03; Jatuh suka.

1.2K 97 4
                                    

Happy reading <3

"Menurut kamu aku bahagia dengan pilihan kamu yang sangat sepihak itu?"

"Bagaimana mungkin aku bisa menjawab pertanyaan kamu, Ci? Lagi, bukankah kamu sendiri yang tidak pernah mencoba untuk kembali berbahagia?"

×××××

Gracia's POV.

Jatuh suka. Sebuah kalimat yang mungkin paling tepat menggambarkan keadaan diriku saat ini. Tidak pernah sebelumnya aku merasakan kebahagiaan yang begitu mendalam, seolah ada semacam sihir yang mengelilingi diriku ketika memikirkan Shani. Apa magis yang dia miliki sehingga bisa menyita seluruh pikiranku?

Belum terlalu lama sejak aku pertama kali melihatnya, bahkan belum lama sejak kami berbicara. Hari ini adalah hari pertama kami menghabiskan waktu bersama, seolah dunia di luar sana hilang sejenak. Dalam momen-momen sederhana itu, Shani telah berhasil mengubah hidupku dengan cara yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya.

Mungkin bagi orang lain aku terkesan terburu-buru, mungkin mereka akan beranggapan bahwa ini hanya rasa kagum yang akan segera memudar. Namun, aku tidak pernah merasa seyakin ini. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar ketertarikan fisik; ada koneksi yang sulit untuk dijelaskan, sesuatu yang membuatku merasa nyaman dan bersemangat hanya dengan berada di dekatnya.

Pernahkah kamu merasakan bahwa dunia begitu membosankan, tetapi tiba-tiba seseorang datang dan mengubah segalanya? Seolah-olah Shani membawa warna-warna cerah ke dalam hidupku, menghapus nuansa kelabu yang selama ini menyelimuti hariku. Setiap senyumnya, setiap tawanya, seperti palet warna yang melukis kebahagiaan dalam hidupku.

Malam ini, saat kami duduk di tepi danau, dikelilingi oleh cahaya bintang dan aroma segar dari air, aku merasa seperti berada di awang-awang. Kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya mengalir dalam diriku, seolah setiap detik berlalu dengan begitu lambat, memungkinkan aku untuk merasakan setiap emosi yang muncul.

"Shani, kamu ngelakuin apa
ke aku?"

Gracia's POV end

×××××

Semesta benar-benar merancang agar mereka selalu bersama. Ada Shani, ada Gracia. Seperti surat dan perangko, mereka adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Hari kenaikan kelas telah tiba, dan kabar baiknya adalah... Shani dan Gracia kini berada di kelas yang sama. Tentu saja, kebahagiaan mereka tidak terbendung. Mereka tahu bahwa tahun ajaran baru ini akan dipenuhi dengan tawa, canda, dan pengalaman baru yang tak terlupakan.

"Ge, aku duduk bareng sama kamu ya?" tanya Shani, suaranya ceria meski suasana sekolah masih sepi. Pagi itu, hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar di lorong yang panjang dan sepi. Gracia bisa merasakan semangat baru mengalir dalam dirinya. Dia sudah tidak sabar untuk memulai semester baru ini, penuh dengan harapan dan peluang.

Sejak pukul enam pagi, Gracia sudah berdiri di depan rumah Shani, bersemangat menunggu sahabatnya. Ketika jam menunjukkan pukul enam pagi, semangatnya semakin membara. Dia merasa seperti anak kecil yang menanti hari Natal. Shani, yang baru saja selesai mandi, merasa terkejut ketika mendengar teriakan sang bunda, yang memberitahukan bahwa Gracia sudah ada di bawah. Dalam sekejap, Shani terburu-buru mengenakan seragam sekolahnya, mencengkeram tas yang siap dibawanya, dan segera melangkah turun ke bawah.

Tujuh belas; Greshan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang