She's witch? No! She's Devil

1.6K 123 26
                                    

Malaysian author, who likes to write in Indonesian

Dua tiga kucing berlari
Kucing lelah.
Kucing diam
Kucing tidur
Kucingta padamu
























Selamat membaca dan abaikan typo (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)





Jika kalian menyebutku bodoh, maka iya. Aku mengakuinya.

Aku bodoh telah jatuh cinta pada seorang wanita. Ku ulangi,aku bodoh kerana telah mencintainya. Kita berdua sama! Aku seharusnya mencintai seorang pria

Baiklah, beginilah awal kisahnya...

Seharusnya aku yang masih berusia 21 tahun ini memiliki hidup yang baik. Pekerjaan yang bagus, rumah yang cantik dan memiliki keluarga bahagia.

Ternyata aku tidak dapat bekerja sendiri. Aku terlalu mengharapkan kehidupan mewah yang diberikan oleh ayahku yang tercinta. Kata ayah, aku perlu mencontohi kakakku, dan ya! Aku tidak menurutinya, aku tetap akan bekerja di perusahaan ayah. Wlek!

Ayah sering bertanya padaku, "Kapan nikah?" Eww! Pertanyaan yang paling aku benci. Tidak! Tidak!

Aku akan sentiasa menjawabnya dengan mengatakan jika ayahku yang berstatus duda inilah yang harus menikah dulu, baru aku!

Merasa terhina diriku ini saat ayah mengatakan kalau dirinya sudah punya calon.

Maksudnya, setelah ini aku juga harus mencari calon bukan?! Tidak! Aku tidak akan pernah mahu!

Siapa wanita ini? Hey! She's fine...

ASTAGANAGA! Freya, sadarkan dirimu. Apa ini? Siapa ini? Kenapa ayah memeluknya?

"Perkenalkan, your step mom," aku terbungkam. Kenapa istri ayahku sentiasa cantik? Aku harap ibu baru ku ini tidak galak seperti bunda.

Aku sama sekali tidak ingin berbicara dengannya, membuang mood ku saja. Aku tidak suka orang baru,apalagi saat ayah mengklaim wanita ini sebagai ibu baruku, no! Jadi lebih baik aku ke kamar saja.

Beberapa kali wanita ini pernah mengajakku berbicara, namun hal yang ku lakukan hanyalah menatapnya tanpa menjawab segala persoalan yang ditanyakan olehnya padaku.

Maafkan aku ayah, tapi aku benar-benar tidak menyukai keberadaan orang baru di rumah selain kita, jadi tak akan ku anggap orang ini sebagai ahli keluarga ku.

Wanita ini tidak terlihat menyerah untuk menarik perhatianku dan itu membuatku merasa jijik. Apa yang dirinya mahu? Aku tidak memerlukan rasa simpati darinya kerana tidak mempunyai ibu.

Aku sangat senang,malahan!

"Tolong jangan ganggu aku," itulah kata-kata terakhir yang aku ucapkan padanya sebelum wanita itu menyerah untuk mendekatiku.

Baguslah, ini lebih baik. Tiada orang yang akan mengganggu ku lagi.

Aku tidak butuh sosok ibu, aku hanya butuh sosok pendamping untuk menemani aku yang sudah mulai berumur ini. Hey! Tidak adakah sedikitpun terbesit di benak ayahku yang baik hati berniat untuk mencarikan aku jodoh?

Aku tidak peduli sebagaimana rupanya, setidaknya tampan dan kaya itu harus ada. #ngotot

Pagi ini kami bertiga bersarapan dengan tenang. Ralat! Mereka berdua bersarapan dengan tenang, namun tidak dengan aku yang berasa mual melihat dua orang tua ini bermain mata sambil tersenyum-senyum malu.

Menjijikkan sekali, apa nanti aku akan seperti ini juga bersama suamiku? E-uw!

Merasa adegan ini terlalu memuakkan, aku segera berpamitan untuk berangkat. Ini menjijikkan untuk kulihat terlalu lama.

FreFloShoot (+Random)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang