Happy Reading!
***
Setelah memasuki kamar hotel mereka, Lavanya dan Lakshan terdiam sejenak, terpesona oleh dekorasi kamar yang sangat romantis. Namun, suasana itu tiba-tiba menjadi lucu ketika Lavanya memejamkan matanya kesal, seakan lupa bahwa malam pertama pernikahan mereka telah tiba, dan dia belum merasa siap untuk itu.
Lakshan, yang menyadari kecanggungan Lavanya, mencoba mengatasi situasi dengan candaannya. "Ini tidak terlihat seperti kamar hotel pada umumnya, bukan?" ucapnya dengan senyum lebar.
Lavanya membuka mata dan memandang Lakshan dengan ekspresi campuran antara kesal dan lucu. "Tidak," sahutnya dengan nada menggoda, "Terlalu berlebihan, bagaimana jika lilin-lilin itu membakar kasur dan karpet."
Lakshan terkekeh, "Mungkin kita bisa mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas dekorasi yang berlebihan ini dan memberi mereka sertifikat 'Dekorator Terlalu Romantis'."
Lavanya tertawa, merasa sedikit lega dengan candaan Lakshan. "Tapi aku berpikir mereka melewatkan sedikit detail... seperti harus memberitahu kita sebelumnya tentang malam pertama."
Lakshan memalingkan pandangannya dan berpura-pura berbisik kepada dinding, "Maaf, kami harus membuat janji terlebih dahulu untuk melanjutkan ini."
Keduanya tertawa bersama-sama, merasa lebih ringan setelah melepas ketegangan.
Dengan tenaga yang sudah lelah, mereka mulai membersihkan kamar mereka, dan terpingkal-pingkal saat melihat berbagai dekorasi romantis di sekitar mereka.
***
Saat Lakshan menyusun rencana untuk memanggil petugas hotel besok pagi untuk membersihkan kelopak mawar yang berjatuhan di lantai, dan sambil membereskan lilin-lilin yang berada di sekitar kasur, dia meminta Lavanya untuk mandi terlebih dahulu.
Namun, perhatiannya teralih ketika Lavanya memanggilnya dengan suara cemas. "Lakshan, bisakah kau membantu aku mengambil piamaku dalam koper? Aku lupa membawanya tadi," pinta Lavanya dengan nada yang sedikit panik.
Lakshan mengangguk, lalu membuka koper Lavanya untuk mencari baju dalamnya. Namun, saat dia melihat isi koper tersebut, dia terdiam dan mematung sejenak, kaget dengan apa yang dia temui. Hanya ada gaun untuk pergi dan beberapa lingerie di dalamnya.
Lavanya, yang menyadari keheningan Lakshan, sontak ikut melihat isi kopernya dari kejauhan dan melihat apa yang membuatnya terdiam. Wajahnya langsung berubah kaget dan merah padam saat dia menyadari apa yang ada di dalam koper tersebut.
"Shit!" desis Lavanya sambil memejamkan matanya. Dia langsung membalikkan badan dan mendumel kepada ibunya, "Maaf itu bukan ulahku. Pasti ibu yang mengganti isi koperku! Aduh, bagaimana aku bisa lupa mengenai hal ini."
Lakshan, yang masih sedikit terkejut dengan temuannya, mencoba menenangkan Lavanya, "Tenang saja. Aku akan menemukan solusinya. Mungkin kita bisa meminjam pakaian dari hotel untuk malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destinies Intertwined
RomanceLavanya Balveer Daiva, seorang desainer fashion yang sukses namun memiliki sifat keras kepala dan arogan. Dia dijodohkan dengan Lakshan Janardana Bupendra, seorang pengacara sukses dan merupakan sahabat kakaknya, Kivandra Sangga Daiva. Keduanya sama...