Page 12 : Cinta

11 2 0
                                    

Motor tersebut menyusuri jalan, angin - angin yang berlalu, langit yang tidak begitu cerah membuat keduanya yang sedang merasakan gejolak cinta menikmati perjalanan tersebut.

"Gimana tadi di sekolah nya?" - Fadrian memulai topik.

"yaa biasa aja sih kak, gak ada yang spesial, kalo kakak? gimana sekolahnya?" - Fanya berbalik menanyakan hal yang sama kepada Fadrian.

"kalo aku sih seneng banget hari ini bisa nganterin orang yang aku suka" - Ucap Fadrian yang membuat Fanya sedikit tersipu, dan menimbulkan kemerahan di pipinya.

"Kok pipi kamu merah gituu sihh, kenapaa?" - goda fadrian, sambil menutupi ketawanya.

"HAH, engga, inii, gakk kenapa napa kok kak" - panik Fanya.

Saat mereka sedang asik asiknya berbincang sambil menikmati jalanan, Fadrian mengajak Fanya ke taman.

"Fan, kita ke taman dulu yuk" - Ajak Fadrian.

"Hah, ohh boleh kak" - Sebenernya Fanya sedikit merasa takut, karena Fanya baru pertama kali merasakan hal ini.

Motor Hijau neon yang berhenti di sebelah gerobak Siomay langganan Fadrian, yang membuat sang pedangang menyapa orang tersebut.

"ehh udah lama gak kesini, dateng - dateng bawa gandengan euy, siapa atuh ini teh drian" - Ucap kang Asep penjual Siomay langganan Fadrian yang sudah menjadi tempat berkeluh kesah bagi Fadrian.

"Aduh kang, biasalah doain aja, semoga jadi" - Tutur Fadrian.

"siap atuh pasti akang doain, mau siomay yang biasa kan, gak pake sambel" - Kang Asep memastikan pesanan Fadrian.

"Iya kang, 2 yaa" - ucap Fadrian.

"Kakak emang sering ke sini yaa?" - Tanya Fanya.

"Gak sering sih, cuman yaa sekali sekali lah" - Jawab Fadrian.

"oalah" - Fanya bingung harus membuka topik apalagi.

Keduanya diselimuti oleh rasa canggung  hingga Siomay tersebut datang dan di sajikan di atas meja, bahkan hingga keduanya hampir menyelesaikan makanannya,  keduanya masih tidak tau harus berbincang apa, sampai pada akhirnya...

"Kak, aku mau nanya, kenapa yaa kak bisa suka sama aku?, tapii kalo gak mau di jawab juga gak papa kok kak" - tanya Fanya dengan  hati - hati.

"gak papa aku bakal jawab kok, aku tuh awalnya liat kamu pas pensi, terus di kelas pas kamu lagi serius serius nya belajar itu membuat aku tertarik, apalagi ngeliat senyum kamu jadi buat aku makin tertarik sama kamu" - Sebenarnya Fadrian grogi membicarakan hal tersebut kepada Fanya.

"Oalah, soalnya aku aneh aja sih, kok bisa ada yang suka sama aku hehehe" - Tutur Fanya.

"Aduhh kamu tuh cantik, pinter, baik pasti banyak lah yang suka sama kamu" - Ucap Fadrian

"Waduhh kak, makasih banyak loh" - Fanya lagi lagi merasakan sesuatu yang menggelitik perutnya.

"Udah mau hujan nih, kita harus buru buru takut kehujanan di jalan, yuk" - Ajak Fadrian.

"Nih kang, aku lebihin makasih ya kang" - ucap Fadrian.

"Aduh drian, makasih banyak loh, sering sering kesini atuh ya, yaa neng yaa" - Ucap Kang Asep sambil melihat ke arah Fanya.

"hehehe iya siap kang Asep, duluan atuh yaa" - pamit Fadrian.



Fanya yang memasuki rumahnya, dan berjalan ke arah kamarnya dengan cepat, ia ingin cepat - cepat merebahkan diri karena energinya yang sudah habis, tetapi saat menaiki tangga.

"Aduhh yang habis di anterin, gimana rasanya hmm??hahaha" - Tanya Cahya sambil ketawa.

"Apansih" - Judes Fanya.

"Dihh gak usah salting gitu lah, bilang aja seneng kan" - Cahya tidak henti - hentinya menjaili Fanya.

"Dahlah aku mau ke kamar, BYEE" - Fanya pergi meninggalkan Cahya yang masih ketawa melihat saudaranya yang sedang jatuh cinta.

"Hadeh dasar denial" - Ucap Cahya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang