Chapter 7

37 5 26
                                    

Bai Lu's POV

Zhang Linghe
Ya tentu saja boleh
Kabari saja kapan kau mau

Baru saja tanganku hendak kembali membalas pesan tersebut, pintu kamarku sudah diketuk dan terdengar suara Wang Dylan memanggilku. Segera saja kutaruh ponselku dan membukakan pintu, pria di hadapanku pun berdiri sambil membawa sebuket bunga.

 Segera saja kutaruh ponselku dan membukakan pintu, pria di hadapanku pun berdiri sambil membawa sebuket bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini untukmu, Lulu. Maafkan aku yah, belakangan ini lebih sering meninggalkanmu," kata Wang Dylan sambil menunjukkan 'puppy eyes'-nya.

"Hmm ... " kataku masih menatapnya lalu segera mengambil bunganya.

"Mana pelukan hangatnya? Katanya kangen sama aku?" godanya kembali.

Pipiku terasa memerah mendengar Wang Dylan menggodaku, meski hubungan kami berjalan lima tahun lamanya. Selama lima tahun bersama pun bukanlah hubungan kami selalu baik-baik saja, terkadang kami bertengkar juga. Namun, pada akhirnya kami kembali bersama. Hanya belakangan ini hubungan kami memang semakin terasa berjarak karena kesibukan kami berdua.

Perlahan aku menghampirinya dan memeluknya erat. "Kau selalu sibuk, Dylan. Aku tuh kangen tahu," rajukku.

Pria di depanku pun membalas pelukan ini dan mengusap kepalaku lembut. "Aku juga, makanya aku sampai langsung ke sini dan bukannya pulang ke rumah. Aku ingin mengajakmu makan malam, bagaimana?" tanya Wang Dylan.

Aku mengangguk cepat dalam pelukannya.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kau segera bersiap-siap. Pacarku ini harus jadi yang paling cantik," ujar Wang Dylan seraya melepaskan pelukan.

"Huum ... tunggu yah..."

"Iya sayang, aku tunggu diluar," kata Wang Dylan lalu menutup pintu kamarku.

Aku sejenak terdiam. Apakah aku harus bercerita tentang pertemuanku dengan Zhang Linghe semalam kepada Wang Dylan? Jika aku bercerita, apakah ia tidak akan cemburu?

Samar aku mendengar suara Wang Dylan sedang berbicara dengan Kezia-sahabat sekaligus menejerku. Segera saja kudekatkan telinga di pintu untuk mencoba mendengarkan pembicaraan mereka dan ternyata Kezia membicarakan soal semalam . Jika sudah seperti ini, aku sepertinya harus menceritakan tentang Linghe kepadanya.

Usai memilih pakaian yang cocok yakni sebuah dress hitam tanpa lengan, segera kubuka pintu kamar dan menghampiri kedua.

Usai memilih pakaian yang cocok yakni sebuah dress hitam tanpa lengan, segera kubuka pintu kamar dan menghampiri kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Years Wait For You ( HeLu Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang