-
-
-
happy reading
Seorang remaja sedang terbaring di ranjang yang sudah lama ia tempati, ia sangat menikmati tidur nya
Namun terganggu akan suara bising yang mengganggu tidur manis nya
Seperti sesuatu menyuruh nya bangun, ia perlahan membuka mata nya
Menampilkan manik merah ruby milik nya "ughh. . " desisan nya berhasil membuat ruangan yang tadinya sedikit berisik, langsung sunyi seketika
"Ba-bang? " cicit Taufan, ia terkejut
Tiba tiba saja kakak nya itu bangun dari kritis?
blaze dan duri ribut akibat ayam yg mereka makan tadi sudah habis, di habiskan oleh duri, yang dimana seharus nya itu adalah potongan terakhir milik blaze. Mereka ikut diam akibat ucapan taufan
"Taufan?" apa? Bagaimana bisa!
Taufan? Saat ia bangun seharusnya ia meliha
Seorang remaja sedang terbaring di ranjang yang sudah lama ia tempati, ia sangat menikmati tidur nya
Namun terganggu akan suara bising yang mengganggu tidur manis nya
Seperti sesuatu menyuruh nya bangun, ia perlahan membuka mata nya
Menampilkan manik merah ruby milik nya "ughh. . " desisan nya berhasil membuat ruangan yang tadinya sedikit berisik, langsung sunyi seketika
"Ba-bang? " cicit Taufan, ia terkejut
Tiba tiba saja kakak nya itu bangun dari kritis?
blaze dan duri ribut akibat ayam yg mereka makan tadi sudah habis, di habiskan oleh duri, yang dimana seharus nya itu adalah potongan terakhir milik blaze. Mereka ikut diam akibat ucapan taufan
"Taufan?" apa? Bagaimana bisa!
Taufan? Saat ia bangun seharusnya ia melihat wajah seorang wanita manis. . tapi mengapa?
Ia bukan bermaksud tidak ingin melihat adik nya itu. . tapi . .
ia hanya ingin bisa lebih lama di bawah akan sadar nya, bersama orang yang ia sayangi
"Panggil dokter kaizo" perintah taufan yang segera dilaksanakan oleh solar
Halilintar memperhatikan sekitar sebelum pada akhirnya blaze membuka pembicaraan "nyusahin aja lo "
Degh
Hali, baru saja bangun dari tidur panjang nya, saat sudah bangun hatinya mulai berdarah lagi akibat tertusuk oleh ucapan adik nya
Ia hanya diam seraya tersenyum pahit
"Maaf" hanya itu yang dapat ia lontar kan dari mulutnyaTak lama dokter kaizo datang yang diikuti oleh solar
_________
hali duduk di salah satu kursi yang terletak di sebuah taman, yang tak jauh dari belakang rumah sakit
melamun di malam yang dingin dengan pencahayaan yang cukup minim. kabut malam yang menutupi langit membuat area sekitar semakin gelap nan dingin
ia duduk seorang diri dengan tatapan kosong
ia telah mengingat semuanya, mulai dari ia di kabarkan tentang gempa yang kecelakaan
hingga dirinya yang kecelakaan hebat dengan fang. fang sempat dinyatakan koma akibat luka cukup parah di kepalanya
yang membuat ia merasa bersalah, mungkin jika ia tidak meminta fang untuk menaikkan kecepatan kendaraan nya waktu itu
semuanya tidak akan seperti ini.
yang terlebih, kabar terbaru gempa yang hilang entah kemana
membuat hali terus terusan menyalahkan dirinya sendiri
begitupun ia selalu canggung dengan dokter kaizo, setelah mengetahui kebenaran fang adalah adik dari dokter kaizo
hali menyempatkan diri untuk menanyakan kabar temannya yang ikut serta kecelakaan kepada dokter saat ia selesai di periksa oleh nya
"fang saat ini sedang kritis. . bisa dibilang koma " ia tak habis habis nya membayangkan sesuatu yang akan menjadi hal paling buruk
dan adik adiknya yang terus menyalahkan dirinya, mencaci hingga terus terusan membentak dirinya atas kehilangan gempa
'mengapa semuanya seolah olah salah ku?' malam semakin larut dan dingin
namun ia tidak ada niat untuk kembali ke ruangannya
semua adik adiknya sudah pulang, semuanya pulang tepat pada pukul setengah sembilan
dokter kaizo belum memperbolehkan halilintar untuk pulang dalam jangka waktu dekat, karena bisa saja kondisinya kembali melemah
"ternyata. . dunia se mengerikan itu bun" celetuk remaja tersebut
"hali harus gimana bund. . ayah pasti bakal marah besar sama hali "
"takut" ia tak henti henti mengutuk dirinya sendiri
mati matian menahan tangis nya, meski tidak seorang pun selain dirinya disana
ia tetap berusaha menahan bendungan air yang terkapung di matanya 'kuat' satu satunya yang bisa membuat nya bertahan
di kuat kuatin 😋
hari sudah menunjukkan pukul 23.19
yang membuat udara semakin dingin dan sunyi
namun inilah yang ia butuhkan, ketenangan dan sendirian
ia mulai menyandarkan kepalanya di kursi, ia kemudian memejamkan matanya sejenak
lelah akan kenyataan yang begitu pahit.
"hali? " seseorang datang menghampiri dirinya, membuat hali terkejut dan membuka matanya
ternyata dokter kaizo.
"dokter. . ""sedang apa kamu sendirian disini? sekarang sudah pukul setengah dua belas. . waktu untuk para pasien istirahat. "
hali terdiam. ia terlalu sibuk menyalahkan dirinya sendiri sehingga tidak sadar sudah selarut itu
"maaf dok, aku gatau udah jam segitu. . "
"boleh dokter duduk disini? " ucap dokter kaizo sambil menunjuk samping kanan hali, karena disebelah kirinya ada infus yang setia menemani hali
"ah. . boleh kok" ucap hali tak berani menatap lawan bicara
setelah dapat persetujuan dari sang empu, kaizo segera duduk di samping hali
cukup lama kaizo diam tanpa memulai pembicaraan yang membuat kecanggungan diantaranya
"saya turut perihatin tentang kabar adik kamu. ."
halilintar mengangkat kepalanya, berani menatap lawan bicara
"dan juga. . " ada sedikit jeda dari dokter kaizo"berhenti menyalahkan dirimu sendiri hali. ini bukan salah mu. . saya bisa menebak isi kepala mu dengan mata mu"
mata?
"mata mu yang merah dan berkaca kaca. "
hali baru sadar jika matanya yang sedikit berair
"kalau masalah fang. . tenang saja kondisi nya sekarang sudah lumayan stabil dan lebih baik, ini semua sudah terjadi. " sedikit rasa lega dan bersalah
"sekarang sudah sangat larut dan dingin, kamu kembalilah ke kamarmu dan beristirahat lah" perintah dokter
hali hanya mengangguk dan menurut
jujur saja ia masih ingin sendirian disana, namun karena sudah larut malam
ia harus segera kembali ke kamarnya
ia masih berharap akan semuanya, 'jika ini mimpi, maka tolong bangun kan aku tuhan.'
![](https://img.wattpad.com/cover/365754690-288-k423602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benar, Aku Pembawa Sial (Hali)
Fanfiction"ck anak ga guna" "dasar pembawa sial" "seandainya lo mati waktu itu pasti buna masih hidup sekarang" "dasar kutukan" "kapan mati sih? enek gw liat lo tiap hari" "ga usah caper" "gw harap lo cepet mati" "gara-gara lo bunda gw jadi mati, kenapa ga l...