Happy Reading!
***
Beberapa hari telah berlalu sejak malam yang membawa perasaan campur aduk bagi Lavanya dan Lakshan. Meskipun masih ada kebingungan dan misteri yang menghantui pikiran Lavanya, Lavanya memilih untuk fokus pada persiapan pernikahannya dan Lakhsan yang akan datang.
Hari itu, Lavanya dan Lakshan duduk bersama di ruang tamu rumah Lavanya, bersama dengan kedua keluarga mereka yang berkumpul untuk merencanakan pernikahan.
"Baiklah, kita perlu menetapkan tanggal pernikahan," kata Erisha, menyela keheningan yang menggantung di ruangan itu.
"Iya, benar. Apa pendapat kalian tentang bulan depan?" usul Anala, ibu Lakshan.
Lavanya dan Lakshan bertatapan sejenak, seolah saling berkomunikasi tanpa kata-kata. Akhirnya, Lavanya mengangguk setuju. "Budan depan terdengar baik untukku."
Lakshan juga mengangguk setuju, "Baiklah, next month.''
Dengan tanggal pernikahan yang ditetapkan, mereka mulai membicarakan rincian lainnya seperti tempat pernikahan, dekorasi, dan undangan. Lavanya, yang memiliki selera artistik yang bagus, memberikan masukan kreatifnya, sementara Lakshan, dengan kepiawaiannya dalam berkomunikasi, membantu menegosiasikan detail-detail penting.
Ketika pertemuan itu berlangsung, Lavanya merasa lega melihat kedua keluarga mereka bekerja sama dengan baik. Meskipun pernikahan mereka mungkin dimulai dari sebuah perjodohan, mereka berdua mulai melihat bagaimana persahabatan dan kerjasama yang tumbuh di antara mereka berdua dan keluarga mereka.
Setelah beberapa jam, pertemuan pun berakhir dengan banyak detail pernikahan yang sudah diatur. Lavanya dan Lakshan merasa lega dan bersyukur atas dukungan dan kerjasama yang mereka terima.
Ketika tamu-tamu keluar dari rumah, Lavanya dan Lakshan duduk bersama di ruang tamu yang sepi, saling menatap dengan senyum di bibir mereka.
"Saya pikir semuanya akan berjalan dengan baik," ucap Lakshan dengan keyakinan.
Lavanya mengangguk setuju, "Ya, aku juga berpikir begitu. Dan aku sangat berterima kasih memilikimu di sampingku dalam semua ini."
Lakshan tersenyum, meraih tangan Lavanya dengan lembut, "Saya akan selalu ada di sampingmu, Lavanya."
Dengan senyum di bibir mereka, Lavanya dan Lakshan merasa optimis tentang masa depan mereka bersama.
***
Beberapa hari setelah pertemuan perencanaan pernikahan, Lavanya dan Lakshan mulai sibuk dengan persiapan lebih lanjut. Mereka membuat daftar tugas dan bertemu dengan vendor untuk memilih dekorasi, kue, dan makanan untuk resepsi. Setiap hari, mereka menemukan diri mereka terlibat dalam berbagai perbincangan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pernikahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destinies Intertwined
RomanceLavanya Balveer Daiva, seorang desainer fashion yang sukses namun memiliki sifat keras kepala dan arogan. Dia dijodohkan dengan Lakshan Janardana Bupendra, seorang pengacara sukses dan merupakan sahabat kakaknya, Kivandra Sangga Daiva. Keduanya sama...