bab 10

18 2 0
                                    

Raesa terbangun dari tidur nya dan menatap keselilingnya kamar ini terlihat asing baginya dan kenapa ruangan ini dominan warna abu putih seingatnya kamar nya berwarna hijau muda dan putih.

Lalu dia terduduk di pinggir kasur yang empuk itu.

Cklek

Pintu kamar itu terbuka.

"Lo udah bangun ya ayo turun kebawah kita makan malem udah gw pesenin" itu Angkasa sekarang Raesa berada di kamar cowo itu entah bagaimana caranya.

"Gw kenapa bisa di sini perasaan tadi ga disini deh, Atau jangan jangan lo mau nyulik gw lagi ngaku ga lo!" tuduh Raesa dengan menatap Angkasa penuh curiga.

"Ck udah gausah ngomel mulu ayo kebawah kita makan dulu" lalu Angkasa menutup pintu kamar dan meninggalkan Raesa.

"Tadi aja di sekolah nyuapin gw sok romantis, Tapi di sini sok cuek apaan" Raesa bangkit dari duduk nya dan keluar kamar menuruni tangga rumah itu.

Rumah yang di tempati oleh Angkasa begitu sangat besar walaupun tak sebesar rumah nya walaupun rumah itu terlihat sederhana rumah itu sangat elegan seperti istana kerajaan.

"Duduk sa makan"

"Iya sebentar" Raesa berjalan menuju ruang makan yang ada di rumah itu.

Mereka makan dengan khidmat tampa mengeluarkan suara sedikit pun.

Raesa makan dengan melihat lihat sekeliling ruangan itu, Ruang makan di rumah itu terhubung langsung dengan ruang tamu tak begitu jauh.

Saat melihat lihat ruangan itu Raesa tak sengaja melihat foto dengan ukuran yang lumayan besar, Di foto itu terdapat empat orang terlihat ada sepasang suami istri dan dua anak remaja di samping sepasang suami istri itu. Di samping kiri wanita itu terdapat seorang anak gadis dengan rambut hitam pekat dengan tatapan datar dan di sebelah kanan wanita itu terdapat suami nya lalu di samping pria itu ada seorang anak lelaki dengan tatapan yang tak kalah datar dari anak perempuan itu.

Ketika melihat foto itu kepala raesa sangat sakit seolah olah di hantam oleh bebatuan yang sangat besar, Benar benar sakit. Saat Raesa hampir kehilangan kesadarannya samar samar dia melihat ada potongan potongan memori kenangan masa kecil entah milik siapa memori itu. Memori itu terus terlintas di kepalanya. ada apa dengan nya saat ini?

"Sa? Ko kenapa, Lo gapapa kan?" Angkasa panik saat itu tetapi Raesa tetap memegangi kepalanya yang sangat sakit benar benar sakit.

Raesa berusaha menghilang kan rasa sakit itu setelah itu rasa sakit yang menghantam kepalanya perlahan hilang.

Raesa termenung memori apa itu, Seorang gadis kecil dengan kedua temannya.

Yang dilihat Raesa adalah dua anak remaja sedang mengucap kan salam perpisahan kepasa satu teman nya di karenakan dia dan saudara nya akan pindah keluar negri untuk ikut ayah dan ibu nya bekerja di sana. Awalnya salah satu anak perempuan menolak temannya untuk pindah keluar negri bersama orang tuanya, Namun karna janji yang di berikan temannya dia percaya bahwa temannya akan kembali jika orang tua mereka sudah menyelesaikan pekerjaan mereka di sana.

"Sa? Are you oke? Ada yang sakit mau kerumah sakit aja ngga" Angkasa bertanya kepada Raesa dia benar benar panik sekarang lalu raesa menjawab "Ah.. Gw oke sa cuma gw sedikit pusing tiba tiba"

"Lo ada alergi makanan? Gw salah beli makanan ya maaf gw gatau"

"Eh engga engga gw ga ada alergi makanan kok, Gw pusing karena.. Gw liat foto itu" Raesa menunjuk foto yang berada di ruang tamu yang di lihat nya tadi.

"Gw gatau kenapa tiba tiba pusing waktu liat foto itu dan tiba tiba ada sebuah ingatan memori tapi yang jelas di situ ada dua anak yang lagi ngucapin salam perpisahan ke salah satu temannya, Tapi temannya ini menolak buat dia dan saudara nya pergi" Raesa menjelaskan apa yang muncul di kepala nya saat ia merasakan pusing yang ia hadapi tadi.

Love ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang