Bab 1

8.1K 420 6
                                    

Pagi hari di kediaman Natio,Ke 5 kakak beradik itu kini tengah duduk di meja makan menyantap sarapan pagi mereka.

Saat sedang menyantap makanan mereka masing masing tiba tiba saja Gracia membuka suara.

"Dek kamu hari ini dianterin sama siapa"tanya Gracia yang sudah selesai makan dan kini menatap kearah Gita.

"Emm adek mau sama ci gre aja deh"ucap Gita yang juga baru selesai menghabiskan makanannya dan menatap tersenyum kearah Gracia.

"Eh ga gitu dong dek,kan kemarin udah sama ci gre,hari ini adek sama ka Jinan dong ,kan gantian"sela Jinan tak terima karena kemarin adiknya ini kan berangkat sama Gracia seharusnya hari ini sudah masuk jadwal Jinan mengantarnya.

"Ehh tapi kan adek maunya sama Cici"jail Gracia menatap Jinan tersenyum.

"Ga ada ya ci,dekkk"rengek Jinan seperti anak kecil.

Sementara Shani yang melihat itu hanya menahan rasa cemburunya,ia juga ingin dekat dengan Gita seperti saudaranya yang lain,tapi karena gengsinya yang terlalu besar Shani tak berani mendekati Gita.

Sedangkan Feni dari tadi hanya diam sambil menggeleng melihat kelakuan kakak adik satu ini.

"Udah udah mending adek sama ka Mpen aja"iseng Feni dan hal itu berhasil mendapat tatapan tajam dari Jinan dan juga Gracia.

"Hehehe kan aku cuman nawarin"ucap Feni takut melihat tatapan tajam Jinan dan Gracia.

"Udah udah,kok pada ribut sih,yaudah adek sama ka Jinan aja"ucap Gita lalu ia pergi untuk menaruh piring kotornya di wastafel.

"Wlee"ledek Jinan pada Gracia, sedangkan Gracia yang di ledek oleh Jinan sudah menahan kesalnya.

Feni yang melihat Shani dari tadi hanya terdiam pun menepuk bahu Shani perlahan.

"Ci"bisik Feni sambil menepuk pelan bahu Shani.

Shani yang mendapat sentuhan di bahunya kaget karena Feni memanggilnya.

"Iya mpen kenapa"tanya Shani heran menatap Feni.

"Kok Cici diem aja dari tadi,Cici ga mau gitu anterin Gita"tanya Feni menatap Shani.

"Ga Mpen gausah kan ada kalian"ucap Shani berusaha tersenyum padahal hatinya sendiri tak rela.

"Seandainya mpen waktu bisa di putar,pasti sekarang hubungan ku dengan Gita sama seperti kalian"batin Shani tersenyum lirih dalam hatinya.

"Yaudah kalo gitu"ucap Feni lembut lalu ia kembali menyantap makanannya.

Gita kini sudah kembali ke meja makan dan menghampiri ke empat kakaknya itu.

"Kak Gita tungguin di luar ya"ucap Gita pada Jinan dan di angguki oleh Jinan.

Gita pun menyalami tangan kakak dan cicinya,tak lupa juga Gita mencium pipi mereka seperti yang sudah biasa ia lakukan,tetapi berbeda dengan Shani,Gita hanya menyaliminya saja tak berani mencium Shani karena takut melihat tatapan datar cicinya itu.

Setelah menyalimi dan mencium pipi kakak dan cicinya itu,Gita pun berjalan keluar rumahnya untuk menunggu kakaknya.

Shani yang melihat kepergian adik bungsu nya itu lagi lagi hanya tersenyum lirih dalam hatinya,ingin sekali ia mendapat ciuman seperti saudaranya yang lain,tapi lagi lagi terkalahkan oleh gengsinya.
(Sabar ae gengsinya ci Shani emang Segede gaban).

Setelah kepergian Gita keluar Jinan juga izin kepada kakak kakaknya untuk mengantarkan Gita,ia juga sekaligus ingin pergi ke kampusnya.

"Kak ci,Jinan pamit dulu ya"ucap Jinan menyalimi tangan kakak dan cicinya itu tak lupa juga ia mencium pipi sang kakak.

"Hati hati nan,jangan kebut kebutan"peringat Gracia dan Jinan pun membalasnya dengan anggukan.

"Jangan bandel ya nan"ucap Feni tersenyum.

"Jaga Gita ya nan"kali ini Shani yang berucap, sehingga membuat semua saudaranya menatap kearah Shani.

"Ci Jinan ga salah denger"tanya Jinan kaget,pasalnya baru kali ini ia mendengar cicinya ini perhatian pada Gita.

"Ci ga salah makan obat"tanya Gracia menatap Shani lekat.

"Cii tumbenn"tanya Feni yang juga menatap Shani.

Ya untuk pertama kalinya Shani berbicara seperti itu,ia kali ini menghilangkan gengsinya sedikit, karena ia juga mengkhawatirkan Gita.

"Kalo nanya tu satu satu"ucap Shani datar dan di balas 'hehehe'saja oleh ketiga orang itu.

"Emangnya kenapa kalo Cici suruh Jinan jaga dia"tanya Shani menatap ketiga saudaranya ini.

"Ya biar Jinan ga lepas dari tanggung jawab aja,dia kakak jadi dia harus bisa jaga adeknya"alasan Shani dan di balas anggukan oleh mereka semua.

"Kirain beneran khawatir tadi"gumam Jinan pelan.

"Yaudah ci kak,kalo gitu Jinan pamit dulu ya dada"ucap Jinan lalu ia pun pergi menyusul Gita keluar.

Setelah kepergian Jinan Gracia juga sudah menaruh piring kotornya,dan izin pamit pada Shani karena ada pasien gawat darurat yang harus ia tangani.

"Ci gre izin ke RS ya ci,ada pasien gawat darurat kayaknya harus di operasi"ucap Gracia yang kini sudah menenteng tasnya.

"Iya ge hati hati,gausah ngebut"ucap Shani lalu setalah itu Gracia pun menyalimi tangan Shani dan pergi dari sana.

Kini hanya tinggal Shani dan Feni yang ada di meja makan,entah kenapa Feni sedari tadi menatap ke arah Shani dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

Shani yang menyadari ia ditatap aneh oleh Feni pun berusaha untuk menanyakan.

"Kenapa mpen,ada yang salah sama Cici"tanyanya sambil melihat penampilannya takut ada yang salah.

Tapi bukannya menjawab Feni malah semakin memperhatikan Shani dengan mengangkat satu alisnya.

"Mpenn kenapaa?"tanya Shani lagi ,ia heran kenapa Feni menatapnya seperti itu.

"Tumben Cici care sama Gita"tanya Feni penuh selidik.

"Ehh i-it–"

"Cici kalo mau Deket sama Gita tu bilang sama orangnya"potong Feni lalu ia pergi berlalu dari sana meninggalkan Shani sendiri.

Shani yang merasa Feni seperti mengetahui sesuatu pun kaget,bagaimana adiknya satu itu bisa peka dengan keadaaan,berbeda sekali dengan Gracia dan Jinan.

_____

Jinan dan Gita kini sudah sampai di sekolahnya Gita,tak menunggu lama Gita pun keluar dari mobilnya dan menyalami Jinan yang juga turun dari mobilnya.

"Belajar yang rajin ya dek,jangan bandel"ucap Jinan sambil mengacak ngacak rambut sang adik.

"Huwaa aa,ka Jinan ini rambut adekk berantakan"ucap Gita cemberut menatap Jinan.

Jinan yang melihat ekspresi wajah Gita cemberut menurutnya sangat lucu,tak sadar ia pun terkekeh kecil.

"Maaf ya dek habisnya kamu gemesin,yaudah masuk sana ntar keburu bel"ucap Jinan pada Gita.

"Yaudah kak kalo gitu Gita masuk dulu yaa dada,ka Jinan hati hati bawa mobilnya,gausah kebut kebutan"ucap Gita lalu ia pun pergi dari sana,Jinan yang melihat tingkah laku adiknya itu hanya menggelengkan kepala.

Setelah tak terlihat punggung sang adik ia pun segera masuk kedalam mobil lalu menjalankan mobilnya ke kampusnya.
























Haii kita bertemu di cerita yang baru nihhh heheheh.

Masih ada draft sihh hehehe jadi kemungkinan bakal double up

Semoga sukaa ya teman teman
Insyaallah up-nya gantian sama yang DEC ya hehehe.

Semangattt semuanyaa sehat selalu yaa.

Maafkan typonya dan jangan lupa vote dan komennya.

Happy reading semuanyaa 💗☺️👋


Gitss Bungsu Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang