6

479 17 0
                                    

Acara makan siang dengan keluarga Evan sudah selesai, Ghanza juga sudah di antarkan kembali ke kantornya oleh evan. Namun saat hendak membuka pintu mobil Ghanza menghela nafas lalu menatap Evan yang tersenyum miring.

"Buka, waktu istirahatku hampir habis Evan"

"Tidak, sebelum kau menerima cintaku kembali"

"Sudah berapa kali aku bilang kalau aku sudah tidak mencintaimu lagi Evan!!"

Evan tersenyum miring lalu membuka sabuk pengamannya dan mendekat ke arah Ghanza.

"Sayang dengar kan aku, untuk masalah Sejin aku sudah mengurusnya dan untuk Wooseok biarkan itu urusan nanti saja yang terpenting sekarang adalah dirimu"

Ghanza menahan dada Evan yang terus semakin mendekat.

"Aku tidak mau brengsek!! Kau sudah membunuh Sejin dan calon bayi mu Evan. Sejin adalah temanku kalau saja aku saat itu datang tepat waktu mungkin saat ini dia masih hidup, kau adalah manusia paling buruk dari seluruh manusia buruk Evan!"

"Kalau Sejin tidak memberontak dengan terus memaksa ku untuk menikahinya tentu saja aku tak akan membunuhnya Ghanza, kau tau kan aku sama sekali tidak mencintai nya. Ah harus kah aku membuatmu hamil baru kau mau menikah denganku?"

Ghanza semakin panik saat Evan mencoba untuk mencium dirinya, Ghanza mendorong dada Evan kuat kuat setelah itu melepas sabuk pengaman dan berusaha membuka pintu yang sialnya ternyata masih terkunci. Evan mencengkram tangan Ghanza kuat kuat.

"Siapa yang kau cintai saat ini Ghanza? Kalau aku tidak bisa memilikimu maka tidak ada seorangpun yang bisa memilikimu"

"Lepas Evan LEPASKAN AKU!! TOLOOOONG SIAPAPUN TOLONG AKU!!"

"DIAM DAN JAWAB PERTANYAANKU"

Ghanza sudah berderai air mata saat ini ia melihat Elios dan Ahn yang sedang berjalan dari arah parkiran akan memasuki gedung.

"Elios. Elios yang aku cintai sekarang"

Perlahan cengkraman pada tangan Ghanza mengendur, Evan terkekeh sinis saat mendengar nama Elios keluar dari mulut Ghanza.

"Lepaskan aku Evan, ku mohon kau sudah punya kekasih maka uruslah kekasihmu. Uruslah kehidupan mu sendiri kisah kita sudah berakhir" lirih Ghanza menatap Evan

"Tidak, kisah kita belum berakhir sampai kau jadi milikku"

Ghanza panik bukan main saat Evan akan menghidupi mobilnya kembali maka dengan sekuat tenaga Ghanza memukul kaca mobil Evan seraya berteriak meminta pertolongan.

"TOLOOOONG TUAN TOLONG AKU!"

Ahn menghentikan langkahnya saat mendengar teriakkan seseorang. Ahn menarik tangan Elios yang hendak memasuki lift dan berjalan tergesa menuju parkiran mobil. Ahn mengerutkan dahinya saat melihat siapa yang ada di dalam mobil tersebut.

"ASTAGA GHANZA! ELIOS TAHAN MOBIL ITU GHANZA DI CULIK"

Elios dengan cepat mengalihkan atensinya dari handphone menuju arah yang di tunjuk oleh Ahn. Elios segera berlari menuju mobil tersebut dan menggebrak bagian depan mobil dengan kencang. Elios terkejut saat melihat siapa yang keluar dari mobil tersebut. Evan tersenyum miring memandang Elios.

"Long time no see. Elios"

"Ada urusan apa kau dengan Ghanza?"

"Dia? Dia adalah mantan kekasihku tapi sayangnya aku belum mau melepaskan nya yang ternyata sekarang dia mencintai mu? Tjich bedebah kecil itu, kau tau kan apa yang menjadi milikku akan tetap menjadi milikku"

"Seharusnya kau tau diri, kau sudah tidak di cintai lagi oleh Ghanza maka berhentilah berharap tuan Evan Cho"

Seringai Evan terulas begitu saja saat mendapati Ghanza yang berlari keluar dari mobilnya dan langsung memeluk Ahn. Tanpa basa basi Evan langsung memukul tepat pada rahang Elios.

MAFIA or CEO ❔ {END✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang