30 {End}

576 12 0
                                    

Pernikahan keduanya terlaksanakan dengan meriah sesuai keinginan dari Ghanza. Keluarga kecil tersebut juga menempati mansion yang di bangun oleh tuan Lee, tidak menempati mansion terdahulu karena menurut keduanya banyak kenangan pahit di mansion tersebut dan tidak ingin mengingat lagi semua kenangan buruk itu. Waktupun berjalan dengan sangat cepat, pernikahan keduanya telah berjalan selama 5 tahun pun dengan perkataan Elios yang akan menciptakan saingan untuk Ghanza sudah terwujud. Mereka di karuniai seorang putra yang kini sudah berusia 6 tahun dan seorang putri yang baru menginjak usia 4 tahun, seperti pada umumnya anak laki laki akan lebih dekat dengan sang ibu sedangkan anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya. Tuhan memang adil untuk pasangan pencemburu ini.

Ghanza tengah memasak sarapan pagi ini di temani dengan suara celotehan kedua anaknya yang berada di ruang bermain serta pelukan hangat dari Elios yang enggan di lepaskan meskipun Ghanza telah mengancamnya dengan berbagai hal. Ghanza melangkah kesana kemari pun Elios tetap mengikutinya.

"Hyung lepas dulu pelukan mu, aku kesulitan memasaknya kalau begini"

"Tidak, aku seminggu kemarin di Jepang loh sayang. Kau tidak rindu padaku?"

"Rindu sih tapi tidak seperti ini juga dong"

"Tidak mau pokoknya aku ingin seperti ini!"

Ghanza menghela nafasnya lalu melanjutkan kegiatan memasaknya dengan Elios yang semakin mengeratkan pelukannya dan mendusal di ceruk leher Ghanza.

"Mamaaaa Hanmi memegang pistol papa"

Keduanya menoleh dengan kompak ke arah Erick yang mengatakan kalau adiknya memegang pistol milik Elios. Nama putri mereka adalah Choi Hanmi atau nama lainnya Luna Choi namun mereka nyaman memanggilnya dengan nama Hanmi.

"Tenang saja itu hanya mainan bukan yang asli kok, lagian punyaku tengah di pinjam oleh Luke"

Merasa tidak yakin dengan ucapan Elios, Ghanza segera melepaskan pelukan suaminya lalu mematikan kompor dan bergerak menghampiri Hanmi. Sementara Elios dan Erick diam di tempat tidak mengikuti langkah Ghanza.

"Hanmi sayang, jangan bermain dengan pi-"

Dor!

Ghanza memejamkan matanya saat peluru tersebut tepat mengenai dinding di samping kepalanya. Ghanza mengepalkan kedua tangannya erat, lalu berjalan tergesa menghampiri Hanmi yang tertawa senang, Ghanza membuka tempat peluru pada pistol tersebut lalu membuangnya ke tong sampah dan melempar pistol itu ke arah Elios yang berdiri mematung di ambang pintu ruang bermain

"CHOI MINHO SUDAH KU KATAKAN UNTUK MENJAUHKAN BENDA BENDA LAKNAT INI DARI PUTRA DAN PUTRIKU MESKIPUN HANYA SEBUAH MAINAN!"

Ghanza mengatur nafasnya lalu menatap Elios dengan tajam

"Bodoh! Tidak ada mainan yang berisi peluru asli dan menembus dinding yang hampir mengenai kepalaku. KEPALAKU ELIOS!"

Ghanza menghentakkan kakinya kesal lalu berlalu meninggalkan ketiganya untuk melanjutkan masakannya yang tertunda. Sebenarnya Elios sudah tidak seaktif dulu di bisnis gelapnya, hanya sesekali saja itupun masih di dampingi oleh Luke dan beberapa anak buahnya. Sementara para maid yang dulu bekerja di mansion lama Elios di boyong oleh Ghanza ke mansion barunya ini.

┻⁠━⁠┻⁠ ⁠ヘ⁠╰⁠(⁠ ⁠•̀⁠ε⁠•́⁠ ⁠╰⁠)

Sementara Luke kini sedang menghadapi beberapa musuh Elios, ia mengeluarkan pistol yang di pinjamnya dari Elios lalu menarik pelatuknya dengan yakin namun yang keluar dari sana bukan peluru tapi air yang mengucur dari pistol tersebut membuat beberapa musuhnya tertawa. Luke segera mengambil pistol miliknya dan kembali menyerang musuh musuhnya.

MAFIA or CEO ❔ {END✔️}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang