Gagal satu langkah-14

4 2 0
                                    

Hari ini Heksa izin tidak masuk sekolah,ia sangat malas untuk bersekolah,jiwa-jiwa mulai kembali datang setelah apa yang Karin ucapkan itu,benar-benar Karin adalah sumber Heksa semangat bersekolah.

"Loh,kaga Sekolah saa?"-tanya Theo yang tengah bersiap untuk bekerja
"Engga bang"-ucap Heksa dengan muka pucatnya
"Sakit saa?eh...panas,istirahat di kamar aja saa,nanti gue bilang ibu gue bawain lu makanan"-ucap Theo yang memegang dahi Heksa dengan punggung tangannya

"Ya bang,makasih"-ucap Heksa berjalan menuju kamarnya dengan sedikit sempoyongan karena merasa pusing pada kepalanya

Hari ini tepat di sekolah,Karin seperti sedang mencari sesuatu.

"Dia?kemana?"-ucap hati Karin

"Ada aja lu sia-siain,giliran gaada lu cariin,p maksud Rin"-author

"Karin...sini-sini"-panggilan Ningza membuat Karin sedikit terkejut,ia pun melangkah untuk menghampiri teman-temannya itu
"Akhirnya kita bisa kumpul lagi berempat"-ucap Wina bahagia
"Btw,gue ada kabar gembira,gue....jadian sama Jakey"-ucap Wina teramat senang
"OMAGA....BENERAN LU WIN...GAUSAH BOONG TERKEJUT GUE BENERAN DEH"-teriakan Gisella membuat seisi kantin itu menatapnya

"Berisik banget sumpah sell"-ucap Wina sedikit kesal
"Iyanih ga nyantai banget"-celetuk Ningza
"Ya maap lagian,kaget aja gue tiba-tiba banget dah,kalian bedua udah taken,gue kapan coba"-raut wajah Gisella sedih
"Ya elu di tembak adkel malah lu tolak,bego banget,padahal ganteng gitu"-ucap Ningza yang ga ke rem faktanya
"Ya gimana ya,dia aja pendek huhu"-jawab Gisella memanyunkan bibirnya
"Cuma pendek lho,bisa aja nanti dia cepet tingginya elah"-ucap Wina sabar sesabar mungkin,dan hanya mendapatkan kekehan kecil dari Gisella

"Rin...tadi nyariin apaan,celingak-celinguk disana,cari Heksa kan lu,hayoo,ngaku deh"-ucap Ningza menggoda Karin
"Ga,gue cari bu arin"-ucapnya sesantai mungkin agar tak ketahuan
"Tapi kalo lu cari Heksa gapapa kali Rin,btw Heksa sakit tadi Riki bilang"-ucap Gisella juga menggoda Karin
"Oh"-jawaban singkat keluar dari mulut Karin,berbeda dengan isi hatinya,yang bertanya-tanya akan Heksa,sakit apa?,sekarang dimana?,apa udah mendingan?,sakitnya ga parah kan?

"Rin..Karin,bengong mulu napa sih heran gue,ni anak kalo ga diem ya bengong,kalo ga bengong ya diem,heran banget gue"-ucap Wina membuyarkan lamunan bawah sadar Karin
"Gapapa"-singkatnya,ia berdiri dari kursinya dan pergi meninggalkan ketiga temannya
"Lah kemana lu?"-tanya Gisella
"Ruang guru"-jawabnya,lalu berjalan menuju ruang guru

Sekolah telah usai,Karin baru saja sampai pada rumahnya,tetapi ia harus segera pergi lagi untuk datang ke rumah sakit,ada apa kiranya?,dan ternyata ia mendapatkan kabar bahwa kedua orangtuanya baru saja mengalami kecelakaan,dan kini terbaring lemah di ruang ICU,Karin amat sangat terkejut dan terpukul mendengar kabar itu.

Malam hari yang sepi,suasana hati yang hancur,ditambah derasnya air hujan yang membasahi tubuhnya,ia berjalan tak tahu arah,merasakan dinginnya udara yang menyelimuti tubuh mungilnya itu,dan sesaat ia tak merasa lagi rintik hujan menyerpa tubuhnya,ia menatap ke langit untuk memastikan apakah hujan sudah berhenti,namun ternyata laki-laki tak asing berdiri menggenggam payung untuk mereka,Karin ingat siapa laki-laki itu,ia berhambur ke dekapan laki-laki yang berdiri menghadapinya sekarang,menangis sejadi-jadinya,laki-laki itu membalas pelukan Karin di tengah derasnya hujan,untuk menenangkan gadis itu.

Disisi lain ada Heksa yang menyaksikan kejadian itu,ia tak tahu pasti lelaki itu siapa,karena lelaki itu membelakangi dirinya,payung yang tadinya bertengger pada tangannya,perlahan terlepas begitu saja,hatinya terasa ditusuk beribu-ribu pisau,kini yang ia tau hanya Karin yang memeluk lelaki itu dengan erat,Heksa berjalan pulang dengan keadaan yang parah,dengan ia yang masih sakit itu,basah kuyup,payung yang ia tinggalkan di dekat toko,mata sayu,juga bibir dan mukanya yang putih pucat terpampang jelas,ia berpikir ia telah gagal satu langkah,remang-remang ia lihat Theo yang berada di ambang pintu sebelum pada akhirnya.....

Brukk...
Badannya ambruk begitu saja.

"Heksa!"-pekik Theo menghampiri Heksa

Hari ini,ketiga temannya datang untuk menjenguk dirinya.

"Heksa...empat hari lu ga Sekolah,kita kesepian saa"-ucap Jakey memeluk tubuh Heksa,sedikit membuat tubuh Heksa terhuyang
"Jake tiati anak orang lagi sakit itu"-ucap Ajay yang terlihat panik
"Bang...Riki panik denger bang Heksa ga masuk empat hari,kenapa sih bang ngeyel banget ujan-ujanan malem-malem"-celoteh Riki tepat didepan Heksa

"Udah ki,sakit juga malah di bentak,ntar ga sembuh-sembuh kasian anaknya"-ucap Ajay lagi dengan halus
"Gue udah mendingan kok,besok gue udah mulai Sekolah lagi,udah gausah pada panik"-ucap Heksa sedikit masih lemas

Lima jam telah berlalu,mereka bertiga berada di rumah Heksa sudah lima jam lamanya,akhirnya mereka pulang,tak lama kemudian kedua orangtuanya Heksa datang berhamburan memeluk anak lelaki semata wayangnya itu

"Heksa,yaallah nak,bunda khawatir denger kamu sakit,kamu udang mendingan?mana yang sakit sayang?bilang sama bunda saa"-ucap bunda Raya,membolak-balik tubuh Heksa itu

"Bundaaaa...heksa pusing"-ucap Heksa pada bundanya yang masih setia memegangi tubuhnya
"Bunda udah,kasian Heksa tambah pusing itu,saa...udah ayah bilang kalo keluar rumah bawa payung,musim hujan ini"-ucap ayah Denta kepada Heksa,yang diangguki olehnya

"Bun...yah...besok Heksa Sekolah ya?"-tanyanya yang masih terdengar lemah itu
"Kamu yakin saa?,masih lemes juga"-tanya ayahnya,dengan raut wajah khawatir
"Iya,dirumah aja ya saa,bunda khawatir"-ucap bunda Raya sembari memeluk anaknya lagi

"Bun...yah...heksa kan anak kuat,lagian juga Heksa mau coba lampu moge Heksa yang baru"-ucapnya tersenyum semangat,alih-alih ingin melupakan kejadian empat hari lalu.

"Yaudah kalo mau kamu gitu,hari ini full istirahat biar cepet sembuh,bunda ambilin bubur sama obatnya ya"-ucap bundanya,yang berjalan menuju dapur untuk mengambil bubur
"Ayah,istirahat aja,ayah keliatan cape gitu"-ucap Heksa
"Iya saa,ayah cape,tapi ayah mau pasangin dulu lampu moge kamu ya"-ucapnya mengusap rambut anaknya

"Gapapa yah emang?"-tanyanya
"Gapapa,yaudah ayah pasang dulu ya,kamu makan tunggu bunda aja"-ucap ayah Denta keluar dari kamar sang anak,untuk memasangkan lampu moge Heksa

"Makan saa,bunda suapin"-ucap bundanya menyodorkan sesendok bubur pada Heksa.

Luluh? || Lee Heeseung Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang