Part 18 - With One Condition

1.1K 28 1
                                    

Kira-kira lebih dari 60 menit mereka berdua terdiam dalam ruangan itu. Tak ada satupun kata terucap dari mulut Maya, dia hanya menatap wajah Johanes dengan penuh kebencian. Seorang Johanes yang terkenal player dan hobi tusuk sana sini, dihadapannya malah berubah menjadi sosok pria yang clueless dan rela bersujud demi menyelamatkan reputasi seorang pelajar biasa.

"Segitu berharganya dia buat kamu? Do you love her?"

Johanes terdiam. Cinta? Hmm, akan terlalu cringe kalo mengakui bahwa Jo mencintai anak sekolahan. Ngga. Ini lebih tepatnya simpati. Ya, simpati. Karena Ken adalah tetangga yang sudah lama akrab dan dia anggap seperti saudara sendiri. Ya, ini bukanlah cinta.

"Dia tetangga yang aku kenal baik, May. Sejak orang tuaku divorced dan aku harus tinggal sama tanteku. Aku gak bisa membuat dia dibully sama cewe-cewe se-Indonesia hanya karena rumor busuk yang kamu sebar. Salahku karena aku menjemput dia di sekolah. Kasihan dia... Mana dia anak Piatu, karena hanya ayah dan kakak laki-laki yang dia punya. Pikirin masa depannya. Ini salah paham. Jadi tolong take down beritanya, please?" ucap Jo dengan lirih dan lemas. Mendengar hal tersebut, ada sedikit perasaan lega dalam hati Maya.

"Fine. Aku akan hapus semua berita itu, dan menggantinya dengan klarifikasi. Tapi, ini gak gratis."

Maya melangkah mendekati Johanes. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, ia mencium dan melumat bibir Jo sampai warna lipstick di bibirnya menghilang.

"Be my boyfriend for these 3 years, will you? Live with me, then i'll save her life."

"...... Ngga mau ah."

Johanes tidak mengerti jalan pikiran perempuan, kenapa kalo ngasih syarat suka aneh, dan somehow membebani. Maya yang berusaha menahan amarah dan hasrat ingin memukul Jo menenangkan diri sejenak, menarik napas yang dalam seperti orang yang tertekan penuh masalah.

"Just do it, will you? Aku gamau bapakku jodohin aku sama pewaris perusahaan lain, jadi tolong bantu aku untuk menjadi pacarku selama tiga tahun ini. Win win solution"

"Oy, tiga tahun itu gak sebentar ya!"

"Oh gitu?? Oke kalo gitu makin aku sebar kalau perlu bikin rumor yang aneh-aneh lagi tentang anak itu. Biar mampus!"

Jo tidak dapat membalas kata-kata yang keluar dari Maya. Tiga tahun... itu lama banget. Tapi, daripada Ken tidak tertolong lebih baik Jo berkorban. Ia tidak ingin kehidupan Ken dan keluarganya terancam hanya karena rumor goblok yang tersebar luas. "Oke, aku akan melakukan yang kamu mau. But first, aku mau lihat bukti kalau kamu memang take down dan klarifikasi berita tersebut."

"Easy. Watch."

Maya menghentakan jari pada layar iPadnya, kemudian memberikannya pada Jo. Benar, dia menginstruksikan kepada segenap redaksi dan partner media untuk menurunkan semua berita tersebut, malah menggantinya dengan berita klarifikasi persis yang Jo katakan... juga berita mengenai Jo yang 'bertunangan' dengan seorang perempuan yang namanya dirahasiakan. Ngeri banget media berita kayak gini. Walaupun Jo tampak tidak senang dengan berita pengganti, tapi dia sudah dikadung janji.

"Aku juga akan ngurus pindahan kamu ke rumahku, supaya nanti malam kamu gak perlu tidur disana lagi."

Secepat itu. Kekuatan old money memang beda ya. Tanpa berkata apa-apa, Jo segera meninggalkan ruangan tersebut. "Jangan malam-malam yah sayang pulangnya!" ucap Maya dengan nada senang. Jo hanya mengangkat tangan sebagai isyarat mengiyakan.

Boy dan Maria menunggu di basement parkiran mobil. Seketika mereka langsung menghampiri Jo yang berjalan keluar. Wajahnya begitu pucat. "Bro, lu gak papa?? Emang si Maya serem banget sampe muka lu pucet gini?" ujar Boy khawatir. "Gapapa... Nanti gue cerita pas kita sampai kantor."

******

Neighbor SecretlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang