Chapter 1

58 7 0
                                    

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di kamar dengan desain yang sangat elegan, Lavanya duduk di depan layar laptop dengan pandangan kosong. Rambut hitam kecoklatannya terurai indah di punggungnya, tetapi ekspresinya penuh dengan ketidakpuasan. Meskipun kamarnya dihiasi dengan karya-karya desainnya yang menakjubkan, entah kenapa hari ini dia merasa tidak puas.

"Kenapa Kak Kivandra harus membuat perjodohan ini?" gumam Lavanya sambil menyesap tehnya. Pikirannya melayang jauh, mengutuk keputusan kakaknya yang tiba-tiba.

Tanpa basa-basi, pintu kamar terbuka dan Erisha yang merupakan ibunya memasuki ruangan dengan senyum paksa di wajahnya. "Lavanya, sayang, kamu harus segera bersiap. Keluarga Bupendra akan segera datang untuk pertemuan pertamamu dengan Lakshan."

Lavanya menggeleng pelan. Pertemuan pertama dengan pria yang dipilihkan untuknya. Dia tidak pernah membayangkan akan menikah dengan seseorang yang tidak pernah dia pilih sendiri.

Tanpa kata-kata, Lavanya bangkit dari kursi dan mulai bersiap. Dia memilih gaun berwarna pastel yang anggun namun mencolok, mencerminkan kepribadiannya yang kuat dan tegas. Riasan wajahnya diperhalus dengan hati-hati, menambahkan sentuhan elegan pada penampilannya.

Tidak lama kemudian, suara ibunya kembali terdengar memanggilnya seiring dengan terdengarnya suara langkah kaki dari arah lorong. Lavanya merapikan gaunnya dan memperbaiki rambutnya, sebelum pintu ruang tamu terbuka, memperlihatkan seorang pria tampan berdiri di ambang pintu.

"Lavanya, perkenalkan ini Lakshan," kata ibunya dengan senyum yang terpaksa.

Lavanya menatap pria di depannya dengan ekspresi datar. Dia menyadari bahwa mereka berdua berada dalam situasi yang sama, terjebak dalam perjodohan yang tidak mereka inginkan.

Lakshan menyambut Lavanya dengan senyuman lembut. Tinggi dan tampan, pria itu memiliki kehadiran yang mengesankan. "Senang bertemu denganmu, Lavanya," katanya sopan.

Lavanya hanya mengangguk singkat sebagai tanggapan. Pertemuan pertama mereka dimulai dalam keheningan yang tegang, diwarnai oleh ketidaknyamanan dan ketidakpastian tentang masa depan mereka.

Di balik senyum sopan Lakshan, Lavanya bisa merasakan kekakuan yang sama yang dia rasakan. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya apakah ada yang bisa berubah dari situasi yang tampaknya tidak bisa dihindari ini.

Namun, di balik kekakuan dan ketegangan yang melingkupi pertemuan pertama mereka, ada gelombang emosi yang mengalir di bawah permukaan. Lavanya, dengan sikap keras kepala dan egoisnya, merasa terjebak dalam perjodohan ini, menganggapnya sebagai penghinaan terhadap otonomi dan kebebasannya.

Sementara itu, Lakshan, dengan senyumnya yang tenang dan sikap sopannya, menyembunyikan perasaannya yang dalam. Dia telah menyimpan perasaan cintanya pada Lavanya selama bertahun-tahun, tetapi dia sadar bahwa perasaannya tidak boleh mengganggu hubungan mereka yang baru terbentuk.

Saat makan malam berlangsung, percakapan di antara mereka terasa kaku dan tertahan. Lavanya mencoba untuk menjaga jarak, mempertahankan tembok emosionalnya, sedangkan Lakshan mencoba untuk memecah keheningan dengan pertanyaan-pertanyaan ringan.

Namun, di antara percakapan dan tawa kecil, ada kilatan kebingungan yang terpancar dari kedua pihak. Lavanya bertanya-tanya tentang pria yang ada di hadapannya, yang tampaknya begitu berbeda dari gambaran yang dibuatnya dalam pikirannya, sementara Lakshan merenungkan perasaannya yang terpendam, bertanya-tanya apakah dia akan pernah bisa mengungkapkannya pada Lavanya.

Pertemuan itu berakhir dengan salam sopan dan janji untuk bertemu lagi. Namun, di balik pintu tertutup, Lavanya dan Lakshan sama-sama menyimpan perasaan yang tidak terucapkan. Mereka berdua menyadari bahwa awal perjalanan mereka yang dipenuhi dengan ketegangan hanya mencerminkan permukaan dari apa yang akan datang.

Dalam keheningan malam yang mendekati, Lavanya merenung tentang nasibnya yang tidak terduga, sementara Lakshan memikirkan bagaimana cara terbaik untuk menaklukkan hati wanita yang dia cintai dengan diam-diam.


***

Hello there, gimana nih tanggepan kalian dari chapter pertama ini. Jujur agak pusing mikir plot cerita yang menarik  :((

Walaupun sudah banyak cerita seperti ini, aku harap kalian suka. Terima kasih telah baca!

Eitss, jangan lupa klik bintang dipojok kiri bawah ya!! ^^

Love, eilariazura

Destinies IntertwinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang