Prolog.

5.5K 197 5
                                        

Happy reading!

“Boleh saya mulai wawancara ini?” tanya host acara yang cukup terkenal, membuka percakapan dengan senyum profesional.

Seorang wanita tersenyum lembut mendengar ucapan pembawa acara yang duduk di hadapannya. “Tentu, Kak.”

“Baiklah. Kembali lagi di Pagi-Pagi Tapi Gosip. Kali ini kita kedatangan tamu yang katanya sih sempurna. Yuk, kita sambut Shani Indira!”

Kali ini, Shani kembali ke dunia akting setelah hiatus selama dua tahun, menghilang tanpa kabar. Tak heran, para penggemarnya begitu antusias menyambut kembalinya sang idola.

“Halo, semua! Aku Shani Indira. Sudah lama ya, kita nggak ketemu?” sapa Shani dengan senyum menawan yang membuat para penonton terpesona.

“Baik, Shani,” lanjut host. “Aku mau tanya dulu, gimana kabarnya?”

“Aku baik, Kak.”

“Alhamdulillah ya. Kalau boleh tahu nih, dua tahun menghilang, Shani tuh ngapain aja?”

Sejenak keheningan menyelimuti studio. Shani terdiam, pikirannya memutar kembali kenangan selama dua tahun terakhir. Namun, dengan cepat dia tersadar dan mulai menjawab pertanyaan itu.

“Aku? Hmm… Aku sih sibuk mencari jati diri dan kebahagiaan, Kak. Tapi bukan berarti selama jadi entertainer aku nggak bahagia ya.”

“Menarik ya, Shan. Jadi, sekarang kamu udah nemu dong bahagia itu?”

“Mungkin.”

“Lho, kok nadanya kayak nggak yakin ya?” Host tertawa, mencoba mencairkan suasana. “Oke deh, aku ganti pertanyaannya. Shani, kapan sih kamu merasa paling bahagia?”

“I felt the happiest when I was seventeen.”

Senyum tipis muncul di bibir Shani setelah menjawab, senyum yang menyiratkan kisah di baliknya.

×××××

Kamu bahagia?

Tentu, Ge. Semua karena kamu. Kalau kamu?

Of course I am, because I felt the happiest when I saw the smile on your face, Shani.

Ge, kamu janji akan selalu bersamaku, kan?

Aku nggak mau janji, ah. Tapi, kamu nggak perlu takut. Duniaku itu kamu. Mana mungkin aku bisa pergi dari duniaku sendiri?

TBC.

Tujuh belas; Greshan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang