40 - Nasi Goreng

145 20 9
                                        

Hari berlalu begitu cepat, seakan memaksa Clairy untuk menghabiskan waktunya dalam jeratan pekerjaan. Pagi bertemu pagi, hingga kadang ia tidak sadar kapan matahari membenamkan diri.

Jika pagi ia masih mengenakan sepatu berhaknya, maka sore hari ia sudah berganti dengan sandal bebek yang selalu sengaja ia tinggal di kantornya. Tidak hanya tidak sempat makan, bahkan Clairy lupa caranya tidur. Sudah beberapa hari ini Clairy selalu pulang pagi dan berangkat pagi lagi. Nafsu makannya hilang, ia tidak akan ingat makan jika saja rekan-rekannya tidak mengajaknya untuk beristirahat.

"Hazel, zoom kantor pusat masih berlangsung?" tanya Clairy pada rekannya.

Laki-laki itu memutar kursinya menghadap Clairy, dengan lelah melepas headphone yang hampir seharian ia pakai.

"Masih. Tapi katanya pukul dua belas akan ditutup." balasnya.

Clairy mengangguk kemudian tampak meminta perhatian rekan-rekannya yang lain, sembari melihat ke arah jam dinding yang telah menunjukkan hari semakin malam.

"Guys, pukul dua belas kita pulang ya." kata Clairy dengan lemas namun memaksakan diri untuk tetap tersenyum.

Ia bekerja di kantor yang bisa dibilang pekerjaan terberatnya hanya akan dilakukan selama lima tahun sekali. Bekerja di kantor yang mengurusi politik di Indonesia memang suatu pekerjaan yang melelahkan sekaligus menantang bagi sebagian orang termasuk Clairy.

Tiap harinya serasa mendebarkan, terlebih ini sudah mendekati pemilihan umum untuk menentukan para pemimpin di negaranya.

"Ernesto, kamu besok tugas ke mana?" tanya Clairy menunjuk salah satu rekan kerjanya.

"Saya liputan Bu,"

"Hmm. Berarti sisa intern saja ya? Baiklah, tolong siapkan satu orang intern untuk ikut saya ke provinsi ya. Terima kasih."

"Siap!"

Langkahnya berayun kembali ke meja kerjanya, mengerjakan sisa pekerjaan malam ini agar ia dapat pulang dengan tenang.

Beberapa rekannya berasal dari luar daerah, sehingga ada yang memilih untuk menginap di kantor dari pada harus pulang dini hari dan berangkat lagi pagi hari.

"Semua harus pulang malam ini. Tidak boleh ada yang menginap. Besok kan tugas luar semua, jadi tidak perlu mampir ke kantor dulu." suaranya menguar masuk ke dalam pendengaran manusia di ruangan itu.

Sayup-sayup terdengar suara "yes!" setelah mendengar kalimat yang Clairy ucapkan. Bagaimana tidak senang? Itu artinya mereka tidak perlu bangun pagi-pagi sekali untuk berangkat ke kantor.

Waktu yang ia janjikan pada rekan-rekannya telah tiba. Pukul dua belas tepat, mereka telah bersiap untuk keluar dari ruangan yang menyesakkan kepala itu. Meskipun ruangan itu dingin, tapi isi kepala mereka selalu panas karena pekerjaan.

Clairy menerima sebuah panggilan dari orang yang akhir-akhir ini selalu rajin menghubunginya.

"Aku sudah di depan." katanya dalam sambungan telepon itu.

"Oke."

"Dijemput lagi, Bu?" tanya salah satu rekan kerjanya lagi.

"Hmm"

"Lama-lama mobil Bu Clairy kedinginan tuh di parkiran. Tidak pernah dibawa pulang."

Benar juga. Sudah hampir seminggu ia selalu diantar dan dijemput oleh Juan, meskipun ia membawa mobil satu minggu yang lalu dan mobilnya berakhir menginap di kantor berhari-hari. Bahkan hari ini dia dengan percaya diri tidak membawa kunci mobilnya, karena Juan sudah menjanjikan untuk menjemputnya.

Melewati lorong bangunan kantornya, Clairy menenteng sepatu dan juga tas yang berisi laptop serta barang-barang penting lainnya. Udara dingin menusuk tubuhnya kala ia sudah sampai di depan dan melihat mobil Juan sudah terparkir sempurna.

Ia berjalan lagi dengan tubuh yang lelah, hingga ia melihat Juan keluar dari mobilnya dan berlari kecil ke arahnya. Langkahnya tidak setara dengan langkah Clairy, hingga mudah baginya untuk menghampiri Clairy yang masih berjalan dengan ritmenya yang lamban.

Tanpa diminta, Juan yang kini sudah ada di hadapan Clairy mengambil alih barang bawaan dari tangan perempuan itu menuju genggamannya sendiri. Juan tersenyum sembari menepuk pelan puncak kepala Clairy.

"You did a great job today. Sudah makan?"

Clairy menggeleng pelan, ia lupa kapan ia terakhir makan.

"Oke habis ini kita cari makan dulu."

Sesampainya di mobil, Juan mengenakan seatbelt untuk Clairy sebelum kemudian ia mengenakan untuk dirinya sendiri. Perempuan itu sudah sangat tidak berdaya, Juan yakin energinya terkuras habis di dalam gedung itu.

"Di depan ada nasi goreng. Kita makan di sana saja?" tanya Juan kemudian diberi anggukan oleh Clairy.

Begitu menerima anggukan dari Clairy, Juan bersiap untuk melajukan mobilnya menuju warung tenda nasi goreng yang ia sendiri belum pernah mencobanya. Jadi ya, berharap semoga tidak mengecewakan.

Karena jarak antara kantor dan tempat mereka ingin makan malam tidak jauh, dalam waktu lima menit mereka sudah sampai di tempat itu. Tidak ramai, hanya dua sampai tiga orang sedang duduk menikmati menu utama yang ditawarkan.

Clairy tampak ingin melepas seatbeltnya namun gerakan tangannya ditahan oleh Juan kemudian pria itu berkata,

"Kita makan di mobil aja. Kamu kalau mau tidur dulu boleh, biar aku pesan dulu."

"Tapi nanti mobilmu bau nasi goreng,"

"It's okay, tidak apa-apa."

Clairy membiarkan Juan melakukan apa yang dia inginkan. Akhir-akhir ini ia tidak memiliki waktu untuk mendebat maupun bersikap keras kepala seperti biasanya. Clairy sedang lelah dengan pekerjaannya, ia tidak ingin menambah beban hidupnya dengan beradu argumen dengan Juan.

Perempuan itu menyandarkan kepalanya pada sisi pintu mobil, terlelap begitu saja seakan ada tombol "off" untuk tubuhnya sendiri.

Di luar, Juan sedang menunggu pesanannya dimasak. Sesekali penjualnya mengajak bicaranya untuk membuang rasa kantuk.

"Sama temannya Mas?" tanya penjual pada Juan.

"Iya, dia kerja di kantor pemilihan."

"Wah, baru pulang? Memang lagi sibuk-sibuknya ya. Sudah mendekati hari H"

"Iya, sudah semingguan ini pulang pagi terus. Tapi dia keren, tidak pernah sekalipun saya denger dia mengeluh tentang pekerjaannya."

"Hebat banget itu. Pasti mental dan fisiknya terkuras habis buat menghadapi banyak pihak."

"Hmm dia memang hebat, Pak."

°°°

Juan forest ga di chapter ini? Yang kemarin tim ga balikan, masih kekeuh atau mau buka tirai dua? 🐸⛷️

Juan forest ga di chapter ini? Yang kemarin tim ga balikan, masih kekeuh atau mau buka tirai dua? 🐸⛷️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr pict : pinterest)

TIGA BULAN. (END) | Jeno x KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang