Chapter 3

44 7 59
                                    

Zhang Linghe' POV

Jujur aku tidak pernah menduga akan mendapatkan reaksi seperti ini saat bertemu dengan Bai Lu kembali. Aku pikir Bai Lu akan terlihat canggung dan awkward saat berhadapan denganku sama seperti dulu, tetapi ternyata ia malah terlihat lebih ramah daripada saat dulu.

Usai sarapan dan saling bertukar kontak, aku menawarinya untuk mengantarkannya pulang. Sebenarnya aku ingin Bai Lu lebih lama berada di sini, tetapi bagaimana juga ia harus pulang dan takutnya ia akan dicari sang manager.

"Sekali lagi, terima kasih Linghe. Jika tidak ada kau, entah apa yang sudah terjadi padaku," kata Bai Lu ketika aku hendak mengajaknya menaiki mobil yang sudah terparkir di depan pintu masuk.

"Sama-sama. Aku hanya berpesan kau akan lebih hati-hati lain kali, pria itu punya niat buruk padamu," kataku lalu segera membukakan pintu mobil untuknya.

Begitu Bai Lu naik ke dalam mobil, aku segera menyusul dan duduk di kursi kemudi sebelum menjalankan mobil dan menuju alamat Bai Lu.

Ternyata Bai Lu tinggal di sebuah apartemen pusat kota Shenzhen, sebuah apartemen yang cukup mewah juga. Bai Lu pun kemudian bercerita kalau ia hanya tinggal bersama manager-nya, sementara orang tuanya masih tinggal di Changzhou kota tempat kelahirannya dan juga tempat aku dan Bai bersekolah dulu.

Setelah beberapa menit berlalu, kami akhirnya sampai juga. Aku mengantarkan sampai di lobi apartemennya dan dengan cepat membukakan pintu untuknya.

"Terima kasih, Linghe," katanya saat ia sudah keluar dari mobil.

"Mmm ... iya sama-sama. Aku pamit dulu yah, agar kau bisa istirahat," sahutku yang sebenarnya masih merasa sedikit gugup.

"Iya. Kau juga istirahat ya. Oh ya apa kau setiap hari ada di kelab?"

"Iya, jika tidak urusan lain aku ada di kelab."

"Hmm ... ok Linghe sampai bertemu lagi," pamit Bai Lu sebelum ia melangkah masuk ke dalam gedung.

Aku terus menatapnya hingga ia tidak bisa terlihat lagi baru aku masuk ke dalam mobil dan langsung membawa mobil meninggalkan apartemen itu.

Sepanjang perjalanan pulang, aku tersenyum terus mengingat bahwa Bai Lu masih ingin kembali bertemu denganku.

~~~

Beberapa tahun yang lalu

Saat berusia lima tahun, aku diculik oleh seorang pria ketika sedang bermain di sebuah taman. Dengan diimingi-imingi es krim aku mau mengikutinya dan kemudian berakhir aku dibawa ke tempat jauh. Saat dipaksa untuk mengemis, aku pun mencoba kabur dan kemudian beruntungnya seorang pria tua yang kupanggil kakek mau menolong. Sejak saat itu hingga SMA, aku memang dibesarkan oleh sang kakek dan sudah dianggapnya seperti cucunya. Aku pun demikian, menganggapnya sebagai kakek. Namun, sementara itu Ingatan tentang kedua orang tua kandungku malah hampir tidak bisa aku ingat, hanya nama pemberian mereka yang tersisa.

Sejak dari sekolah dasar aku memang di sekolahkan oleh sang kakek baik itu. Selama di sekolah pun selalu berhasil mendapatkan nilai yang baik. Maka hingga saat SMA aku berhasil mendapatkan beasiswa penuh di sekolah bergengsi dan itu menjadi tempat pertama kalinya bertemu dengan Bai Lu.

Pada waktu perkenalan sekolah, aku dan Bai Lu memang sempat satu kelompok. Semenjak itulah muncul rasa tertarik padanya, hanya sayangnya kami selalu berbeda kelas dan hingga akhirnya saat pada tahun terakhir aku dan Bai Lu bisa satu kelas. Namun, saat itu ia sudah berpacaran dengan Wang Dylan.

Banyak anak-anak memuji pasangan itu, mereka mengatakan Bai Lu dan Wang Dylan sangat serasi. Bai Lu cantik yang masuk golongan anak-anak populer dan demikian Wang Dylan masuk dalam kelompok anak-anak populer dan tentunya tampan. Melihat itu, semakin membuatku merasa semakin sulit untuk mendekati Bai Lu.

7 Years Wait For You ( HeLu Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang