Bab 28

2.7K 265 14
                                    

"Ci Shani ka Mpen ka Jinan!!,apa yang kalian lakuin!!"teriak Gita memenuhi satu ruangan itu,untung saja ruangan yang mereka tempati sekarang kedap suara.

Gracia yang ada di sampingnya saja sampai menutup telinganya mendengar teriakan Gita,apalagi Mereka bertiga.

"Itu kok mukanya bisa bonyok semua hah?!,kalian habis berantem?!!"tanya Gita dengan menatap tajam ketiga orang itu.

Seharusnya ketiga kakaknya yang seperti ini pada Gita,tapi kenapa malah Gita yang overprotektif kepada kakak kakaknya,aneh memang tapi begitulah rasa sayang.

"I-it i-it it–"

"Tadi kita habis nolongin ibu ibu yang lagi di copet sama preman dek"ucap Shani yang terpaksa berbohong.

Gita memicingkan matanya"beneran??"tanya Gita memastikan.

"Iya bener"ucap Jinan antusias.

"Tapi kok sampe harus bertiga??"tanya Gita lagi,jujur gelagat ketiga kakaknya ini sangat mencurigakan.

"Aduh mampus ga tau lagi deh ya Jinan ga ikut ikut ci"batin Jinan yang menatap takut raut wajah Gita.

"Aku ga ikut ikutan deh ci kalo dimarahin adek"batin Feni yang juga ketakutan melihat raut wajah sang adik.

"Udah udah dek,mungkin aja kan pencopetnya bawa gank"ucap Gracia menengahi karena ia tahu betul kenapa saudaranya ini bisa seperti ini.

Gita membuang nafasnya kasar"Hufftt yaudah iya"ucapnya.

"Ka Mpen sini biar Gita obatin"lanjutnya lalu tersenyum menatap Feni.

Feni yang mendengar itu pun segera berlari menghampiri Gita,sedangkan Shani dan Jinan hanya memasang wajah melongo tak percaya dan Gracia yang sudah cekikikan.

"Lahh,ka mpen doang dek??,ka Jinan engga??"tanya Jinan dengan sedikit memanyunkan bibirnya.

Gita yang mendengar itu pun tersenyum,sungguh lucu baginya menjahili kakaknya seperti ini.

"Yaudah ka ji sini!!"ucap Gita dengan tangannya yang bergerak seolah meminta Jinan agar mendekat padanya.

Jinan pun dengan senang hati berjalan kearah Gita,dan sekarang sisa Shani yang hanya menunjukkan raut wajah datarnya lalu duduk di sofa.

Ia kesal karena Gita hanya mengajak Feni dan Jinan saja sedangkan dirinya tidak,ingin bilang seperti Jinan tadi tapi Taulah ya,yang namanya Shani gengsinya setinggi apa.

Gita yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum lalu ia meminta tolong pada Gracia untuk mengambilkan P3K yang ada di lemari ruangan ini.

"Ci tolong dong ambilin kotak P3K yang di lemari situ"ucap Gita lalu menunjuk ke arah lemari yang berisi kotak P3K.

Gracia pun tersenyum lalu pergi ke arah lemari itu dan mengambil kotak P3K nya.

Setelah itu,Gita pun mulai mengobati luka luka yang ada pada pergelangan tangan Feni dan Jinan secara bergantian.

Gita dengan telaten mengobati luka luka itu,dan tanpa di sadari kini Shani tengah menatapnya dengan tatapan jengkel,kesal,dan sebagainya.

"Ishh Ini anak ga pekaan banget sii,giliran Feni sama Jinan aja di obatin,di tanyain,lah aku di diemin"batinnya lalu bersedekap dada.

Gracia yang memang melihat raut wajah Shani seperti itu pun menggeleng dan tersenyum lalu berjalan mendekat ke arah Shani.

"Ci sini biar aku obatin"ucap Gracia sambil membawa beberapa obat dari kotak P3K yang di pakai Gita tadi.

Shani pun melihat Gracia sekilas lalu mengangguk.Gracia yang mendapat izin dari Shani pun dengan segera berjalan mendekat lalu mengobati luka Shani.

Gitss Bungsu Kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang