Chapter 7

29 2 0
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari yang dinantikan keluarga Daiva dan Bupendra akhirnya datang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang dinantikan keluarga Daiva dan Bupendra akhirnya datang juga. Gedung tempat akad nikah Lavanya dan Lakshan diselenggarakan dipenuhi dengan suasana yang penuh dengan kehangatan dan keceriaan. Ruangan itu dihiasi dengan indah, dengan rangkaian bunga segar yang menghiasi setiap sudut, menciptakan aroma harum yang memenuhi udara. Cahaya lembut dari lampu gantung kristal menciptakan kilauan yang menakjubkan di sekitar ruangan, memberikan sentuhan kemewahan yang menyelubungi suasana.

Di bagian depan ruangan, panggung dihiasi dengan sangat indah, dengan latar belakang bunga-bunga yang menawan dan hiasan kain berwarna putih yang mewah. Di atas panggung, meja penghulu ditempatkan dengan indah, siap untuk menyelenggarakan upacara pernikahan.

Tamunya yang hadir, keluarga, teman-teman, dan kerabat, berkumpul di sekitar ruangan dengan senyum dan tawa, menciptakan suasana yang hangat dan ramah. Mereka berbaur dengan indah, memenuhi ruangan dengan kegembiraan dan kebahagiaan.

Di sepanjang lorong, musik lembut mengalir, menciptakan latar belakang yang indah untuk acara tersebut. Tamu-tamu berjalan dengan anggun, mengobrol dan tertawa bersama, menikmati momen yang istimewa ini.

Sebelum akad nikah dimulai, Lavanya berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, Isha dan Madhava, di ruangan khusus di tempat pernikahan. Mereka duduk bersama, berbagi cerita dan tertawa, menciptakan momen yang penuh dengan kehangatan dan keceriaan.

Lavanya tersenyum bahagia saat dia melihat Isha dan Madhava, dua sahabat terbaiknya, berdiri di sampingnya. "Isha, Dhava, aku sangat senang kalian berdua ada di sini," ucapnya dengan suara yang penuh dengan emosi.

Isha tersenyum hangat, "Ahh, tentu saja, Lav. Kami akan selalu ada di sampingmu, terutama di hari yang spesial ini."

Madhava mengangguk setuju, "Kami berdua sangat bahagia untukmu, Lav. Kamu dan tuan pengacara itu terlihat luar biasa, dan kami berdua berharap agar kalian mendapatkan kebahagiaan. Jika dia membuatmu sakit hati bilang saja padaku, aku akan memelintir lehernya."

Destinies IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang