BAB 6 - JAGAIN ADEL (2)

51 31 0
                                    

Adel masih membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya, sembari mengukir senyuman manis memikirkan kejadian yang terjadi siang hari tadi.

"Tuh pinpin kenapa bisa sweet sih"

"Gakk, masa iya gue suka sama cowo modelan komodo sawah"

"Adel sadar Adel"

TOK
  TOK
    TOK

"Siapa sih kambing" Adel bangun, dan melihat ke arah pintu kamarnya dengan kesal.

"Kambing apaan ganteng kek gue" jawab Al dari sisi luar pintu.

Adel mendengus kesal. "Apaan sih Pinpin".

"Jam 8 malem ntar kita piknik"

"Iye"

Al meninggalkan kamar Adel dan pergi menuju area dapur, ia menyiapkan beberapa hal untuk mereka bawa nantinya, dengan senyum yang merekah penuh makna sembari terus memasukkan beberapa makanan dan minuman ke dalam keranjang.

"Ini gue bakalan piknik sama Adel?"

"Gak kebayang sih ntar"

"Gue harus apa? Gue gak bisa sweet"

"Masa iya gue kaku ntar"

"Berasa suami gue"

"Gapapa latian"

"Sayang" Al dibuat salah tingkah oleh perkataannya sendiri, ia jingrak-jingkrak seperti anak kecil yang baru saja dibelikan mainan oleh ibunya.

🥀🥀🥀

Rumah Adel | Pukul 20.00

Adel keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga satu persatu, ia mengenakan dress hitam selutut dengan pita berwarna senada untuk menyatukan tiap helai rambutnya.

"Al? Lo dimana?"

"Hello my georgeous" Adel membalikan tubuhnya menghadap laki-laki tampan dengan setelan kemeja merah maron dengan celana hitam dan rambut yang ia sisir rapi.

"A—al?"

"Are you ready?"

"Lo kok—"

Al melangkahkan kakinya mendekati Adel yang terpaku melihat pesonanya malam ini, wajah Al berjarak 5 cm dari wajah Adel, ia bahkan bisa merasakan hembusan nafas Al.

"Why? Should i hold your hand?"

"Sok inggris banget"

"Can i be your king tonight, my lady?" Al mengadahkan tangannya untuk menerima tangan Adel, ia masih saja terpana akan ketampanan seorang Alfian Zi'alik.

"Mana tangan lo, pegel tangan gue" Sontak Adel membuyarkan lamunannya dan memberikan tangannya kepada Al, mereka berjalan keluar rumah menuju taman yang dekat dengan rumah Adel.

Suasana taman sangat indah malam itu, pantulan cahaya sang rembulan menyala dalam kegelapan air danau, sebuah tikar telah terhampar indah diatas rerumputan, selimut dan keranjang berisi makanan sudah tersiapkan.

"Duduk del"

"Lo siapin semua?"

"Iya lah, masa mang Dadang?"

"Mang Dadang siapa?"

"Ada tetangga om gue"

"Ouhh" Adel duduk dan Al menutupi kaki Adel yang sedikit terbuka karena dressnya terangkat.

My Forever In TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang