bab 2

418 50 3
                                    

Malam telah berganti menjadi pagi sinar mentari berhasil menerobos malam yang dingin

Pagi yang sangat cerah membuat ayam ayam berkokok di pagi cerah ini, burung burung berterbangan dan berkicau dengan merdu







Seorang remaja dengan baju merah khas nya dan mata ruby yang ia miliki sedang merapikan baju nya dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah

'Kaki ku masih sakit. . . ' ia melihat kaki nya yang terbalut perban, ia jadi teringat akan kelakuan adik keduanya--gempa semalam , entah mengapa ia sangat senang

Meskipun itu hanya hal sepele namun itu lebih dari cukup untuk membuat remaja ini senang

Ia tersenyum sebelum akhirnya ia mengambil tas nya lalu pergi untuk meninggal kan kamar nya

Cek lek

Hali keluar dari kamar nya dan bergegas pergi keluar ,saat ia berjalan keluar ia melihat adik adiknya sedang sarapan di ruang tengah

Tawa dan candaan mulai terdengar di telinga hali

'Pasti menyenangkan. . ' batin hali sambil tersenyum

Tanpa sadar ia mulai melamun lagi untuk kesekian kalinya

Ternyata saat hali asyik melamun ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya, karna dari tempat hali berdiri bisa dilihat dari ruang tengah tersebut, tak seorang pun yang menyadari bahwa kehadiran kakak sulung mereka yang sedari tadi melihat mereka asyik tertawa

"Bang hali, sini gabung sama kita" ucap seseorang yang membuat seluruh orang yang ada di sana jadi diam

Hening

Hali yang merasa terpanggil sedikit terkejut, karna hal tersebut membuat adik adiknya melihat kearah nya, dan juga tak biasanya ada yang mengajak nya untuk bergabung sarapan dengan mereka

Hali biasanya memang tidak pernah sarapan, jadi hal itu tak pernah ia permasalahkan

"E-eh. . . " hali sedikit gugup karna semua orang yang ada disana melihat kearah nya

"Gem? " ucap seorang remaja bermanik biru tua, jujur saja ia keberatan saat gempa mengajak kakak sulungnya itu bergabung dengan mereka, mungkin bukan hanya dirinya tapi pasti beberapa ada yang keberatan juga

"Sini bang jangan diem aja" ucap gempa sekali lagi

Sungguh hali sangat ingin tidak tidak tapi sangat sangat ingin namun. . .

Itu pasti akan mengacaukan Pagi ini, ia tau adik adiknya sangat membenci dirinya jadi jika dirinya bergabung pasti mereka sangat tidak suka

'Gw juga pengen gem, pengen banget malah ' sayang nya hali harus menolak, ia tak ingin mengacaukan pagi indah mereka

"Eh. . Ga-gausah gem, abang hari ini ada piket jadi harus datang pagi" terpaksa ia berbohong untuk menghindari tawaran gempa, walaupun ia sangat ingin menerima tawaran tersebut

Ia tersenyum sebelum akhirnya ia melangkah kan kaki nya untuk pergi keluar

"Bang gempa, abang kenapa ngajak bang hali? Tumben banget" ucap seseorang dengan mata hijau nya, pertanyaan remaja tersebut mendapatkan anggukan dari abang abang lainnya

"Iya tumben, tadi malem juga lo ngobatin bang hali" ucap Taufan

Gempa tidak langsung menjawab, ia seperti memikirkan sesuatu lalu baru menjawab pertanyaan adik dan abang nya itu
"Hmm gapapa sih, gem gem cuman pengen ngajak aja, gem kasian bang sama bang hali, hampir tiap hari dipukul ayah" jujur saja gempa memang perihatin dengan hali, dan pastinya ada sesuatu yang lain

Benar, Aku Pembawa Sial (Hali) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang