Page 7 : Berangkat Sekolah

8 2 0
                                    

Pagi ini meja makan tidak sehangat biasanya, meja makan yang dulunya berisik dengan cerita cerita Cahya kepada ayahnya, sekarang hanya suara alat makan yang menghantam piring. Ayah yang merasakan ada sesuatu yang salah pun menatap Fanya berusaha untuk menanyakan apa yang terjadi. Ayah dan Fanya berkomunikasi tanpa bersuara.

"Ada apa dengan Cahya, apakah kalian berantem?"-Tanya Ayah kepada Fanya tanpa suara.

"Ini urusahan Fanya ayah, ayah tenang aja, Fanya akan selesain ini" - Ucap Fanya menyakinkan ayah.

"Ayah harap ini bukan suatu masalah yang besar"- Ucap ayah

Di tengah-tengah Fanya dan Ayah berkomunikasi, Cahya sudah menyelesaikan makan nya dan bersiap-siap untuk berangkat.

"Aku sudah selesai makan nya, aku berangkat duluan yaa Ayah, aku naik motor kok, soalnya pulang nya ada kerkom dulu, izin yaa ayah"- ucap Cahya yang buru-buru, sambil salil kepada sang ayah.

Fanya hanya bisa memperhatikan Tas Cahya yang lama kelamaan hilang dari pandangan nya dan tergantikan oleh suara motor Cahya.

Saat Cahya ingin keluar dari gerbang rumah, terdapat motor yang terparkir di luar rumah tersebut.

Siapakah pemilik motor tersebut??





Yap dia adalah Fadrian.
Fadrian disini, datang untuk menjemput Fanya.

"ngapain kakak kesini?" -Tanya Cahya, sambil melihat ke arah pintu rumah, takut ayah nya melihat Fadrian.

"Jemput Fanya, kenapa?, Fanya nya ada kan?" -Tanya Fadrian dengan penuh harapan

"Aduhh aku kasih tau kaka aja deh yaa, lebih baik kakak langsung ke sekolah aja deh, solanya Fanya bareng aku, mending kakak cepetan ke sekolah aja, pliss kak" -Ucap Cahya dengan panik, sambil terus melihat ke arah pintu.

"Lohh kenapa, kan bagus aku nganter fanya biar kamu gak repot jugaa"-Ucap Fadrian.

"Aduhh pokoknuaa ribet lahh urusan nya pokoknya mending kakak cepetan ke sekolah" -Ucap Cahya sambil mendorong dorong badan Fadrian.

disaat Cahya mendorong dorong Fadrian tidak di sangka sangka Satria pun datang untuk menjemput Fanya juga.

"Aduhhh kenapa dia dateng sihh" -ucap Cahya dalam hati.

"Cahya kok kamu belum berangkat"-Suara berat seseorang yang membuat Cahya merutuki dirinya dan berharap ini hanyalah mimpi


Siapa pemilik suara berat itu, lalu siapakah yang akan mengantarkan Fanya??

First BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang