Jo memberikan segelas minuman hangat kepada Ken. Tanpa basa-basi Ken pun segera meneguk minuman tersebut. Hot Chocolate. Pas sekali di udara dingin karena hujan deras seperti ini.
Anjing baru peliharaan Jo tertidur pulas diatas karpet yang nyaman. Suasana di ruang tamu Jo begitu sunyi. Yang terdengar hanya suara hujan yang beradu pada tanah diluar rumahnya.
Ken hanya diam. Ia takut jika Jo melakukan sesuatu kepadanya, walaupun akhir – akhir ini Ken merasa lebih percaya diri dan berani menghadapi Jo.
"Chill out. I won't touch you. Seriusan." Ucap Jo yang mulai bete karena Ken merasa Jo akan mengambil kesempatan di saat hujan ini.
"Dengar. Kamu tahu rahasia aku. Please jangan disebar. Aku juga berjanji tidak akan menyentuh kamu atau berbuat yang aneh-aneh ke kamu..."
Ken yang mendengar pernyataan Jo mulai menyimak sambil mengenyitkan alis. Sepertinya Jo memang serius dan bisa dipercaya.
"... kecuali kalau kamu yang minta." Lanjut Jo sambil memasang senyum mesum.
"Yeehh aku juga tidak akan minta kakak untuk nyentuh aku. Ngga akan!" balas Ken mantap. "Siapa juga yang mau disentuh sama cowo mesum yang rajin tusuk sana tusuk sini macem Jo??! Seks itu nanti pas udah married. Dan suatu hari gue akan nikah sama orang yang tepat. Bukan penjahat kelamin kayak gini" ucapnya dalam hati.
Namun, entah apa yang dirasakan Ken saat ini. Jantungnya berdegup kencang. Keringatnya mulai menetes bulir demi bulir. Suasana yang terjadi di ruang tamu ini begitu intens.
Yang ada dihadapannya adalah Jo, seorang idola komplek yang ternyata terkenal juga se-Indonesia karena ketampanan dan kemapanannya. Rasanya baru kemarin Ken mengenal Jo. Cowo tampan itu kini mengenakan kaos tanpa lengan berwarna abu-abu, dan celana pendek selutut. Nampak lengannya yang terlihat berotot dan seksi.
"Seandainya saja aku cukup berani, mungkin kah kita akan melakukan hal tidak senonoh di ruang tamu ini?" ucap Ken dalam hati. Memang, tidak ada seorang pun yang dapat bertahan akan pesona Jo. Seandainya orang tersebut belum pernah 'merasakannya', setidaknya ciuman panas sudah terlintas di pikirannya.
* * * * * ** * *
Sudah hampir 3 jam hujan tak henti-hentinya beradu dengan genteng rumah Jo. Hanya ada suara 10 jari yang menari diatas keyboard laptop. Tik tik tik tik tik tik. Jo sedang serius mengerjakan laporan kantor dengan Mac Booknya. Ken masih terdiam, tidak tahu harus bicara apa.
Diperhatikannyalah wajah Jo yang tampan dengan kacamata berframe tebal. "Ternyata matanya ga normal... kayak orangnya. Pasti kebanyakan nonton bokep, itu frame kacamata tebel gitu kayak bingkai foto" batin Ken.
Kryuuuuuuuuuuuuuuukkkkkk
Suara abstrak tersebut memecah keheningan diantara mereka berdua.
"Prffffttthhh ahahahahhahahaha kak Jo kenapa?? Laper???" tanya Ken yang menyadari bahwa perut si tampan mulai mendadak dangdut.
"What the hell?! La .. uh .... mmh.. i wanna make a call for pizza delivery!" balas Jo dengan wajahnya yang mulai memerah. Lagi. Telinganya pun lebih merah dari wajahnya.
Ken mulai berhenti tertawa dan menyisakan senyum di wajahnya. Jo yang menyaksikan senyum favoritnya itu segera mendekati wajah Ken dan menyisakan jarak sekitar.... setengah centi? *kabur*
"Kamu .... " ucap Jo terhenti.
Ken gugup karena wajah tampan Jo mendekati wajahnya. "Oh God. Apakah ini saatnya?? Oh tidak... gue bau keringet" Batin Ken. Segera Ken memejamkan matanya rapat-rapat.
"Kamu mau pizza rasa apa?" tanya Jo kembali.
"Hah? Kakak ngedeketin muka aku sampe setengah centi, terus kakak ujungnya Cuma bilang mau makan pizza rasa apa?? Gile!" balas Ken dengan wajah kesal.
"Hahahhaha... Kamu pikir aku mau cium kamu?? Mimpiii~"
Setan. Cowo tampan ini ternyata berjiwa iblis. Dia kembali menatap wajah Ken dekat-dekat, lalu dengan cepat dia mendaratkan sebuah ciuman tepat di bibir Ken.
"Aku cium kamu karena kamu seksi banget hari ini. Sekian."
Wajah Ken memerah padam. Diambilnya bantal sofa dibelakang punggungnya, lalu dilemparnya sekuat tenaga ke wajah Jo. "Aku bisa bikin makanan sendiri! Silakan kakak pesan pizza untuk diri kakak sendiri!" ujar Ken sambil berlalu ke dalam dapur di rumah Jo.
Jo bingung. Padahal itu hanya sebuah ciuman. Ciuman yang sepertinya tidak ada arti apa apa. Hanya ciuman biasa. Masa bisa marah? Aneh. Sementara itu, wajah Ken masih memerah dan jantungnya berdegup semaking kencang. Tidak disangka Jo akan nekat melakukan ciuman kilat itu kepadanya.
"Gak... gak. Gue cumadipermainin inimah" ujar Ken melawan fakta yang baru saja dia alami. Segera iamengambil bahan makanan di kulkas Jo.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Haloooo!!! Saya kembaliiiii huhuhuhuhu akhirnya dilanjutin juga hehe maaf baru chapter 10 dan 11 ... 12 13 dan 14 menyusul :)) Seneng banget ternyata yang respon banyak mengenai hadirnya cerita ini. Bikin saya makin semangat meski tertatih untuk nyelesaiin cerita Neighbour Secretly ini :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor Secretly
RomanceMeet Johanes, the boy next door idola perempuan. Mulai dari kaum sosialita, staff perusahaan tempatnya bekerja, sampai ibu-ibu dan cabe-cabean alay di komplek perumahannya. Tidak hanya tampan, tapi dia juga mapan. Meet Ken, the youngest daughter in...