Happy reading ~
Keesokan harinya Gempa terbangun dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 05:45. Dia bergegas pergi ke toilet untuk membasuh mukanya terlebih dahulu terus sikat gigi sampai kinclong dan turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan.
Di dapur gempa terlihat bingung mau masak apa untuk pagi ini, ini kali pertamanya dia bakalan masak di rumah orang lain, dia juga bingung karena di kulkas cuma ada daging sapi, daging ayam, sama sayuran aja. Mana mungkin dia mau bikin steak buat sarapan kan ga sehat buat tubuh, yang ada nanti malah sakit perut lagi.
Setelah dia membuka kulkas dia juga membuka lemari kecil di dapur yang khusus buat nyimpen makanan atau camilan, dia melihat ada roti tawar sama selai kacang di sana, dia juga berinisiatif untuk membuat roti bakar selai kacang dan susu hangat biar sehat.
Kemudian Gempa memanggang roti di teplon dan bikin susu hangat seraya bersenandung kecil.
Setelah di rasa rotinya sudah cukup di panggang, dia mengoleskan selai kacang nya dan menyiapkannya di piring. Jam sudah menunjukkan pukul 06:14, dia bergegas mengambil seragam sekolahnya yang kemarin sempat ia keringkan dan mandi di toilet bawah yang berdekatan dengan dapur.
10 menit dia mandi, dia pergi ke atas untuk membangunkan Taufan dan menyuruhnya untuk segera bersiap.
Setelah sampai di depan kamar Taufan dia langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, alangkah terkejutnya dia setelah melihat pemandangan yang ada di depan matanya, bagaimana tidak terkejut. Ketika Gempa masuk ke dalam kamar Taufan ternyata Taufan sudah bangun dan sedang mengambil seragam sekolahnya di lemari.
Taufan tidak mengunakan apa-apa, dia cuma memakai handuk yang di lilitkan di pinggang rampingnya itu, dan terlihatlah badan Taufan yang mulus dan putih pucat bagaikan susu.
Seketika Taufan kaget karena Gempa tiba-tiba saja masuk ke kamarnya dan tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Dia berteriak kencang dan melempar seragam sekolahnya ke wajah Gempa.
Taufan:"WAAA GEMPA KALAU MASUK KETUK PINTU DULU BODOH! JANGAN MAEN NYELONONG AJA!"
Gempa:"m-maaf fan gue ga sengaja"
Gempa berlari cepat keluar dari kamar Taufan, dan menutup pintunya kembali. Taufan yang berada di dalam juga memungut seragam sekolahnya yang telah ia lempar tadi.
Taufan:"KAN?! Gue jadi malu, napa sih sikapnya kaya bang Liung aja, suka nyelonog masuk kamar orang ga ketuk pintu dulu, kan gue jadi maluu, mau di taroh dimana muka gue njir"
Gerutu Taufan, setelah banyaknya bacotan dari Taufan, dia segera memakai seragam sekolahnya dan turun kebawah dengan perasaan kesal bercampur malu. Di dapur terdapat Gempa yang sedang melamun sambil memakan roti, Gempa menyadari keadaan Taufan yang sedang diam berdiri di ambang pintu.
Karena Gempa merasa tidak enak, dia menyuruh Taufan buat duduk dan memakan sarapan yang telah ia sediakan. Tapi suasananya cukup dingin di sini, Gempa bingung mau minta maaf bagaimana sama Taufan, sedangkan Taufan dia binggung mau membuat topik darimana dulu.
Gempa:"em Taufan"
Taufan:"ya?"
Gempa:"gue mau minta maaf atas kejadian tadi, harusnya gue ketuk pintu dulu sebelum masuk bukan malah maen nyelonog begitu aja. Gue ga tau kalau lu tadi sudah bangun, niatnya sih gue ke atas itu mau bangunin lu tapi ternyata lu udah bangun. Maaf atas kelancangan gue ya Taufan, gue bersedia menerima hukuman apa pun dari lu"
Taufan yang mendengar itu sedikit terkejut, dia cuma melakukan kesalahan segitu aja minta maafnya kaya abis ngelakuin sesuatu yang di luar nalar. Dapat Taufan lihat dari matanya Gempa bahwa Gempa memang benar-benar tulus meminta maaf kepadanya, Gempa juga sedikit takut klau Taufan bakalan benci sama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH SCHOOL
Short StoryMenceritakan sebuah pertemuan yang tidak terduga, persahabatan? pertemanan? ya, itu lah yang tercerita di dalam buku ini. apa itu persahabatan? Sahabat adalah orang yang paling kita percaya dan serasa rumah kedua bagi kita, sahabat juga bisa kita an...