bab 9

259 33 0
                                    

typo bertebaran

"Saya. . . saya adik nya" 

"Ayah membuat berita palsu tentang kematian bang hali"

-

-

-

Happy reading

-

-

"Jadi. . . Pasien yang bernama Halilintar adalah halilintar deandra? Anak sulung nyonya maria? "

Mengapa ia merasa senang? Rasa sedih dan senang bercampur aduk sekarang, karna dokter kaizo memang  tidak percaya bahwa si kecil merah yang dulu sering bermain dengan nya telah tiada

Flashback on

Satu pagi yang sangat indah

Siulan burung berkicauan dengan merdu, seolah menyambut hangat matahari yang perlahan mulai naik

Bunga bunga yang mulai bermekaran dengan anggun

Di satu ruangan yang sepi dan suara radio yang bergemang kecil, dan satu dokter yang sedang menulis suatu berkas di meja nya

Bruaakkk

"Dokter kaizooo!!!! " seru seorang anak yang tiba tiba mendobrak pintu

Yup orang tersebut adalah hali

Seorang anak yang selalu ceria di mana pun

Dokter kaizo yang melihat tersebut hanya bisa bersabar dalam hati, lama lama pintu tersebut rusak karna keseringan di banting hali

"Dokterr ayoo main! " seru hali lalu beranjak pergi ke arah dokter

"Haduh rusak lah pintu dokter nanti" ujar dokter lalu berpose memegang wajahnya dengan satu tangan

Sok dramatis wk

"Hehehehe-"

Brukk

"Nah kan" lagi lagi dokter kaizo harus bersabar dan istighfar karna ulah hali

Botol minuman nya terjatuh karna ulah hali yang tak sengaja menyenggol botol minuman tersebut 

"Halii!! Ya ampun bunda nyariin dari tadi tau nya disini"

Mereka berdua langsung mengalihkan perhatian mereka ke arah sumber suara

Ternyata orang tadi adalah amato dan nyonya maria, yakni ayah dan ibu hali

"Bundaaa" hali langsung berlari menuju sang bunda

Namun naas nya ia tak sengaja menginjak botol minuman kaizo, yang terjatuh tadi

Alhasil ia tergelincir dan terjatuh

Mereka semua terkejut karna hali terjatuh, dokter kaizo ingin segera membantu hali namun tidak jadi

Karna hali langsung bangkit dan duduk, ia mencerna kejadian tadi sebelum pada akhirnya ia  tertawa

Benar, Aku Pembawa Sial (Hali) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang