Jam istirahat digunakan lintang dan Alvin untuk menyelesaikan puzzle milik lintang , tinggal sedikit lagi maka puzzle itu akan lengkap tersusun sempurna.
"Ah akhirnya selesai juga ". Seru lintang saat ia meletakkan potongan puzzle terakhir.
"Kan sudah aku katakan ini akan mudah jika kita kerjakan bersama". Seru alvin.
"Aku jadi tak sabar menunggu jam pulang sekolah apin , aku ingin makan kue ulang tahun ku lalu meminta kado puzzle baru lagi dengan ayah". Ucap lintang dengan senyum sumringah nya.
Karena ziyan slalu membelikan puzzle untuk lintang anak itu sekarang jadi sangat suka dengan puzzle, padahal awal nya ziyan membeli kan mainan itu untuk lintang agar lintang tidak jenuh saat menunggu ziyan selama di restoran, tapi lintang malah jadi sangat menyukai puzzle.
Sedangkan di restoran sudah ramai polisi dan warga sekitar yang berkumpul karena insiden pagi tadi, ziyan sebagai tersangka utama karena hanya dia yang berada di TKP kini telah di boyong ke kantor polisi untuk di mintai keterangan begitu juga dengan Dani dan agus yang menjadi saksi untuk kasus ini, polisi dengan cepat memasang garis polisi agar TKP tetap steril , oleh karena itu restoran ziyan di tutup untuk sementara waktu, hingga penyelidikan selesai.
Di ruang interogasi ziyan di cecar dengan banyak pertanyaan, ziyan menjelaskan semua secara jujur namun bukti mengarah padanya apalagi ditambah oleh keterangan Dani sebagai saksi bahwa dia melihat ziyan lah yang memegang pisau di perut Hani.
"Benar pak saya melihat sendiri laki laki ini yang menikam perut korban". Begitulah kirakira keterangan Dani, akhirnya ziyan ditahan hingga hari persidangan karena dia satu satunya tersangka utama sekarang.
("Bukan saya yang melakukan itu semua, demi tuhan saya tidak bersalah "). Bela ziyan dengan bahasa isyarat nya , lalu di jabarkan oleh sang penerjemah karena polisi ygng mengintrogasi ziyan tidak mengerti dengan bahasa isyarat ziyan.
Karena keterbatasan itu membuat ziyan sulit menjelaskan sesuatu yang terjadi, oleh karenanya polisi menggunakan penerjemah bahasa isyarat untuk membantu.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi namun Alvin dan lintang sedang menunggu Saddam sesuai perintah kakak nya itu, tak lama menunggu Saddam kini tiba mereka pun beranjak keluar dari sekolah bersama, saat tiba di gerbang terlihat Deon sudah menunggu, Alvin heran melihat papa nya menjemput karena biasanya papa nya akan sibuk dan Alvin akan pulang bersama lintang dan Saddam dengan di jemput ziyan.
"Papa tumben menjemput, apakah papa sedang tidak sibuk". Tanya Alvin begitu dia tiba di hadapan deon
"Emm Tidak apa , papa hanya ingin menjemput putra papa, oh iya lintang sama Saddam pulang dengan paman ya". Ucap Deon kepada ke 2 putra sahabat nya itu.
"Ayah kemana paman kenapa tidak menjemput lintang dan mas Saddam". Tanya lintang karena tak biasanya ziyan tidak menjemput seperti sekarang.
"Ayah sedang sibuk jadi lintang dan mas Saddam pulang bareng paman saja ya". Jawab Deon.
"Ah iya pasti ayah sedang sibuk membuat kue ulang tahun untuk lintang, ayo paman kita ke restoran lintang sudah tidak sabar". Ucap nya dengan semangat tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi dengan sang ayah, Deon hanya tersenyum menanggapi ucapan lintang.
Tadi saat di kantor Deon mendapatkan pesan dari ziyan , teman nya itu mengirim pesan singkat bahwa sedang dalam masalah, Deon yang khawatir langsung menuju restoran ziyan sesampainya disana betapa terkejutnya Deon saat melihat banyak polisi ternyata teman nya menjadi tersangka pembunuhan, sungguh Deon tidak percaya dengan apa yang terjadi, dia yakin ziyan tidak melakukan itu semua.
Kini mobil Deon telah berhenti tepat di depan kantor polisi, ke 3 bocah yang ada di dalam mobil juga merasa bingung mengapa mereka ada di kantor polisi bukan di restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAP TERAKHIR
FanficCerita hanya fiktif!!! "Ayah jika boleh aku meminta pada semesta aku ingin menjadi anak mu lagi di kehidupan selanjutnya"