Chapter 14

44 4 24
                                    

Hampir semalaman, aku tidak tidur menjaga papa dan mama yang terlihat juga enggan tidur. Namun, aku meyakinkan agar ia tidur saja dan biarkan aku yang berjaga. Maka setelah bertukar pesan dengan Zhang Linghe, aku memutuskan untuk membuka akun Weibo-ku untuk mengisi kekosongan.

Sampai aku melihat postingan Wang Dylan yang sepertinya sedang berada di bar dan barnya pun sepertinya pernah kulihat. Apalah mungkin Dylan pergi ke bar milik Linghe? Lalu apakah mereka sempat bertemu? Tetapi tadi aku dan Linghe baru saja bertukar pesan, ia tidak menyebutkan soal Dylan sama sekali. Apakah mereka tidak bertemu tadi?

"Lulu, bagaimana kabarmu dengan Dylan?" tanya mama tiba-tiba yang sudah duduk di sampingku.

Aku terdiam sejenak lalu tersenyum dan menggenggam tangan mama, "Kabar kami baik-baik saja kok," kataku.

Mama pun tersenyum dan menepuk pundakku. "Jika begitu undanglah ia ke acara ulang tahun kalau papamu sudah boleh pulang, mama ingin kembali bertemu dengannya."

"Iya, Ma. Nanti aku akan ajak dia."

"Lalu bagaimana dengan keluarganya? Apakah kau sering bertemu dengan mereka?"

Kugelengkan kepalaku.

"Dengar Lulu, jujur hal ini membuat mama dan papa menjadi khawatir. Tidak hanya itu, kadang kami pun sering berselisih paham tentang hubunganmu dengan Dylan. Papamu sangat ingin kepastian dari keluarga Wang, kau juga paham kalau hubungan kalian sudahlah cukup lama, apakah kalian ingin melangkah ke jenjang yang lebih lanjut?"

Aku terdiam. Namun aku paham apa yang dirasakan oleh mama dan papa itu. Kadang dalam hati pun diri ini sering bertanya-tanya.

"Lulu?" panggil mama seraya menggenggam tanganku.

"Iya-iya, Ma. Nanti aku akan coba tanyakan padanya. Mama tenang saja."

Mama akhirnya hanya bisa mengangguk dan mencoba tersenyum padaku.

~~~

Pagi menjelang, cahaya matahari mulai merambat masuk ke ruangan perawatan. Mataku perlahan membuka karena cukup merasa terganggu dengan cahaya yang masuk melalui kaca jendela kamar ini. Namun, ternyata mama sudah tidak dan hanya ada papa yang masih berbaring di atas ranjang.

Segera saja aku berdiri dan menghampiri ranjang papa dan mengecek keadaannya. Ternyata ia masih tertidur dengan nyaman, bibirku seketika membentuk senyuman dan penuhi rasa syukur karena sepertinya kondisi papa sudah lebih baik.

"Lulu? Kau sudah bangun?" tanya suara mama yang berasal dari belakangku.

Segera saja kubalikan tubuh dan melihat mama baru saja memasuki kamar sambil membawa sebuah paperbag. Ia pun segera menghampiri, "Lulu ayo sarapan dulu," katanya sambil memberikan paperbag tersebut.

"Terima kasih, Ma. Oh, ya, Ma, selamat ulang tahun" jawabku sambil tersenyum dan menerima paperbag dan juga memeluknya.

"'Iya, Lulu. Terima kasih, yah, Sayang. Maafkan mama kita malah berada di sini saat ulang tahun mama. Oh ,ya, kau makan saja dulu, yah." balas mama sambil membalas pelukanku.

Aku mengangguk begitu pelukan kami dilepaskan dan kemudian berpindah ke sofa yang ada di ruangan rawat tersebut. Kemudian membuka bungkusan dan ternyata itu adalah bubur lengkap dengan cakwe. Sambil menikmati bubur tersebut kubuka ponselku yang sudah ramai terdapat pesan dan panggilan tidak terjawab dari Kezia.

Tidak ingin semakin membuat Kezia khawatir, langsung jari ini menghubungi nomornya. Nada sambung terdengar beberapa saat sampai akhirnya panggilan ini di angkat.

"Lulu, kau di mana? Kau baik-baik saja kan?" tanyanya langsung.

"Aku di rumah sakit, tapi aku baik-baik saja, Tenang, kez. Papaku yang datang ke sini yang dirawat di rumah sakit," jawabku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Years Wait For You ( HeLu Fanfic )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang