✧Chapter 04✧

782 32 0
                                    

Warning!

*Mengandung 18+ dan 21+
*Kemungkinan ada BDSM nya.
*Jangan copy paste.
*Jika tidak suka dengan lapak ini silakan keluar atau yang tidak suka BL silakan keluar tanpa meninggalkan report di book ini.
*Blood
*Mafia and Gangster

Happy Reading>:3

Tiba-tiba Randra mengecup kening Kai setelah membersihkan sisa air di wajah kai yang manis menurut Randra,Kai yang mendapat perlakuan seperti itu mukanya langsung memerah padam."sungguh menggemaskan haha." Ucap Randra dengan suara beratnya. "Apasih aku tuh cowo mana ada gemas!" Ujarnya gak terima sambil memalingkan mukanya yang merah padam.

Randra melihat jam tangannya waktu menunjukkan pukul 5,melihat kekasihnya basah karena ulah lacur tersebut Randra dengan cepat menggendong ala koala Kai. "Ehhh! TURUNIN... MAU KEMANA, AKU BISA JALAN SENDIRI!" Ujarnya dengan memberontak agar Randra menurunkannya,akan tetapi itu nihil. "Diam baby atau kau saya hukum, ikut saya ke mansion untuk mengganti bajumu" jawabnya dengan suara berat dan sedikit tatapan serius membuat Kai cuman bisa nurut dan mengangguk."Good boy,baby"
Ucapnya dengan mengelus kepala Kai.

Randra melihat itu langsung mengikuti mereka diam-diam walau aslinya Randra mengetahui tapi dia biarkan.'Tch. sial kau Randra!' umpatnya dalam hati lalu fokus mengikuti mereka berdua. Jujur hatinya tidak tenang karena kakaknya kini menjadi kekasih Tuanya. Masalahnya itu Tuanya orang terkenal kejam.

Kai akhirnya sampai di mansion Randra yang bisa di bilang mansion itu terlalu besar.'ini mansion nya besar amat gila, ini orang kaya amat yak!' batin Kai yang sedikit melongo melihat mansion milik Randra.Sang empu yang melihat kekasih nya itu hanya terkekeh. "Ada apa,hm?" Tanya Randra ke Kai membuat Kai langsung sadar. "Tidak ada! Ini mansion kamu? Mahal ya pasti?" Tanya balik ke Randra dengan tatapan yang bingung. Randra tersenyum. "Ini murah harganya cuman 780 T saja." Jawabnya dengan santai lalu keluar dari mobil dan menuju ke pintu mobil kekasihnya dan langsung menggendongnya ala bridal style.

Kaizen bukanya kaget oleh perlakuan sang empu,tapi kaget karena harga mansionnya itu. "ITU MAHAL LOH,DARI MANA MURAHNYA!"Ucap Kai dengan menampol kepala Randra dengan pelan. Randra hanya tersenyum karena dia senang kekasihnya sudah tidak takut dengannya walau masih ada rasa takut walaupun itu sedikit. "Bagi saya murah baby..." Jawabnya lalu menurun Kai di kamarnya. "Buka saja pintu itu, itu adalah lemari. Ganti pakaian mu yang basah agar kamu tidak masuk angin, saya ke ruang kerja saya, jika mencari saya pergi saja ke ruangan sebelah kamar saya. Itu adalah ruang kerja saya." Jelasnya sedikit panjang lalu keluar dari kamarnya. Kai hanya mengangguk paham.

Kai menuju pintu yang di tunjuk Randra barusan sebelum akhirnya dia keluar. "Ini kamar luas amat ya,serasa di istana bjir." Ujarnya lalu membuka pintu tersebut dan benar saja itu adalah lemari,Kai melongo karema lemarinya Randra sebesar kamarnya di rumah. "Bjir ini lemari gede amat,ini orang mau jualan baju apa ya!" Ucapnya kembali lalu masuk ke lemari tersebut dan mencari baju yang menurutnya pas.

Setelah mencari dari ujung sana ke ujung sini semua baju kebesaran semua buat tubuhnya. Dan menemukan sweater yang menurutnya sedikit kecil walau masih kedodoran. "Anjir lah gak ada baju kecil apa ya! Dahlah pakai yang ini aja sweater nya walau kedodoran sampe paha anying mana ini celana pendek bet lagi." Ujarnya sedikit kesal dan keluar dari lemari tersebut. Aslinya mau langsung ke Randra tapi dia memutuskan buat main hp. "Dahlah main hp aja dulu,sejuk bet anjay." Ucapnya lalu merebahkan dirinya ke kasur oversize itu.

Kembali ke Renza...

Renza kini di panggil Randra ke ruang kerjanya,karena mengikuti mereka kemana saja. Itu hal wajar karena dia posesif sama kakaknya.Apalagi kakaknya kini status nya kekasih tuanya ini. "Kenapa mengikuti saya sedari tadi? Kau pikir saya tidak tau?" Ujar Randra dengan tatapan serius mode datar mukanya kaya triplek. "S-saya hanya ingin memastikan kakak saya baik-baik saja tuan!" Jawab Randra dengan penuh keberanian walau aslinya keringat dingin. "Kau melihat sendiri bukan? Apa saya menyakiti kakak mu? Saya itu beneran cinta dengan kakak mu! Saya tidak sejahat dan sebejat itu jika saya sudah mencintai seseorang!" Ucap Randra dengan tatapan yang penuh arti,Renza melihat itu hanya bisa diam dan menunduk.'Tuan benar saya yang terlalu ovt.' batin renza dengan perasaan yang campur aduk. "Baiklah saya akan mengikhlaskan kakak saya ke Tuan.'" ujarnya dengan tatapan yang benar-benar setuju. Randra memutuskan kembali ke kamarnya melihat keadaan kekasihnya ini.

Kembali ke Kaizen...

Kaizen awalnya sedang bermain hp melihat-lihat tiktok yang FYP nya isinya ciwi-ciwi goyang."anjir semok uy!" Ucapnya lalu melihat-lihat lainya juga. Dan dia merasa ngantuk akhirnya dia ketiduran dengan keadaan hp yang menyala.

Randra masuk ke kamarnya dan melihat pemandangan yang indah baginya, karena melihat kekasihnya tidur dengan sweater yang kebesaran dan celana yang sependek paha, menggoda iman sekali. "Ketiduran rupanya... Menggemaskan sekali kamu,baby." Ucapnya dengan mengecup kening Kai,Randra mengambil hp Kai dan mematikan hp tersebut lalu meletakkan nya di meja samping kasur tersebut. "Tidur nyenyak Baby boy, Sweet dreams, baby boy." Ujar Randra dengan suara lembut.

Randra memutuskan untuk mandi karena badanya sedikit basah karena terkena keringat. Setelah mandi Randra langsung memakai sweater yang sama seperti yang di gunakan kekasihnya. "Kau hanya milikku tidak ada yang boleh memiliki mu selain saya." Gumamnya dengan menyeringai seram. Dia merebahkan tubuhnya di samping Kai dan memeluk nya.

Kembali ke Renza...

Renza sedang duduk di sofa bersama Dhavian tangan kanan Tuanya itu. Mereka hanya berdiam diri tanpa mengobrol. Akhirnya Dhavian memulai pembicaraan tersebut. "Apa lu gak mau punya kekasih kek kakakmu? Kalo lagi biasa gini panggil aja kek biasa gak usah formal." Ujarnya ke Renza, Renza yang mendengar itu hanya mengangguk. "Gimana ya... Gw suka sama orang, Tapi gak tau dia suka gw gak... Dia ketos di sekolah gw." Jawabnya dengan nada santai,Gini gini Dhavian tau sekolahnya Renza. "Kau suka ketos yang namanya Reza? Dia sudah memiliki kekasih, kalo tidak salah kekasihnya bernama Fariz Alaskar... Walau mukanya kek uke Reza sebenarnya Same." Jelas Dhavian membuat Renza patah hati dan sedih, Ternya Crushnya sudah Jadian dengan temanya dan sahabat dari kakaknya itu. "Udah ada kekasihnya wkwk gw telat ya berati... Hahaha..." Ucapnya dengan nada sedih dan tertawa terpaksa, Dhavian tau tapi ya gimana lagi. "Gak usah sedih, masih banyak orang di bumi ini yang jomblo termasuk gw, ikut gak ke bar? Gw mau ke sana." Ajak Dhavian ke Renza, Karena suasana hati Renza agak kacau dia setuju dengan ajakannya. "Gas lah, sesekali gw mau nyoba minum-minum." Ucapnya lalu mengikuti Dhavian seperti anak itik yang ngikuti induknya. 'pfft... Kena lo Renza... Gw bakal dapetin lu hahahah!' batin Dhavian yang agak senang Karena berhasil menjebak Renza.
.
.
.
.
.
.
.

Terdengar suara desahan yang sangat kencang karena permainan kasar dari sang dominan ke submisive nya.
"Bool lu enak bet... Sshhh ahh nikmat sekali Baby"Ucap dominan dengan menampar bongkahan pantat itu.
'AHHHH... NGGHHH S-SAKIT... P-PELANHH AHHH PELANHHH KYAHHH!'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC..

Jangan lupa vote dan comment...

See you in next chapter....

Byeee

Maybe 18+ besok....

✧⁠Milik Tuan Mafia✧⁠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang