BAB 8

18 2 0
                                    

Guyss maaf ya kalo masih berantakan ceritanya🙆🏼‍♀️

Camat membacaa!!💗

🪐🪐🪐

Kini mereka semua berada di basecamp. Zee dan Noora pun ada bersama mereka.

"Zaky mau gue bantu obatin ga lukanya?" tawar Zee pada Zaky.

"Boleh" ujar Zaky yang mengundang seruan teman-temannya. "Berisik lo pada" ujarnya lagi pada Sadewa dan Galen yang terus menerus meledeknya.

"Pasti berdebar deh tuh hatinya" ucap Galen sembari menatap Zaky yang sudah duduk di samping Zee.

Gadis yang sedang memegang kotak p3k itu menatap tajam Galen yang memasang wajah  menyebalkan.

"Pelan-pelan ya Zee" ujar Zaky.

Zee hanya mengangguk sembari tersenyum. Mulai mengobati semua luka di wajah Zaky secara perlahan.

Zaky menatap wajah cantik di depannya seraya menyelipkan rambut panjang gadis itu ke belakang daun telinganya.

Jantung Zee berdetak cepat ditatap intens oleh Zaky, ia berusaha menguasai dirinya takut semua teman-temannya menyadari mukanya yang mulai memerah.

"Yang tadi di Arena, itu orang suruhan lo?" tanya Liam pada Areksa.

Areksa mengernyit "Bukan, gue gak kontak mereka" ujarnya lalu menatap Noora yang sedari tadi memainkan ponselnya. "Noora, mereka suruhan lo?"

Noora mendongakkan kepalanya menatap Areksa lalu mengangguk "Gue telpon tadi"

"Untung aja temen gue pada kaya, pada punya orang suruhan" ujar Sadewa

Galen menjitak kepala Sadewa "Lo yang untung, mereka kagak"

"Sakit anjing" ujar Galen setelah Sadewa membalas jitakannya.

"Lo yang mulai" balas Sadewa

"Aksa tangan lo berdarah itu" info Liam.

Areksa berdecak, mengambil banyak tisu yang Zaky beli di warung samping basecamp mereka dan mengelap darahnya yang kembali bertetesan.

"Digo ngiler Sa ngeliat tangan lo" celetuk Galen.

"Apalagi si Tristan" ujar Sadewa ikut-ikutan.

"Darahh suciiiiii" ucap mereka berdua sembari memperlihatkan giginya.

Noora menatap Areksa "Gue bantu obatin" ujarnya yang langsung beranjak dari duduknya.

Areksa mengangguk memperhatikan Noora yang mengambil kotak P3K dari Zee lalu berjalan mendekatinya dan duduk disebelahnya.

Kini mereka berdua yang menjadi tontonan teman-temannya, tidak ada yang berani mengusik keduanya.

"Sini" ujar Noora, suaranya terkesan dingin.

Areksa sedikit terkejut, ia kira Noora tidak akan sudi berdekatan dengannya apalagi mengingat gadis itu yang selalu ketus padanya.

"Bisa obatinnya?" tanya Areksa sembari menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Noora.

"Bisa"

"Pake hati ya obatinnya" ucap Areksa membuat Noora mencibir dalam hati.

Noora membawa tangan Areksa ke atas pangkuannya. Areksa melirik ke arah wajah datar Noora, sebisa mungkin Areksa menepis rasa gugup yang tiba-tiba menguasai dirinya.

Ini pertama kalinya Areksa berdekatan dengan cewek selain Ibunya. Ternyata berdekatan dengan Noora memiliki pengaruh dahsyat bagi Areksa si Ketua World Trigger.

Dunia SarraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang