BAGIAN SATU

3.7K 159 8
                                    

(~ -з-)~ ~(-ε- ~)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(~ -з-)~ ~(-ε- ~)

"Maaf, permisi!"

Keana Madeline. Ketukan heels wanita 30 tahun itu terdengar bersahutan, seiring langkah yang di tempuh. Kemeja yang sedikit kusut hingga helaian rambut yang terpisah dari ikatannya, tak mengusik pergerakan Keana yang bersemangat mencegat langkah manusia lain.

"Permisi." Ucap Keana tanpa memelankan langkahnya.

"Jalannya yang bener dong!"

Mereka yang terganggu dengan tindakan Keana berdecak, bahkan beberapa sampai melempar umpatan yang anehnya malah dibalas kekehan.

"Sorry, saya lagi buru-buru!" Keana balik berseru.

"Dipikir nih jalan punya Bapak lo, apa?!"

Keana menoleh sekilas, tangannya melambai. "Maaf," sesalnya.

Dering lonceng yang sengaja diletakkan di atas pintu masuk pun menggema, tatkala Keana melangkahkan kakinya memasuki bangunan yang tidak lebih besar dari ruang kerjanya. Walau begitu Keana menemukan ketenangan di sana, karena tempat inilah yang menjadi saksi perjalanan cintanya dan sang kekasih.

"Sayang!" Seru pria dewasa dari sudut bangunan.

Keana yang semula terlihat kesulitan mencari keberadaan kekasihnya di antara para pengunjung, seketika langsung memusatkan perhatiannya pada satu titik. Di detik itu juga Pupil matanya melebar, selaras dengan senyum akibat pertemuan mata mereka. Berbekal dorongan kuat dalam diri, Keana bergegas menghampiri meja yang disinggahi tunangannya.

"Abang!"

Bak adegan dalam film Bollywood, Keana merentangkan tangannya tanpa mengenal kata malu. Pria yang menantinya juga melakukan hal serupa, hingga akhirnya mereka saling mendekap satu sama lain.

"Kangen," rengek Keana hidungnya kembali merasakan segarnya Citrus dan lembutnya Woody, dari tubuh sang kekasih yang sudah 2 tahun ini meninggalkannya demi bisnis.

Pria yang mendekap Keana melebarkan senyumnya. "Abang juga kangen sama kamu."

"Halah, kangen di mulut doang!"

Virgo Gideon, pria 31 tahun itu langsung melepaskan pelukannya. Dan dengan ekspresi bertanya-tanya, dia menatap wajah sebal kekasihnya.

"Loh kok gitu ngomongnya?"

Keana melengos dengan tangan terlipat. "Kenyataannya emang gitu kan? Di mana-mana kalo kangen tuh pulang. Lah Abang? Emang dua tahun ini Abang inget buat pulang? Nggak kan?!" Cibirnya.

"Nggak tau deh apa yang bikin Abang betah di sana!"

Virgo mengulum bibirnya, berusaha agar tawa karena perasaan gemas melihat ekspresi Keana tak meledak saat ini juga. Jangan sampai kekasihnya ini makin marah padanya.

LAST CHANCE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang