Berbulan bulan sudah Ghanza lalui bersama dengan dokter Karin dan suster Eri. Mereka dengan setia selalu menemani Ghanza melawan rasa traumanya, Ghanza melakukan beberapa terapi di antara melukis dan bercocok tanam. Namun bercocok tanam tidak berlangsung lama karena lahan yang sudah habis membuat Ghanza harus berhenti, Ghanza memenuhi taman bagian depan dan belakang mansion Elios dengan bunga. Selain kedua hal tersebut terkadang Ghanza melakukan terapi dengan bermain alat musik, Ghanza akan merasa tenang saat jari jemari nya menari di atas tuts piano, namun akhir akhir ini Ghanza lebih suka melukis. Dokter Karin dan suster Eri juga sudah tidak mengunjungi Ghanza sekarang, dokter Karin menyarankan pada Elios untuk membawa Ghanza jalan jalan keluar dari mansion nya, contohnya seperti kontrol ke rumah sakit dimana dokter Karin bertugas, atau sekedar ke supermarket namun Elios belum melakukannya karena pekerjaan yang menumpuk membuatnya terkadang bekerja di hari libur sekalipun. Orang tua Ghanza selalu di beri kabar oleh Elios tentang perkembangan Ghanza, keduanya merasa senang karena Ghanza sudah jauh lebih baik bahkan seringkali mereka lah yang datang berkunjung ke mansion Elios untuk menemui Ghanza.
⊰
Balkon, Ghanza, kanvas, setumpuk cat dan langit senja adalah pemandangan yang selalu Elios lihat hampir setiap hari saat dirinya pulang bekerja. Tak jarang Ghanza juga suka melukis saat pagi hari, Elios sering melihatnya kalau dirinya bekerja dari rumah atau saat dirinya mengambil hari libur, seperti pagi ini Elios tengah menemani Ghanza melukis di balkon dengan Ghanza yang duduk di pangkuannya dan dirinya yang memeluk erat pinggang Ghanza seraya mengecup tengkuknya sesekali.
"Sayang, kau akan melukis sampai kapan? Aku juga ingin di lukis olehmu"
"Tidak, dua hari lalu kan sudah berkaca saja pasti di tubuhmu masih berbekas. Badanku juga masih sakit akibat dirimu hyung, biarkan aku melukis dengan tenang saat ini"
"Dengarkan aku, rencananya hari ini kita akan melakukan kontrol ke dokter Karin. Bukan kah kau merindukannya?"
"Dokter Karin? Kalau begitu ayo kita bertemu dengan dokter Karin"
Ghanza bangkit dari pangkuan Elios, meninggalkan perkakas melukisnya begitu saja lalu masuk ke dalam kamarnya guna bersiap siap. Ghanza memilih hoodie dan celana pendek selutut untuk pakaiannya hari ini, Elios tidak mempermasalahkan hal tersebut karena selama paha Ghanza tertutup maka tidak ada masalah, Elios mengikuti langkah Ghanza menuju garasi. Elios senang karena sinar bahagia di mata Ghanza kini sudah mulai terlihat kembali.
"Hyung tapi setelah dari dokter Karin aku ingin bertemu dengan eomma dan appa. Boleh?"
"Tentu saja boleh, sebelum itu kita ke kedai ice cream dulu ya"
"Yeaaaaaayyy let's goooo!!!"
Elios terkekeh menatap Ghanza, mengelus rambutnya pelan lalu melajukan mobilnya ke arah rumah sakit.
30 menit di perjalanan keduanya sampai di rumah sakit, saat ini Ghanza sedang bercerita banyak pada dokter Karin dan mengatakan kalau dirinya sudah tidak takut pada hal-hal yang waktu itu sangat dirinya takuti. Elios hanya menyimaknya dengan seksama.
"Bagus, kau sudah benar benar berkembang dengan baik Ghanza. Terus lawan rasa takutmu sampai benar benar hilang ya. Jangan lupa untuk terus minum vitaminmu agar tubuh tetap kuat"
Dokter Karin memberikan resep ke Elios, setelah itu keduanya pamit dari hadapan dokter Karin. Berjalan saling menggenggam tangan di lorong rumah sakit yang cukup ramai, Elios sesekali tersenyum dan mengangguk saat ada yang menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA or CEO ❔ {END✔️}
AléatoireBercerita tentang seorang pemuda yang memiliki cita-cita bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota Seoul dengan label Choi Company. Pada awalnya Ghanza bekerja seperti biasa menjadi seorang sekretaris namun lama kelamaan dirinya menjadi merangka...