~happy reading~
🧡🧡🧡
Satu pekan sudah berlalu ... (name) sudah kembali sehat dan beraktivitas seperti biasanya, tapi hari ini dan seterusnya akan berbeda dari hari-hari sebelumnya untuk (name). Karena ayah sudah menyiapkan kejutan yang akan membuat (name) kembali semangat untuk meraih mimpinya, boboiboy.
Warna biru laut gelap yang mendominasi ruangan tempat (name) menginjakkan kakinya, ruangan yang penuh dengan teknologi canggih, (name) baru tahu ada ruangan ini di bawah tanah rumahnya, pintu rahasia yang hanya bisa di akses oleh ayah dan dirinya dengan bantuan teknologi canggih lagi tentunya.
"Dah siap?" Tanya ayah menghampiri (name) yang masih terkagum-kagum dengan kecanggihan teknologi di ruangan tempatnya berpijak saat ini.
"Dah ayah!" Sahut (name).
"Nah! Ini senjate untuk kau." Ayah memakaikan liontin dengan permata bulan sabit berwarna biru laut di leher (name).
"Senjate macam ape ni ayah? Aksesoris adelah!" (Name) menggaruk pipinya bingung.
"Bukan sembarang liontin. Liontin permate bulan ni ielah warisan keluarge, (name). Kau kene berlatih untuk dapat kendalikan kuase yang liontin permate bulan tu berikan." Jelas ayah.
"Ape kuase liontin ni ayah?" (Name) ingin tahu.
"Kuase die ielah, teliportasi dan pertahanan." Jelas ayah.
"Maknenye (name) boleh teliportasi macam ochobot?" Tanya (name) memastikan.
Ayah mengangguk membenarkan. "Tapi kuase kau masih lemah dan harus dilatih, kalo tak akan banyak makan tenage." Jelas ayah.
"Ohh ... macam tu! Kuase pertahanan tu pulak macam mane?"
"Kuase pertahanan tu maknenye, kau boleh buat kubah pelindung untuk untuk lindungi diri kau dan orang lain dari serangan musuh., tapi ... bile kau nak lindungi orang lain maka akan butuh lebih banyak tenage." Jelas ayah lagi.
"Tu je? Terus untuk melawan tak de ke?" Tanya (name) penasaran.
"Mestilah ade. Tapi ... kau kene tentukan senjate ape yang kau nak untuk pertahanan diri saat melawan." Jawab ayah.
"(Name) bingung lah ayah." (Name) menggaruk pipinya.
"Tak pe, kau boleh fikirkan tu nanti. Lagi pun sekarang ayah akan ajar kau satu teknik je."
"Teknik ape ayah?"
"Teknik teliportasi tingkat pertame."
"Macam mane?" (Name) bertanya, tampak raut bingung terpatri di wajahnya.
"Macam ni ......" ayah menekan tombol yang ada di jam tangannya. "Wah ... ." Decak kagum (name).
Setelahnya, ruangan yang mereka tempati berubah menampilkan pulau rintis, secara keseluruhan dengan detai yang sangat mirip, tak ada cacat sedikit pun, berkat teknologi yang sangat canggih.
"Sekarang kau cukup bayangkan tempat yang kau nak tuju." Ayah kemudian tersenyum simpul ke arah (name), satu detik berikutnya ayah sudah berada di sebuah rumah, jiplakan rumah tok aba. Decak kagum lagi-lagi lolos dari mulut (name). "Jarak yang boleh kau tempuh tergantung dengan kemampuan dan tingkat kuase kau." Jelas ayah.
"Sekarang giliran kau pulak!" Perintah ayah.
"baik!" (Name) memejamkan matanya berusaha fokus, dan ....
"Ha?!" (Name) tampak bingung dengan raut sedih di wajahnya, "ini ... ini tempat (name) tadi." Keluh (name).
"(Name) gagal ayah." Adu gadis itu dengan decak kecewa dan perasaan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
bersama kita berjuang ( boboiboy X reader ) [END]
FanfictionBagaimana rasanya mengorbankan diri untuk orang sangat kau cintai? Bagaimana rasanya membuka mata dan tak melihat dunia yang sama? Bagaimana rasanya menunggu seseorang yang tak menganggapmu ada? Bagaimana rasanya menjadi saksi atas kebahagiannya den...