Chapter 6

33 5 32
                                    

Kemudian Papa dan Mama mengajakku pergi ke restoran setelah selesai mengurus keterangan di kantor polisi. Begitu kami melangkah keluar, mereka mengajakku menaiki sebuah mobil mewah. Meski tidak terlalu banyak ingatan tentang keluargaku dulu, tetapi masih sedikit tersimpan memori yang mengatakan bahwa kehidupanku sebelum penculikan itu tidaklah sulit.

Mama kemudian mempersilahkan aku naik ke mobil lebih dulu dan diikuti oleh mereka. Kami duduk di bangku belakang, karena di depan sudah ada sopir yang mengemudi.

"Kami sudah tidak tahu bagaimana selera makanmu sekarang, tapi kami harap kau akan suka tempat kita makan nanti," kata Mama sambil tersenyum.

Perlahan mobil meninggalkan kantor polisi dan berjalan menuju pusat kota, gedung tinggi mulai terlihat begitu megah. Sepanjang perjalanan aku hanya diam menikmati pemandangan yang sebenarnya jarang bisa aku nikmati.

"Linghe, setelah kita bertemu dengan Kakek Wu. Kita semua akan kembali ke Jiangshu, setelahnya baru kau putuskan untuk berkuliah di mana," ucap Papa seraya menatapku.

Aku hanya mengangguk, sebab kuliah tidak pernah ada dalam pikiranku dan kini aku mendapatkan kesempatan untuk itu. Mungkin aku akan meminta masukan dari mereka saja jurusan apa yang kira-kira cocok.

Mama mengusap kepalaku. "Mama yakin, anak mama pasti nanti akan menjadi orang hebat. Apapun pilihannya nanti."

"Terima kasih, Ma ... Pa ..."

Mobil mulai melambat begitu kami sampai di sebuah restoran, pintu mobil seketika dibukakan oleh petugas yang berjaga di pintu. Aku tersenyum dan melangkah keluar dari mobil, sementara itu papa keluar dari pintu satunya dan diikuti oleh mama.

Kami semua pun segera masuk ke dalam dan ternyata kami diantarkan ke ruangan VIP, kami duduk di sebuah meja bundar. Aku duduk diapit papa dan mama, mama pun kemudian membiarkan aku memilih makanan lebih dulu.

Jadi seperti ini yah, punya orang tua dan terlebih jika orang tuamu adalah orang kaya. Semua bisa didapatkan, sungguh aku benar bahagia karena kembali mendapatkan kehidupanku yang seharusnya.

Aku memesan beberapa menu akhirnya, karena mereka berkata aku harus makan yang banyak. Mereka pun kemudian bertanya bagaimana kehidupan sekolah selama ini, kuceritakan semua pengalaman tersebut.

Mama terlihat sedih lalu memelukku. "Maafkan kami, Linghe. Kau harus mengalami hal seburuk itu, tapi kami berjanji hidupmu akan lebih baik mulai dari sekarang."

"Terima kasih, Ma," balasku.

Makanan pesanan kami akhirnya diantarkan, beberapa menu chinese food seperti cap cay, sapo tahu, bakmi goreng dan juga ayam jahe. Aku diminta untuk mencicipi semuanya dan makan yang banyak tentunya.

Sambil makan kami sesekali bercerita dan aku tanya apakah aku sudah memiliki saudara kepada papa dan mama.

"Tidak ada, Linghe. Kau anak kami satu-satunya, maka kami sangat senang bisa bertemu kembali denganmu," sahut Papa.

Aku mengangguk dan tersenyum kepada mereka berdua.

Usai makan, aku pun langsung mengajak mereka berdua ke rumah Kakek Wu. Karena ini sudah waktunya Kakek Wu pulang, begitu sampai di depan gang rumah aku pun mengajak mereka masuk ke dalam gang.

"Kau selama ini tinggal di sini, Linghe?" tanya Mama dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, Ma. Rumah Kakek Wu memang kecil, tapi bagiku sudah sangat nyaman," sahutku sambil memimpin jalan masuk ke dalam gang yang hanya bisa dilewati oleh sepeda.

Begitu sampai di rumah, kubuka pintu dan memanggil kakek seperti yang biasa aku lakukan setelah pulang sekolah atau bekerja paruh waktu.

"Ya, Linghe," sahut Kakek Wu yang baru saja keluar dari kamarnya.

7 Years Wait For You ( HeLu Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang