Bab 25

8 2 0
                                    

Raesa menatap sendu ponsel nya itu, ada apa ini? Apakah diri nya masih tertidur di kamarnya kenapa ponselnya menampilkan sebuah—chat nomor tak di kenal dan mengaku ngaku sebagai ayahnya? Bukannya ayahnya sudah lama meninggalkannya..

Raesa terus menatap ponsel nya itu haruskah dia membalas pesan nomor tak di kenal itu, apakah benar itu ayahnya? Tapi bagaimana bisa?

Raesa mengetikkan sesuatu di ponsel nya dan mengirimkan pesan yang ia ketik ke nomor asing itu.

"Bangsat!" monolognya, dan langsung pergi menuju kamar nya.

Tak lama Raesa keluar dengan pakaian yang tertutup dan sama sekali buaan style dirinya.

Raesa menatap ruang tamu "Guys nanti kalo ada orang nyariin gw bilang aja gw ga ada di rumah, gw ada urusan sebentar" ucapnya pada teman temannya.

"Aku ikut ya sayang?"

Raesa menggeleng dengan cepat "Ga usah, aku sebentar doang kok, kalian jaga rumah ya" setelah itu Raesa pergi meninggalkan rumahnya dengan kunci mobil di tangannya.

Angkasa menatap punggung Raesa yang pergi meninggalkan rumah itu, tidak seperti biasanya Raesa pergi meninggalkan rumah dengan style pakaiannya dan bahkan cara bicara yang terlihat sangat tergesa-gesa.

***

Pikiran Angkasa terus tertuju pada Raesa, sedari tadi gadis itu belum pulang kerumah nya, sudah hampir setengah jam dirinya memikirkan Raesa yang tak kunjung pulang.

Tok tok tok

Angkasa mengalihkn pandangannya kearah pintu yang tertutup, lalu berjalan kearah pintu itu dan membukakannya.

Cklek

"Sia-" ucapan Angkasa terpotong saat melihat siapa orang yang ada di ambang pintu itu.

"Raesa ga ada om, udah pergi diluan sebelum om dateng. Mungkin karna ga mau ketemu om kali ya?"

"Angkasa.. Saya tau saya salah, tapi izinin om buat ketemu Raesa ya, saya ini Ayah kandungnya"

Angkasa menatap tajam orang—Ayah Raesa yang ada di depannya ini "Emang om masih pantes disebut sebagai seorang Ayah? Orang tua mana yang tega mau membunuh anak nya sendiri, orang tua mana yang membiarkan anak nya terjebak trauma bertahun tahun?"

Ayah Raesa menatap Angkasa tak percaya "T-trauma? Raesa punya trauma?"

"Om sendiri ga tau kan? Selama ini Raesa cerita itu cuman sama aku dan Gisella, tapi sekarang Gisella harus berakhir di penjara hanya karna salah paham, semua udah hancur om. Istri om sendiri, Bunda Raesa udah pergi ninggalin Raesa untuk selama lamanya, om ga tau apa apa dari latar belakang Raesa walaupun om sendiri Ayah kandungnya!"

Ayah Raesa menatap tak percaya, Anak nya yang selama ini ia perlakukan dengan tidak layak, dan Istrinya yang meninggalkannya untuk selama lamanya.

"Mending om masuk dulu, biar Kasa lacak dimana Raesa"

***

Setelah berusaha melacak keberadaan gadis itu, ternyata tak membuahkan hasil, Raesa mematikan alat pelacak di ponselnya yang di pasang oleh Angkasa, dan sengaja memblokir semua kontak yang ada di ponsel miliknya.


Semakin lama langit berubah menjadi gelap, mentari di gantikan oleh rembulan malan, dan saat itu juga Raesa belum memunculkan dirinya.

Angkasa yang prustasi terus berfikir bagaimana caranya agar bisa menemukan keberadaan Raesa, namun dia teringat sesuatu mobil yang di bawa oleh Raesa terdapat alat pelacak yang baru di pasang oleh Angkasa beberapa minggu lalu, karena Raesa sering menggunakan mobil itu.

Love ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang