nggak lapar?"

"Lapar sih. Tapi aku lagi males makan."

"Loh kenapa? bosen ya makan di kantin?"

"Iya. Pinginnya makan kamu aja."

Nadine mengerutkan dahi. Tidak paham dengan perkataan Melvin.

"Makan aku? Apanya yang mau dimakan coba?"

Melvin mulai mendekatkan wajah. Sedangkan Nadine masih menunggu jawaban.

Semakin dekat, Nadine mulai menjauhkan wajah. "Vin, kamu mau apa?"

"Mau makan kamu."

Sedikit lagi bibir Melvin menempel di bibir Nadine.

"Nggak lucu sumpah, Vin." Nadine mendorong pelan wajah Melvin. Sekarang Nadine tau maksud dari perkataan itu.

"Hahaha, becanda sayang. Nggak usah takut gitu."

"Ih nyebelin."

"Maaf ya udah bikin kamu takut. Aku sayang kamu."

"Aku juga sayang sama kamu. Tapi jangan bikin aku takut lagi!"

"Iya cantik. Yuk ke kantin!"

"Tugas kamu nggak apa-apa ditinggal?"

"Bisa dilanjut nanti."

"Ya udah ayo!"

Melvin membuka pintu. Nadine melihat Bela masih ada di depan ruang osis. Tak lupa mereka berpamitan.

***

Perut Nadja sudah keroncongan dari tadi. Tenaganya terkuras habis karena membersihkan toilet. Harusnya dia tidak perlu repot-repot begini. Toh Melvin juga tidak mengawasinya tadi.

Dengan lesu Nadja berjalan menuju kantin. Dia sedikit was-was akan melewati koridor yang ramai siswa berandal. Sayangnya tidak ada jalan lain. Bukannya Nadja takut, dia cuma malas berurusan dengan mereka.

"Wih ada bule nih!" ucap siswa dengan gaya rambut mullet. Dia bernama Lucki.

"Biasanya yang bule tuh dalemnya pink-pink enak gitu," sahut siswa dengan tindik di telinga kanan. Dia bernama Owen.

"HAHAHA..." gelak tawa siswa yang lain.

Bangsat! umpat Nadja dalam hati.

Tangan Nadja dicekal Owen. "Buru-buru amat, mau kemana sih? mending gabung sama kita dijamin bakal seru abizzz."

Nadine & NadjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang