Oktober 2007.
Anak laki laki berusia 5 tahun barlari dengan bersemangat sambil membawa selembar kertas ke arah ayah nya yang sedang duduk di meja kasir miliknya, kebetulan restoran baru akan buka jadi belum ada pengunjung saat ini.
"Ayah liat ini lintang membuat sesuatu yang sangat keren". Ucap bocah laki laki itu sambil menunjukkan coretan miliknya.
Ziyan menyambut sang anak tak kalah antusias, senyum nya merekah melihat gambaran putra bungsunya.
("Wah bagus sekali, lintang sangat pandai menggambar ayah sangat bangga"). Ungkap nya lewat isyarat tangan yang dapat dimengerti oleh sang anak.
Lintang tersenyum senang akan pujian sang ayah, bocah 5 tahun itu bisa memahami apa yang ayahnya katakan karena sejak kecil ia sudah terbiasa akan bahasa isyarat yang digunakan sang ayah, kata kakak nya ayah mereka itu berbeda karena ayah istimewa, ayah mereka adalah ayah paling hebat di seluruh dunia begitu ungkap sang kakak kepada lintang.
"Ayah lintang janji tidak akan merepotkan pekerjaan ayah disini , lintang akan menggambar saja disana sambil menunggu mas Saddam pulang sekolah". Ucap nya kepada sang ayah, mengingat sebentar lagi restoran kecil milik ayahnya akan buka.
Sedangkan ziyan tersenyum mendengar penuturan putra sulungnya, lintang memang slalu ikut ziyan ke restoran karena tidak ada yang menjaganya di rumah selama ini lintang tidak pernah merepotkan atau mengacaukan pekerjaan ziyan karena setiap hari anak itu akan slalu berjanji hal yang serupa dan selalu menepati nya untuk tidak mengacau, ziyan benar benar gemas melihat putra bungsunya lalu mencubit pipi gembul milik lintang.
("Anak ayah anak yang baik ayah percaya lintang tidak akan menggangu pekerjaan ayah, tunggulah mas Saddam pulang sekolah nanti lintang bisa main bersama mas Saddam, lalu kita beli eskrim saat pulang nanti oke"). Ungkap ziyan lalu di sambut sorakan gembira lintang karena isyarat eskrim yang ia tangkap.
"Terima kasih ayah , ayah memang ayah terbaik sedunia, nanti lintang mau beli 5 eskrim". Ucap nya senang sambil melenggang pergi ke sudut toko yang di khususkan untuknya dan Saddam selama menunggu sang ayah bekerja.
Ziyan hanya tersenyum melihat tingkah lintang yang sangat menggemaskan, lalu ia bersiap untuk membuka restoran miliknya. Ya inilah usaha yang ziyan miliki untuk menafkahi kedua putranya, ia memiliki sebuah restoran kecil yang ia kelola sendiri dari sebelum menikah , beruntung nya restoran ini tak pernah sepi pengunjung karena memang restoran miliknya ini sangat nyaman dan terletak di tempat yang strategis, Belum lagi menu menu yang ziyan sediakan membuat restoran nya banyak di gemari orang, ziyan sangat bersyukur karena melalui hobi nya memasak ia bisa membangun sendiri restoran yang sudah menjadi impian nya sejak kecil meskipun bukan restoran mewah tapi ziyan sudah sangat bersyukur, di restoran ini juga ia bertemu cintanya, mengingat itu membuat mata ziyan mulai basah segera ia menghapus jejak air mata lalu mengalihkan nya dengan kesibukan lain.
Di restoran milik nya ia memiliki 2 juru masak dan 2 waiters yang membantu nya , jadi ziyan tidak benar benar melakukan semua nya sendiri.
~~~~~~~~~~
Setelah membeli eskrim yang ia janjikan untuk kedua putranya kini mereka sedang berjalan bersama sama untuk kembali ke rumah karena memang jarak rumah dan restoran tidak terlalu jauh jadi ziyan lebih milih berjalan untuk kembali ke rumah.
"Ayah ayah lihat bintang nya banyak sekali". Ucap lintang sambil menarik ujung kemeja milik ziyan.
"Wah iya iya bagus sekali ayah lihat ". Saddam juga ikut melihat ke arah langit yang sedang bertabur banyak bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAP TERAKHIR
FanfictionCerita hanya fiktif!!! "Ayah jika boleh aku meminta pada semesta aku ingin menjadi anak mu lagi di kehidupan selanjutnya"