12. Welcome back Nadja

8 0 0
                                    

"Nanti malam papa berangkat ke luar negri." Heidar gabung ke meja makan.

"Yah padahal baru berapa hari papa di rumah," jawab Nadja sambil mengoles selai coklat ke roti tawar.

"Kerjaan papa banyak disana. Ada meeting penting juga besok," jelas Heidar.

"Yang penting papa jaga kesehatan, makan yang bergizi, istirahat yang cukup," ucap Nadine.

Heidar tersenyum senang. Sifat lembut Nadine sangat mirip dengan mendiang Galeya. Heidar jadi rindu. Dia akan ke makam nanti sore sebelum berangkat.

***

Nadja dan Nadine keluar dari mobil yang sudah terparkir di SMA GARUDA. Mereka jalan beriringan menuju kelas. Hari ini Nadja sudah kembali sekolah. Rasanya Nadja kangen sekali sama Pak Botak. Dia akan menghampirinya nanti.

"Jangan cari masalah lagi, Nad. Ingat kemarin lo baru diskors, bisa jadi nanti lo di keluarin kalo cari masalah terus." Nadine sepertinya bisa membaca pikiran Nadja.

"Lihat aja nanti," jawab Nadja.

Di koridor mereka berpapasan dengan Melvin. Nadine langsung mengalihkan pandangan saat matanya bertemu dengan mata Melvin. Nadine masih merasa kecewa.

Melvin hendak menghampiri Nadine. Dia berniat meminta maaf atas perlakuan kemarin yang kasar. Dia berhenti di depan Nadine.

"Din, aku mau bicara sama kamu."

"Aku mau ke kelas."

"Kita bicara dulu, ya."

"Nggak ada yang perlu dibicarain. Awas!" Nadine sedikit mendorong bahu Melvin.

Sebelum jauh, Melvin mencekal tangan Nadine. "Gue minta maaf, Din."

"Lepas!" Nadine memberontak namun Melvin malah semakin kuat.

"Kita selesaiin dulu masalah kemarin."

"Sakit. Lepasin tangan gue, Melvin!"

Nadja membantu Nadine melepas cekalan tangan Melvin. "Lepasin, anjing!"

Nadine mengusap-usap pergelangan tangan setelah berhasil terlepas. Lalu dia langsung pergi ke kelas.

"Gue udah pernah peringatin lo jangan macem-macem sama Nadine. Sekali lagi gue lihat lo sakitin dia, habis lo sama gue!"

Nadja pergi menyusul Nadine ke kelas. Nadja tidak suka dengan Melvin.

XI IPA 2

Saat sampai di kelas, Nadja disambut heboh oleh Gemma.

"OH MY GOD, DARLING!"

"WELCOME BACK NADJA HANINDHYA WANITA CANTIK JELITA IDAMAN SEMUA PRIA ULALA."

"Kecuali lo kan, Gem? lo kan bukan pria," celetuk Maudy.

Beberapa teman kelas tertawa mendengarnya.

"Gue pria! tapi pria manjahhh." Gemma terlihat sangat centil membuat beberapa siswa bergidik ngeri.

"Hiihhh, jijik gue, Gem!" Maudy menimpuk kepala Gemma dengan buku.

"Hahaha, kalau mau manja jangan disini, Gem. Nanti di tempat boxing aja. Itu kan surga lo?" Nadja duduk di kursi.

"Mau, mau, mau! kapan lo kesana lagi?" Gemma sangat antusias.

"Nanti pulang sekolah," jawab Nadja.

"Gue ikut. Pokoknya ikut titik tanpa koma!"

Lagi-lagi Maudy menimpuk kepala Gemma. "Lebay amat sih lo!"

"Syirik aja lo!" Gemma melayangkan tatapan tajam.

"Dih, siapa juga yang syirik sama cowok jelly kayak lo!" sedikit kasar memang, tapi Maudy hanya bercanda dan Gemma pun tau itu.

"Lo cewek permen kayu. Keras!" balas Gemma.

"Masih mending permen kayu rasanya manis."

"Nggak kok. Ada juga yang pahit."

"Tapi gue yang manis." Maudy menjulurkan lidah di depan Gemma.

Melihat akan ada perdebatan panjang, Nadine menengahi mereka. "Udah, Mod. Duduk aja sini!" Nadine menepuk kursi di sebelahnya.

Tanpa mereka ketahui, di kursi Alejeandra dari tadi menyimak pembicaraan mereka. Alejeandra cukup terhibur masuk kelas ini. Apalagi ada Gemma yang menurutnya unik, ada Maudy yang pemarah, ada Nadja yang suka cari masalah, dan ada Nadine sebagai penengah. Menurut Alejeandra kombinasi pertemanan yang pas.

Seulas senyum terbit di bibir Alejeandra saat menatap Nadine. Tipe idaman Alejeandra. Melihat wajah Nadine saja sudah membuat Alejeandra merasa tenang. Saat Nadine menoleh ke arahnya, Alejeandra langsung kembali pakem dan pura-pura menatap sekitar kelas.

***

Nadine di perintah Bu Yasmin untuk mengumpulkan tugas ke Ruang Guru. Dia berjalan sendiri di koridor. Tadi Maudy sudah menawarkan diri untuk menemani tapi Nadine menolaknya. Nadine memeluk tumpukan buku tugas itu. Sesekali membalas sapaan siswa yang berpapasan dengannya. Suasana di luar kelas sepi karena memang masih jam pelajaran berlangsung.

Nadine merasa ada yang mengikuti langkahnya. Dia berhenti dan menoleh ke belakang tidak ada siapa-siapa. Atau mungkin cuma perasaan Nadine saja?

Nadine melanjutkan perjalanannya sebentar lagi dia sampai di Ruang Guru. Dia kembali menoleh ke belakang dan memang tidak ada siapa-siapa. Saat sampai Nadine mengetuk pintu terlebih dahulu, lalu masuk menuju meja Bu Yasmin.

Bu Yasmin tidak ada disini jadi Nadine langsung menaruh buku tugas di atas meja. Nadine hendak kembali ke kelas namun ada yang memanggilnya membuat dia berhenti.

"Nadine."

"Iya Pak Budiman ada apa?" balas Nadine dengan sopan.

"Kebetulan ada kamu disini. Bapak minta tolong panggilin Melvin suruh ke Ruang BK ada yang mau bapak obrolin."

"Ee, iya pak kalau gitu saya langsung panggil Melvin. Permisi, pak." Nadine terpaksa menyunggingkan senyum.

Dalam hati Nadine ngedumel. Kenapa harus dia yang disuruh? kenapa nggak Pak Budiman sendiri yang panggil? atau kalau misal malas bisa telfon kan? atau apa kek! dasar Pak Botak tidak tau aja hubungannya dengan Melvin sedang tidak baik. Baru kali ini Nadine tidak ikhlas membantu seseorang.

Tapi Nadine tetap menjalankan amanah. Dia berjalan menuju kelas Melvin. Matanya menangkap seseorang yang bisa dimanfaatkan.

"Bella," panggil Nadine.

Sang empu yang dipanggil menoleh. "Eh Nadine ada apa?"

Nadine berlari kecil menghampiri Bella. "Kelas lo sama kelas Melvin sebelahan kan? gue minta tolong sampaiin ke Melvin di suruh Pak Budiman ke Ruang BK. Ada yang mau dibicariin katanya."

"Loh kenapa nggak lo aja yang manggil. Sekalian kan bisa ketemu."

"Ee, g-gue lagi buru-buru sebentar lagi ada ulangan harian jadi harus segera kembali ke kelas."

"Oh gitu, ya udah nanti gue sampaiin ke Melvin."

"Makasih ya, Bella. Gue balik kelas dulu."

Bella menatap punggung Nadine yang semakin menjauh. Senyuman terbit di bibir Bella. Dia tau Nadine berbohong.

***

Yuhuuu...

Jangan lupa vote dan komennya teman-teman❤️

Nadine & NadjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang