Satu minggu sudah Elios dan Ahn pergi ke Jepang. Selama satu minggu ini juga Ghanza tidak bisa tidur dengan nyenyak, makan pun rasanya tidak berselera, Ghanza menatap pantulan dirinya di cermin, wajah pucat dengan kantung mata di kedua matanya, pipi yang tadinya bulat sekarang sudah menirus. Ghanza menghela nafasnya, menutup telinganya saat mendengar lemparan batu serta kertas kertas yang berisi ancaman kepadanya. Ghanza tidak berani membuka pintu balkonnya dan membiarkan kertas kertas tersebut menumpuk di sana selama satu minggu ini, kedua orang tua Ghanza juga sedang pergi ke Busan menemui kakaknya selama satu minggu kemarin, Ghanza juga jadi lebih sering menerima kotak yang berisikan tikus dan kelinci mati serta kertas yang berisi ancaman. Ghanza sengaja menumpuk kotak kotak tersebut di depan rumahnya, dia tidak pernah membuka kotak itu lagi sejak satu minggu terkahir ini karena yang biasanya dia hanya menerima kotak selama satu minggu dua kali menjadi setiap hari. Ghanza sudah muak dengan semuanya, rasanya menangispun sudah tidak bisa lagi saat ini karena Ghanza selalu menangis setiap malamnya mungkin kering sudah air mata Ghanza saat ini. Selain itu seseorang yang selalu mengikuti Ghanza saat dirinya pulang kerja pun semakin berani menunjukkan dirinya, setiap Ghanza keluar bahkan untuk sekedar membuang sampah orang itu ada di sekitar rumah Ghanza mengawasinya dari dekat. Ghanza semakin takut, takut untuk bertindak dan takut untuk bepergian kemanapun yang dirinya inginkan. Ghanza menghela nafasnya pelan lalu beranjak untuk pergi ke kantornya, karena bagaimanapun tanggung jawab perusahaan kini ada pada tangannya selama Elios dan Ahn belum pulang dari Jepang.
⊰
"Selamat pagi Ghanza, ini berkas keuangan bulan ini"
"Terima kasih Arsen, aku akan merekap nya lalu menyimpannya"
"Kau terlihat sangat kacau dan wajahmu juga pucat begitu. Kau sakit Ghanza?"
Ghanza menggelengkan kepalanya lalu tersenyum ke arah Arsen, ah dia lupa untuk memakai riasan pagi ini.
"Aku baik baik saja hanya tidak bisa tidur semalam"
"Baiklah, aku akan kembali ke ruanganku, jangan terlalu keras bekerja istirahatlah sejenak Ghanza kesehatanmu lebih penting dari apapun"
Ghanza mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada Arsen. Selepas kepergian Arsen, Ghanza melanjutkan pekerjaannya, tak berapa lama ada seseorang yang datang namun Ghanza tidak menyadari kehadiran seseorang tersebut sampai akhirnya orang itu dengan tiba tiba menodongkan pistol ke arahnya. Ghanza terkejut bukan main, jantungnya berdetak dengan sangat cepat saat ini, Ghanza melihat seseorang tersebut dengan pakaian yang sangat tertutup bahkan wajahnya pun tidak terlihat sedikitpun karena tertutup oleh topeng. Ghanza berdiri seraya mengangkat kedua tangannya, orang tersebut mengangkat pistolnya lebih tinggi dari Ghanza lalu meloloskan satu pelurunya ke dinding di belakang Ghanza, Ghanza yang terkejut langsung duduk terjatuh seraya menangis.
"TOLONG KALAU KAU INGIN MEMBUNUHKU BUNUH SAJA AKU SEKARANG!!!"
Ghanza memejamkan matanya saat orang itu kembali menembakkan pelurunya ke dinding di belakang Ghanza. Ghanza membuka matanya saat merasa kalau orang itu melempar sesuatu ke arah Ghanza, Ghanza mengambilnya lalu membukanya
"Jauhi Elios bodoh!! Elios hanya milikku bukan milik mu!!"
Ghanza mengernyitkan alisnya saat membaca tulisan tersebut, lalu Ghanza membuka lagi kertas yang baru di lempar oleh orang itu.
"Kalau kau tidak mau menjauh dari Elios, aku akan melakukan sesuatu yang lebih kejam dari apa yang aku lakukan selama ini. Bukan hanya dirimu yang akan menerimanya tetapi juga keluargamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA or CEO ❔ {END✔️}
OverigBercerita tentang seorang pemuda yang memiliki cita-cita bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota Seoul dengan label Choi Company. Pada awalnya Ghanza bekerja seperti biasa menjadi seorang sekretaris namun lama kelamaan dirinya menjadi merangka...