C8

26 1 0
                                    

"I miss u so much, Naomi." Ucap orang itu, ia mengelus lembut batu nisan yang bertuliskan NAOMI AVELLA TARUNA.

"Aku rindu kamu," Ucapnya sekali lagi, ia mulai menaburi bunga makam itu lalu berdoa. Air matanya menetes untuk kesekian kalinya.

Betapa sakit nya ketika orang yang ia sayangi kini meninggalkannya yang terpuruk. Putus asa, namun ia terus bertahan, mengingat kenangannya bersama Naomi membuat nya tak bisa tahan, ia sangat merindukan gadis itu.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, "Ikhlasin dia, Jun." Orang itu, Chiko, abang Naomi.

"Lo.. tau gue?"

"Lo, Arjuna. Pacarnya Naomi? right?" Arjuna hanya menganggapi itu dengan anggukan pelan.

"Dari mana lo tau?" Arjuna mulai bertanya, Chiko tersenyum tipis, "Gue tahu sebelum Naomi pergi."

Chiko bisa melihat sedih yang begitu terpencar di mata tajam milik Arjuna, ia tahu betul bahwa kekasih adiknya itu sangat terpuruk atas kepergian adiknya.

"Apa lo gak iklhas Naomi pergi?" Tanya Chiko, Arjuna menoleh, "Lo juga tahu itu,"

"Gue aja belum nyangka, adik kesayangan gue.. pergi." Ucap Chiko prihatin.

"Gue sayang sama dia, tapi.. dia kenapa ninggalin gue?" Lirih Arjuna. Chiko menoleh, "Ikhlasin dia,"

"Enggak Chik, cuma dia pemenangnya."

...

Saat di kantin, Key menatap Kanaya dengan tatapan sengit, ia tahu apa yang terjadi setelah ini, Kanaya akan terjatuh, entah di sengaja atau tidak yang terpenting ia akan terjatuh dengan membawa satu mangkuk bakso panas dan akan menabrak Key.

Sial, alur tidak berubah, cerita ini tetap berjalan walau Key sudah berkali-kali menghancurkannya.

Ia mulai berteriak untuk memesan makanan, "MANG JEJEP! KEY SATU MANGKUK BAKSO, SATU MANGKUK SEBLAK, ES TEH SATU, BATAGOR SATU MANGKUK!" Mang Jejep hanya memberikan tanda jempol.

"Key? perut lo gak bakal meledak bombasta kan? takutnya nanti pas lo makan semua perut lo meledak, kan gak lucu." Ucap Joylin.

"Perut gue bisa nampung apapun, tenang aja."

"Bisa nampung lemari gak?" Ledek Joylin, Key mendengus, "Sekalian lo sini gue makan."

Key melirik meja dimana di duduki oleh ketiga most wanted yang kini menatapnya, saat menatap mereka bertiga terlihat mereka mengalihkan pandangannya dengan sedikit salah tingkah karena tertangkap basah.

Key berfikir, jika alur berubah maka setidaknya ada tokoh utama yang mempercayainya bahkan dekat dengannya.

Namun, apakah itu bertahan? Key tidak ingin mati untuk kedua kalinya, jadi ia harus berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari alur cerita.

Tiba-tiba seseorang berteriak meneriakinya, "KEY! PESENAN LO!"

Key berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan, ia sudah melihat Kanaya di sebrang sana sambil membawa mangkuk berisi bakso, masih panas. Key yakin jika kuah itu menimpanya bisa-bisa kulitnya yang mulus terkelupas, membayangkannya saja membuat Key bergidik ngeri!

Saat sudah dekat dengan objek, ia berusaha untuk menghindar dari jangkauan Kanaya, namun entah mengapa tubuhnya tak bisa ia kendalikan, seperti seseorang mengambil alih tubuhnya.

Aneh, ada getaran aneh di dalam jiwa Key, ia ingin menghindari Kanaya namun entah mengapa dirinya tak bisa ia kontrol.

Setan, kambing, kampret! Umpatnya dalam hati, ia sungguh tak mengerti sekarang, seolah-olah alur susah untuk di hancurkan, kini tubuhnya tak bisa ia kendalikan.

TRANSMIGRASI GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang