Bab I (PENDAHULUAN)

512 33 1
                                    

"Gyu, ini hari pertama kamu ospek, jangan sampe kamu telat loh"

Aduh.

Ini masih pagi, tapi mama sudah mengomel saja.

Dan lagi, silau men.

Baru juga buka mata, udah kena kesilauan matahari, segitu sukanya kah sama mata indahku. Hih!

"Mama, kebiasaan deh masuk kamar Gyu gak ketuk dulu"

Salah ngomong!!

Harusnya aku gak ngomong gitu, akibatnya lihat sekarang, mama justru melihatku dengan tatapan mata harimau, raawrr.

"Percuma mama ketok pintu kamu, berkali kali mama ketok juga gak bakal kamu denger, udah sana mandi. Hari pertama ospek masa udah telat aja"

Mama udah liat jam gak sih? Bahkan sekarang masih jam 6 pagi, jam 6 pas, mana ada telat.

Tapi yaudah lah, turutin aja apa kata Kanjeng ratu, dari pada di sembur lagi ya kan?

Hari ini memang hari pertama ku menjalani ospek sebagai mahasiswa baru.

Anjaaay Maba.

Kata nya ospek itu cukup melelahkan, menyebalkan, terlalu senioritas. Aku tidak tau benar atau tidak tapi banyak yang bercerita seperti itu.

Apa yang aku takutkan? Jika di tindas, ya tindas balik lah. Gak, bercanda ya kawan!

Aku lihat wajah tampanku di cermin, beneran tampan sekali Kim Mingyu, gak ada dua nya.

"Mingyu, kamu beneran mau telat ya berangkatnya?!"

Hah~

Harap sabar ya, mama ku itu memang suka sekali berteriak di dalam rumah, karna jika diluar rumah, mama tidak berani berteriak keras seperti itu, malu katanya nanti image mama rusak. Haha

Oke cukup Mingyu, ayo kita turun ke bawah, dan sarapan bersama mama dan papa, ya jika pria baru baya itu belum berangkat ke kantor sih, biasanya beliau suka sekali berangkat pagi pagi.

Untuk apa coba? Padahal kan beliau pemilik kantornya, telat sedikit pun tidak masalah harusnya.

Eh, ternyata beliau ada guys~

"Halo semuanya, pangeran turun nih"

"Pangeran endas mu pitak"

Itu suara kakak ku, namanya Jeonghan.

Oh aku belum bilang ya? Aku ini anak kedua dan mempunyai 1 orang kakak laki laki yang cukup menyebalkan.

Sebab tidak suka memberikan uang jajan pada adiknya, tidak pernah mengalah pada adiknya sejak kecil, suka sekali menjahili adiknya, suka menyuruh adiknya seenak jidatnya. Menyebalkan bukan?

Yang terpenting, ia suka sekali memanggilku ke kamarnya hanya untuk mematikan lampu atau untuk menutupi pintunya, padahal kamar kita dipisahkan oleh 3 ruangan.

"Orang jelek iri aja"

"Dih? Wah ngatain papa ya?"

Oh benar, wajahnya memang sangat amat mirip dengan wajah papa, sedangkan wajahku orang bilang mirip dengan mama.

"Mana ada, Abang jelek banget kalau papa ganteng banget kayak gua"

"Ngeles aja, pah liat pah Mingyu ngatain papa jelek"

Syalan, memang kakak syalan.

"Udah udah kalian ini ribut terus, nih makan, di abisin, awas kalau gak abis"

Untung mama datang, coba kalau belum datang, udah ku acak acak wajah jelek kakakku itu.

Ngomong ngomong, masakan mamaku itu masakan paling enak sedunia menurutku, enak deh pokoknya.

HAPPY OSPEKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang