Ghanza sedang di toilet saat ini, begitu sampai Ghanza tidak langsung menuju mejanya tapi dia berjalan menuju toilet untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu dari semua apa yang dilihatnya barusan. Sementara Elios sudah memasuki ruangannya karena harus melakukan meeting melalui sebuah aplikasi bersama klien nya yang berada di negeri sebrang. Ghanza menghembuskan nafasnya perlahan, setelah di rasa cukup tenang Ghanza keluar dari kamar mandi lalu menghampiri Ahn yang sudah menatap khawatir padanya.
"Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak nunna, ah ini berkas yang harus di berikan pada tuan?"
"Iya tapi nanti saja, beliau sedang tidak bisa di ganggu untuk beberapa jam ke depan"
Ghanza hanya mengangguk lantas kembali menaruh berkas berkas tersebut dan mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang sudah menunggu dirinya. Ghanza mencoba melupakan kejadian tersebut sebisanya, Ghanza akan menganggap bahwa semuanya hanyalah mimpi atau halusinasinya saja. Ghanza kembali menghembuskan nafasnya seraya memijit pelipisnya perlahan.
"Kau yakin baik baik saja Ghanza?"
"Iya nunna aku baik baik saja, aku akan ke divisi pemasaran untuk memberikan berkas yang sudah di tanda tangani oleh tuan"
Ghanza bangkit dari duduknya berjalan menuju lift dan memijit tombol menuju lantai 16 untuk ke divisi pemasaran. Begitu sampai Ghanza langsung menuju meja kepala divisi tersebut.
"Minhye nunna ini berkas yang sudah di tandatangani oleh tuan Elios"
"Oh kenapa kau jauh jauh kesini sekretaris Lee, biar aku atau anak dari divisi ku saja yang mengambilnya. Terima kasih ya"
"Sama sama, aku hanya ingin berjalan jalan saja dan ingin bertemu denganmu nunna"
Minhye menghentikan kegiatannya lalu menatap Ghanza.
"Ada apa ingin bertemu denganku? Kau merindukanku yaa"
"Tidak astaga aku hanya bosan di sana, tidak ada orang dan tidak seramai seperti divisi mu. Aku hanya berdua di sana bersama Ahn nunna"
"Yasudah sana berjalan jalan lah di divisi ku jangan menganggu pekerjaan ku atau tuan mu itu akan marah besar"
"Tidak akan marah, kalau dia marah aku akan memarahinya kembali"
Ghanza tertawa lalu dia memutuskan untuk bermain sebentar di divisi pemasaran melihat lihat sekeliling dan ada apa saja di lantai 16 ini. Ghanza menuju sebuah ruangan dimana itu adalah ruangan bersantai yang menyatu dengan balkon lantai tersebut, mendekat ke arah balkon lalu melihat ke bawah.
"Ramai sekali orang ternyata"
Tanpa di sadari olehnya ada seseorang yang sudah berdiri di belakang tubuhnya, mendorong tubuhnya sehingga saat ini setengah dari tubuh Ghanza sudah berada di luar pembatas balkon, Ghanza ingin berteriak namun seseorang itu membekap mulutnya. Ghanza menangis, rasa takutnya muncul saat ini. Seseorang itu tiba-tiba menarik Ghanza untuk berdiri tegak dan membisikan sesuatu.
"Dengarkan ini, jika kau ingin selamat dan hidup dengan tenang maka jauhi Elios. Keluar dari perusahaan ini dan bekerja di Cho Company"
Orang itu melepaskan bekapan pada mulut Ghanza dan menghempaskan Ghanza begitu saja. Ghanza terduduk di salah satu kursi yang ada mengatur nafasnya perlahan melihat seseorang yang berjalan cepat entah kemana. Ghanza tidak bisa mengenali wajah orang itu karena memakai masker dan kacamata hitam tidak lupa tudung hoodie yang menutupi seluruh wajahnya. Ghanza mengambil sebuah kertas yang tergeletak di meja membuka isinya, tulisan yang sama dengan apa yang di ucapkan oleh orang tersebut.
"Cho Company ini milik Evan kan? Ada apa sebenarnya, Evan tidak mungkin melakukan ini kalau hanya untuk menarik perhatianku"
Ghanza menyimpan kertas tersebut kedalam saku kemejanya lalu memutuskan untuk kembali ke lantai atas dengan hati yang semakin kacau. Ghanza langsung menuju mejanya begitu dirinya sampai. Menghiraukan tatapan penasaran dari Ahn dan lanjut mengerjakan pekerjaannya yang cukup banyak hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA or CEO ❔ {END✔️}
AcakBercerita tentang seorang pemuda yang memiliki cita-cita bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota Seoul dengan label Choi Company. Pada awalnya Ghanza bekerja seperti biasa menjadi seorang sekretaris namun lama kelamaan dirinya menjadi merangka...