Magic Spell

648 58 2
                                    

Kalian suka magic? Atau lebih tepatnya Harry Potter? 






Di sebuah tempat yang diselimuti suasana tegang, seorang gadis duduk dengan gelisah. Pikirannya terus berkecamuk, memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi jika dia membiarkan sahabatnya sendirian menghadapi bahaya.

Freya menggenggam botol kosong di tangannya dengan kuat, seolah-olah ingin menyalurkan semua kekesalannya ke benda itu. "Haish, Flora! Kamu terlalu keras kepala," gerutunya sebelum berdiri dengan penuh tekad. Dia melangkah cepat, bahkan hampir berlari, menuju tempat di mana Flora berada.

Di hadapannya, Flora tampak sibuk menghadapi ancaman dari makhluk besar yang menyerupai Bogeyman. Freya tidak membuang waktu. Dia segera berlari ke arah sahabatnya, tepat ketika Flora hampir terkena serangan tendangan makhluk raksasa tersebut.

Dengan sigap, Freya mengangkat tongkat sihirnya, mengarahkannya pada wajah Bogeyman itu. "Aguamenti!" serunya lantang. Air yang muncul dari tongkatnya langsung mengenai wajah makhluk itu, memberikan kesempatan bagi Flora untuk bertindak. Dengan cepat, Flora mengambil segenggam tanah dan melemparkannya ke arah mata si raksasa.

Di dekat mereka, seorang gadis kecil yang sebelumnya hendak diselamatkan Flora, kini berada dalam dekapan Freya. Sementara itu, Freya mulai merasakan ketegangan semakin memuncak ketika dari kejauhan terlihat lebih banyak monster yang bergerak mendekat. Napasnya tertahan, namun tangannya tetap erat menggenggam tangan Flora. Gadis kecil itu memeluk Freya dengan ketakutan, tubuhnya gemetar.

Namun tiba-tiba, Flora ditarik oleh makhluk lain yaitu raksasa setengah kuda, setengah manusia. Flora berteriak keras, membuat gadis kecil dalam pelukan Freya menjerit ketakutan. Ini adalah pertama kalinya gadis kecil itu melihat pemandangan menyeramkan seperti ini.

"Inilah akibatnya kalau kamu terlalu bandel, kiddo," gumam Freya dengan nada kesal, meski dalam hatinya ia merasa cemas.

Tanpa ragu, Freya kembali mengarahkan tongkatnya ke arah raksasa centaur itu. Rahangnya mengeras melihat salah satu makhluk di dekat centaur mencoba mendekati Flora. Dia menarik napas dalam, menahan emosinya. "Accio!" teriaknya, menarik tubuh Flora dengan kekuatan mantra. Flora terhuyung ke arahnya, dan tangan mereka kembali saling menggenggam dengan erat.

Freya tidak berhenti di situ. Dia segera mengarahkan tongkatnya ke udara. Dengan suara tegas, dia melafalkan mantra, "Apparition!" Seketika, tubuh mereka menghilang dari tempat itu.

Saat kesadaran kembali, mereka telah tiba di halaman sekolah. Flora menatap sekeliling dengan mata terbelalak. Freya, meski kelelahan, tetap berdiri dengan sisa tenaganya. Di hadapan mereka, berdiri seorang wanita berwibawa—kepala sekolah yang sudah menunggu sejak lama.

Wanita itu, Shani, memandang mereka dengan tatapan tenang namun penuh arti. "Kalian benar-benar terlalu nekat," katanya perlahan, tapi sarat dengan penegasan.

Freya, dengan wajah yang kini dipenuhi rasa lelah, hanya mampu menggumam pelan, "Bu... Shani..." Namun sebelum kalimatnya selesai, darah mengalir dari hidungnya. Tubuhnya melemah, nyaris terjatuh.

"Kamu benar-benar ceroboh, Freya. Menggunakan mantra teleportasi tanpa kesiapan penuh adalah tindakan yang berani sekaligus bodoh," ujar Shani seraya mengetukkan tongkatnya perlahan di kepala Freya. Seketika, Freya kehilangan kesadaran dan terjatuh dengan lembut di bawah pengaruh mantra Shani.

Wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Flora. "Dan untukmu, Flora," ucapnya dengan nada lebih lembut, "saya mengapresiasi niat baikmu untuk menyelamatkan gadis kecil ini. Namun, ini bukan tempatnya untuk mengetahui dunia seperti kita. Saya akan memastikan dia dikembalikan ke tempat asalnya."

FreFloShoot (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang