Chapter 11

33 6 28
                                    

Bai Lu's POV

"Ayo, chat sama siapa?" tanya Keiza yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarku.

Segera saja kutaruh ponsel dan menatapnya yang dengan begitu santai naik ke atas ranjang dan duduk di depanku.

"Hmm ... boleh aku tebak?" lanjut Keiza dengan cengiran khasnya.

"Tebak apa sih?" balasku pura-pura tidak paham maksud pembicaraannya yang ingin menggodaku.

"Pasti dari Linghe,kan? Benar, kan tebakanku?"

Aku memang paling tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari sahabatku ini, sehingga akhirnya aku menganggukan kepalaku.

"Yah ... Linghe memang tampan dan keren apalagi ia pemilik bar yang sekaligus juga bisa meracik minuman. Ia terlihat lebih menarik daripada Wang Dylan yang statusnya masih bekerja di perusahaan orang tuanya. Tapi apa kau yakin? Hubunganmu dengan Dylan sudah lama lho."

Karena kesal dengan perkataan Keiza, aku pun mengambil bantal dan melempar ke arahnya. "Ih! Ngaco banget sih omonganmu. Aku sama sekali tidak berpikir seperti itu."

"Hahaha. Tapi, ingat kau tidak pernah bisa bohong dariku, aku tahu kau juga tertarik pada Zhang Linghe. Cuma seperti yang aku bilang, kau jangan lupa hubunganmu dengan Dylan. Jika ingin Linghe, kau wajib memutuskan Dylan lebih dulu."

"Kei! Aku serius. Aku tidak ada berpikir ke sana, kami hanya teman. Tapi yang memang Linghe keren."

"Tuh kan! Kau akhirnya mengakuinya, tapi saranku jangan bermain api, yah. Putuskan kau ingin bersama siapa."

"Ah ... sudah-sudah. Omonganmu kejauhan. Aku masih mencintai Wang Dylan kok dan Linghe hanyalah temanku."

"Ya-ya aku percaya. Ya sudah aku mau istirahat dulu, selamat malam, Lulu," kata Keiza seraya bangkit dari tempat tidurku dan berjalan keluar dari kamar.

Aku memang masih mencintai Wang Dylan dan aku tidak pernah meragukan perasaannya meski terkadang ia selalu sibuk dengan pekerjaan sehingga kami jarang ada waktu bersama. Namun, terkadang yang menjadi bahan pikiranku adalah keluarga Wang Dylan karena meski aku Wang Dylan sudah cukup lama menjalin hubungan selama tujuh tahun. Aku sangat jarang bertemu dengan keluarganya, jujur merasa sedikit merasa janggal.

Sementara untuk keluargaku sendiri sudah mulai mempertanyakan keseriusan Wang Dylan, karena pria itu hingga kini masih berstatus pacarku. Kedua orang tuaku bahkan sudah agak mendesak agar aku meminta Wang Dylan melamar saja jika memang belum siap untuk menikah.

~~~

"Lulu, kau mau ke mana?" tanya Keiza yang baru saja melihatku keluar dari kamar dengan dress biru berlengan rendah sehingga memperlihatkan pundakku.

"Lulu, kau mau ke mana?" tanya Keiza yang baru saja melihatku keluar dari kamar dengan dress biru berlengan rendah sehingga memperlihatkan pundakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ada janji dengan temanku," jawabku yang enggan untuk mengatakan bahwa aku ingin pergi dengan Linghe.

"Teman? Temanmu yang mana?" Keiza bahkan memperhatikanku dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kau terlihat berbeda. Kau yakin tidak salah berpakaian atau kau sebenarnya ingin kencan dengan Dylan?"

7 Years Wait For You ( HeLu Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang